APDESI Bantul Prihatin Warga di Desa Anggap Remeh COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (APDESI) Kabupaten Bantul, mengimbau masyarakat untuk memakai masker saat di luar rumah. Imbauan ini berlaku bagi warga dalam kondisi sehat, menurut APDESI memakai masker dapat lebih meminimalkan tertular COVID-19.
"Tidak perlu masker bedah karena sulit didapat dan harganya mahal namun cukup masker dari kain yang bisa menutupi mulut dan hidung," ujar Ketua APDESI Kabupaten Bantul, Ani Widayati,
1. Warga tidak melakukan imbauan menjaga jarak
Ani Widayati mengatakan meski pemerintah telah mengampanyekan social distancing dan physical distancing, namun tidak dilaksanakan. Bahkan masih ditemui masyarakat dengan santainya berkerumun dan keluar rumah untuk keperluan tidak penting.
"Dengan keluar rumah, tidak melakukan physical distancing, maka potensi penularan COVID-19 akan semakin tinggi. Maka yang utama dilakukan adalah menjaga keselamatan diri sendiri yakni dengan menggunakan masker," katanya, Jumat (3/4).
Baca Juga: RSUD Bantul Rawat 12 Anak PDP, Terdapat Bayi Berusia 20 Hari
2. Warga masih anggap enteng COVID-19
Lurah Desa Sumbermulyo ini mengatakan, dirinya masih bertemu kerumunan warga di posko pintu masuk. Peringatan yang disampaikan tidak diindahkan, terlebih anak muda.
"Ya memang saat saya ingatkan untuk jaga jarak, namun kalau saya sudah jauh mereka berkerumun lagi," tuturnya.
Langkah lain selain physical distancing, adalah cuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir setelah bepergian atau usai menyentuh benda tertentu. Hal ini jug asulit diterapkan di masyarakat.
"Jadi sebagai aparatur pemerintahan yang langsung bersentuhan langsung di masyarakat, saya sangat prihatin karena masih menganggap enteng COVID-19 ini," terangnya.
3. Warga latah ikut-ikutan lockdwon
Keluhan juga disampaikan Ketua Paguyuban Dukuh (PANDU) Kabupaten Bantul, Sulistyo Admojo. Saat ini masyarakat latah dengan ikut melakukan lockdown. Padahal kata lockdown berrati menutup semua akses, sehingga masyarakat hanya tinggal di rumah saja.
"Warga latah, jadi ikut-ikutan.Namun sayangnya saat melakukan pemantauan mereka berkerumun dan tidak jaga jarak," katanya.
Baca Juga: APD Sulit Didapat, Tenaga Medis Sardjito Bikin Face Shield Sendiri