Antisipasi Penyakit Mulut dan Kuku, Bantul Bentuk Unit Reaksi Cepat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul merespon membentuk unit reaksi cepat (URC) untuk mengantisipasi merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyebar di Jawa Timur.
Walau belum ditemukan kasus di Bantul, diperlukan antisipasi dini untuk pencegahan. "Sejauh belum ada informasi penyakit muka dan mulut ini sudah masuk ke Yogyakarta termasuk Kabupaten Bantul," tuturnya.
1. Awasi lalu lintas ternak dari Jawa Timur menuju Bantul
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKP) Bantul, Joko Waluyo mengatakan lalu lintas ternak khususnya sapi yang didatangkan dari Jawa Timur ke wilayah Bantul terbilang cukup banyak. Apalagi saat ini jelang hari raya Idul Adha, dipastikan jumlah sapi, domba dan kambing akan melonjak.
"Keberadaan tim reaksi cepat ini untuk memantau lalu lintas ternak yang masuk dari wilayah Jawa Timur ke Bantul," ujarnya, Kamis (12/5/2022).
2. Ternak yang masuk Bantul harus mengantongi surat keterangan sehat
Pihaknya akan bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk memantau lalu lintas ternak dari Jawa Timur. Ternak harus mengantongi surat keterangan kesehatan.
"Jika tidak mengantongi surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal ternak, kita minta pedagang untuk melengkapinya terlebih dahulu," ucapnya.
Selain mendatangkan sapi dari wilayah Jawa Timur, Bantul juga kebanjiran ratusan domba yang akan dipotong untuk dijadikan kuliner sate klatak.
"Penyakit muka dan mulut itu menyerang sapi, kambing, domba hingga babi. Penyebabnya sendiri karena virus namun tidak akan menular ke manusia meski mengonsumsi dagingnya," ujarnya.
Baca Juga: 5 Tips Kembalikan Pola Makan Usai Lebaran, Kembali Bugar!
Baca Juga: Warga Tak Pilah Sampah, Pemkab Sleman Siap Beri Sanksi
3. Penyakit muka dan mulut sangat merugikan peternak
Penyakit muka dan mulut, ujar Joko sangat merugikan peternak karena bobot binatang akan turun drastis sebab tidak ada nafsu makan hingga kematian.
Penularan penyakit ini dapat berasal melalui melalui cairan dari ternak dan pakan binatang.
"Prinsipnya penanganannya hampir sama dengan penyakit antraks mulai dari penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik dan penguatan imun serta pemberian vaksin," ucapnya.
"Kandang ternak juga harus disemprot disinfektan termasuk juga pasar hewan harus sering dilakukan sterilisasi," pungkas Joko