Antisipasi La Nina Pemkab Bantul Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana

Status siaga darurat bencana 7 Oktober hingga Februari 2021

Bantul, IDN Times - ‎Pemda Kabupaten Bantul menetapkan status siaga darurat bencana  hidrometeorologi.

Pjs Bupati Bantul, Budi Wibowo mengatakan penetapan status siaga darurat bencana dengan pertimbangan Bantul merupakan wilayah rawan bencana La Nina.

 

 

1. Status Siaga Darurat Bencana berlangsung dari 7 Oktober hingga 28 Februari 2021‎

Antisipasi La Nina Pemkab Bantul Tetapkan Status Siaga Darurat BencanaPjs Bupati Bantul, Budi Wibowo bagikan masker kepada pedagang di pasar Pundong, Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera menyusun program dan kegiatan siaga darurat bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang.

"Status siaga darurat bencana berlaku mulai tanggal 7 Oktober 2020 hingga 28 Februari 2021," katanya, Rabu (21/10/2020).

Baca Juga: Pakar Studi Bencana UGM Minta Warga Waspadai Munculnya La Nina  

2. BPBD bentuk 20 pos pemantauan banjir, tanah longsor dan angin kencang‎

Antisipasi La Nina Pemkab Bantul Tetapkan Status Siaga Darurat BencanaKepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul,Dwi Daryanto. IDN Times/Daruwaskita

Kepala Pelaksana BPDB Bantul, Dwi Daryanto mengatakan langkah antisipatif  dampak La Nina sudah dilakukan dengan pemerintah desa serta OPD teknis.

"Kita membentuk 20 pos pemantau di lokasi yang paling rawan banjir, tanah longsor dan angin kencang seperti di Kecamatan Piyungan, Dlingo, Pleret, Pondung, Imogiri dan Kasihan," katanya.

Tiap pos pantau diminta menyiapkan tempat pengungsian sementara jika terjadi bencana. BPBD ingin pengalaman tahun 2017 yang lalu terulang, yakni ketika bencana terjadi baru menyiapkan pengungsian.

"Saat sebelum terjadi bencana sudah harus disiapkan pos-pos untuk pengungsian," katanya.‎

3. Bantul daerah paling hilir dan berpotensi terkena bencana paling parah

Antisipasi La Nina Pemkab Bantul Tetapkan Status Siaga Darurat BencanaPotensi La Nina di Indonesia ( ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) Mlati, (BMKG) Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan fenomena La Nina di Indonesia sudah berlangsung sejak dua bulan yang lalu dan saat ini mulai memasuki status moderat atau sedang.

"Bantul yang berada pada daerah hilir dengan curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan bencana hidrometeorologi yang cukup signifikan," ujar Reni.

Menurut Reni, pantauan BMKG suhu laut di seputar ekuator saat ini telah menunjukkan minus 1,2 yang artinya La Nina dengan status moderat bisa berpotensi lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 silam.

"Dampak La Lina di Bantul tahun 2017 sangat parah dibarengi dengan Badai Cempaka yang menyebabkan hujan ekstrem tercurah 200 milimeter dalam sehari. Harapan kita fenomena La Nina tahun ini tidak dibarengi badai tropis yang dekat dengan daratan pantai selatan sehingga dampaknya tidak signifikan," terangnya.

Baca Juga: BMKG Imbau Warga Sleman Waspada Musim Hujan dan La-Nina

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya