Ada Menu Takjil Enak di Masjid Sabilurrosya'ad Bantul

Setiap hari menyiapkan hingga 500 porsi‎

Bantul, IDN Times - Di setiap bulan ramadan, masjid selalu mempunyai sebuah tradisi untuk menyambutnya. 

Seperti tradisi yang dilakukan Masjid Sabilurrosya'ad di Dusun Kauman, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. Setiap hari selalu menyiapkan menu takjil buka puasa dengan bubur sayur lodeh.

Baca Juga: Sejarah Kampung Kauman, Tempat Lahirnya  Muhammadiyah

1. Bubur sebagai media penyebaran agama Islam

Ada Menu Takjil Enak di Masjid Sabilurrosya'ad BantulIDN Times/Daruwaskita

Takmir Masjid Sabilurrosya'ad, Nur Jauzak mengatakan menu bubur sayur lodeh adalah bubur yang terbuat dari nasi kemudian disiram kuah sayur lodeh dengan rasa sedikit pedas. Menu ini diyakini telah berlangsung turun temurun. 

Ketika ditanya kapan tradisi ini dimulai, Nur Jauzak mengaku tidak mengetahuinya namun sejak kecil menu itu telah ada.

"Asal muasal menu bubur sayur lodeh itu merupakan media dakwah penyebaran agama Islam di Dusun Kauman. Kemungkinan tradisi berbuka ini mulai ada sejak Panembahan Bodho (Raden Trenggono) yang datang Dusun Kauman menyebarkan agama islam," terang Nur. 

2. Bubur bermakna ajaran Islam dilakukan dengan cara halus

Ada Menu Takjil Enak di Masjid Sabilurrosya'ad BantulIDN Times/Daruwaskita

Menurut sejarah dipilihnya bubur sayur lodeh sebagai menu berbuka puasa memiliki banyak makna, antara lain sebagai mengingat kata bubur berasal dari kata bibiran yang berarti kebagusan.

"Filosofi bubur itu kan halus jadi dengan cara yang halus agama Islam bisa diterima masyarakat tanpa jalan kekerasan."

Selain itu bubur dipilih karena orang Jawa kesulitan makan sehingga dengan nasi satu kilogram saja bisa dibuat menjadi makanan dalam jumlah cukup banyak, sehingga semua akan mendapatkan jatah makan.

3. Warga mulai memasak pukul 13.00 WIB‎

Ada Menu Takjil Enak di Masjid Sabilurrosya'ad BantulIDN Times/Daruwaskita

Warga mulai melakukan rutinitas memasak biasanya dimulai sekitar pukul 13.00. Setiap harinya mereka mereka menyiapkan 400 hingga 500 porsi.

"Khusus hari Jumat jumlah warga yang datang ke masjid akan bertambah banyak sehingga juga butuh banyak bahan untuk memasak bubur dan sayur lodehnya," ujar Nur Jauzak. 

Baca Juga: Mengungkap Kisah Masjid Agung Kotagede, Jadi yang Tertua di Yogyakarta

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya