7 Parpol di Sleman Akan Berkoalisi, Ini Respons Balon Bupati PDIP
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Tujug partai politik di Kabupaten Sleman dikabarkan bakal berkoalisi untuk mengusung bakal calon bupati dan wakil bupati dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 di Sleman tanpa melibatkan PDI Perjuangan. Wacana ini pun menuai respons dari balon bupati dari PDI Perjuangan Supriyanto.
Baca Juga: Mumtaz Rais Mau jadi Sleman 02, Asal yang Mengajak PDI-P
1. Koalisi bagian dari demokrasi dan dinamika politik
Antok Gajah, panggilan akrab Supriyanto menilai koalisi 7 partai politik dalam Pilkada Sleman adalah sesuatu yang wajar dan positif. Tentunya setiap partai ingin kadernya menjadi pemimpin di Sleman.
"Bagi saya itu yang wajar dalam dinamika politik menjelang pilkada. Ya itulah partai politik, pasti ada manuverlah," katanya saat dihubungi IDN Times, Minggu (29/12).
2. Belum tentu koalisi akan terus solid
Menurut Antok, sebelum partai politik atau koalisi partai politik mendaftarkan pasangan calon bupati dan wakil bupati Sleman ke KPU Sleman, semuanya bisa berubah. Sebab, dipastikan semua parpol juga akan saling menjajaki peluang mengusung balon bupati dan wakil bupati.
"Justru itu sangat bagus bagi dinamika politik yang ada di Kabupaten Sleman jelang pilkada. Tentunya masyarakat Sleman sudah cerdas dalam menyikapi manuver parpol jelang pilkada," ungkapnya.
3. Akan tetap berkomunikasi dengan parpol lain, tokoh masyarakat, tokoh agama, budayawan hingga mahasiswa
PDIP memiliki 15 kursi di Kabupaten Sleman. Hal ini membuatnya bisa mengusung paslon sendiri. Kendati begitu, Antok mengaku tetap menjalin komunikasi dengan partai lain, tokoh masyarakat, maupun tokoh agama. Sebab, dalam pilkada bukan hanya sosok yang menentukan kemenangan, tetapi sentimen lain juga menjadi faktor penentu kemenangan.
"Kita memahami bagaimana perkembangan politik yang ada di Kabupaten Sleman,"ujarnya.
Dalam melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, Antok mengatakan dirinya tidak melangkahi pengurus struktural. Baginya, ini adalah bagian dari komunikasi politik untuk memahami berbagai persoalan di masyarakat. Dengan begitu, ia bisa menilai siapa yang cocok dijadikan pasangan, sesuai dengan visi misi dan tidak hanya berdasarkan asumsi subjektif semata.
"Setelah semua sudah diketahui, pasangan yang cocok dan parpol koalisi yang bisa membawa kemenangan berdasarkan data empiris maka tugas partai untuk memutuskannya," ungkapnya.
"Saya sebagai kader partai akan tunduk pada putusan DPP PDI Perjuangan terkait nama kandidat yang nantinya akan menjadi calon bupati Sleman," ujarnya.
Baca Juga: Mumtaz Rais Pede Dirinya yang Paling Populer di Sleman 2020