TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Muhammadiyah-Pemerintah Diprediksi Rayakan Lebaran Bersamaan

Muhammadiyah dorong adopsi Kalender Hijriah Global Tunggal

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo).

Intinya Sih...

  • Muhammadiyah memprediksi Idul Fitri 2024 akan bersamaan dengan pemerintah.
  • Kesamaan ini diharapkan tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat, Muhammadiyah terus mengampanyekan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
  • Haedar menegaskan pentingnya sikap saling menghormati perbedaan dan meningkatkan kesalehan umat Muslim selama bulan Ramadan.

Yogyakarta, IDN Times - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, memprediksi hari raya Idul Fitri 2024 atau 1 Syawal 1445 Hijriah antara Muhammadiyah dan pemerintah akan berlangsung bersamaan.

"Insya Allah Muhammadiyah akan ber-Idul Fitri pada 10 April 2024 dan tampaknya Idul Fitri akan sama antara pemerintah dan Muhammadiyah," ucapnya di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu (6/4/2024) dilansir ANTARA.

1. Berharap tak timbulkan kebingungan

ilustrasi salat Idul Fitri (pexels.com/Didno Didno)

Haedar berharap kesamaan ini tidak menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat, mengingat adanya perbedaan awal Ramadan antara Muhammadiyah dan pemerintah pada tahun ini. "Ramadhan-nya beda tapi Idul Fitri-nya sama karena ada perbedaan cara penetapan," ujarnya.

Haedar meyakini bahwa masyarakat dapat menjaga toleransi meskipun terdapat perbedaan tersebut. "Sama maupun berbeda insya Allah kita sudah masuk pada fase saling memahami dan toleransi," imbuh Haedar.

2. Kampanyekan Kalender Hijriah Global Tunggal

ilustrasi hari raya idul fitri (pexels.com/Timur Weber)

Untuk mengakhiri masalah perbedaan tersebut, Muhammadiyah terus berupaya mengampanyekan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Konsep ini diharapkan dapat diadopsi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga oleh umat Islam di seluruh dunia agar perbedaan semacam ini tidak terjadi lagi di masa mendatang.

"Sehingga nanti satu tanggal baru itu berlaku untuk di semua negara. Seperti kalender masehi yang tidak ada perbedaan," ucap Haedar.

Haedar menegaskan bahwa jika umat Islam masih menggunakan kalender berdasarkan negara masing-masing, maka perbedaan dalam menentukan waktu-waktu penting umat Islam akan terus terjadi. Oleh karena itu, Muhammadiyah mengusulkan adopsi KHGT untuk mengatasi masalah ini.

Baca Juga: Kicak, Primadona Pasar Ramadan Kauman Diburu dan Ditunggu

Berita Terkini Lainnya