TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Saksikan Indonesia Kita ke-41, Ganjar: Kritik Sosial dari Seniman

Ajak nikmati untuk merasakan rasanya masyarakat

Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Yogyakarta, IDN Times - Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD hadir menyaksikan Pementasan Indonesia Kita ke-41 bertajuk 'Musuh Bebuyutan' di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (24/1/2024) malam. Ganjar menilai pementasan ini memberikan catatan dan kritik sosial.

"Inilah ekspresi para seniman memberikan catatan, kritik sosial, kalau yang mendengarkan jangan baper. Nikmati saja, untuk kita merasakan rasanya masyarakat," ujar Ganjar.

1. Tegaskan sebagai pertunjukan seni

Indonesia Kita ke-41 'Musuh Bebuyutan' di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (24/1/2024) malam. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Pementasan Indonesia Kita ke-41 'Musuh Bebuyutan' ini disutradari dan ditulis oleh Agus Noor. Selain Butet Kartaredjasa yang tampil di atas panggung, pementasan ini juga dimeriahkan sejumlah aktor dan aktris seperti Inaya Wahid, Oppie Andaresta, Cak Lontong, Akbar, Susilo Nugroho, Marwoto, dan masih banyak lagi.

Butet yang juga pendiri Indonesia Kita juga sempat menyapa dan mengucapkan terima kasih secara khusus setelah tampil di atas panggung, kepada Ganjar dan Mahfud, selain itu juga Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saiffudin dan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid yang sudah hadir, serta kepada seluruh penonton.

"Terima kasih semua kawan-kawan yang telah bersama kami melakukan ibadah kebudayaan. Kawan Bawaslu, ini bukan kampanye, ini pertunjukan seni. Pesan dari atas panggung tetap sama, jangan pernah kapok jadi Indonesia," ujar Butet saat menutup penampilan.

2. Angkat cerita soal demokrasi

Indonesia Kita ke-41 'Musuh Bebuyutan' di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (24/1/2024) malam. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

'Musuh Bebuyutan' mengisahkan hubungan seorang pemuda dan seorang perempuan yang bertetangga dan berteman baik. Namun sebuah peristiwa menjadikan keduanya berseteru dan berbeda pilihan politik. Permusuhan keduanya merembet ke mana-mana, membuat situasi kampung menjadi penuh kasak-kusuk. 

Masyarakat menjadi terbelah sikap, ada yang mendukung si pemuda, dan ada juga yang mendukung si perempuan. Ketegangan makin menjadi ketika keduanya sama-sama maju untuk memperebutkan kursi anggota dewan.

Musuh Bebuyutan menampilkan setting kehidupan di sebuah perkampungan yang menggambarkan perseteruan-perseteruan di tingkat tapak yang diakibatkan oleh sebuah proses demokrasi.

Baca Juga: Presiden Boleh Berkampanye, Mahfud MD: Silakan Saja

Berita Terkini Lainnya