TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Matjan Gelar Pameran di Jogja, Mengkritisi Bali Melalui Perupa  

Melihat Bali dengan sudut pandang berbeda

Dokumentasi pameran Matjan sebelumnya. (Dok. Istimewa)

Sleman, IDN Times - Matjan menggelar pameran di LIBSTUD di Jalan Pamungkas Nomor A18, Koplak, Umbulmartani, Ngemplak, pada Sabtu (15/7/2023) - Senin (17/7/2023). Berbagai hal seputar Bali diangkat dalam pameran ini.

Matjan merupakan gagasan kolektif dari sejumlah orang di tanah Dewata sebagai salah satu saluran kreativitas bagi seniman-seniman yang karyanya layak dikenal oleh publik. Program 'Matjan ke Seberang' yang pertama ini membawa dua seniman rupa Bali Ardee & Sumarjaya Gede. Selain Jogja, kota yang akan disambangi adalah Jakarta dan Malang.

1. Melihat Bali dengan sudut pandang berbeda

Salah satu karya Matjan. (Dok. Istimewa)

Mata Matjan yang tajam ingin membawa setiap orang melihat tanah kelahirannya dengan perspektif yang berbeda yang tidak didapatkan dari brosur-brosur dan konten media sosial yang menggagungkan Bali sebagai destinasi pariwisata impian. Maka tersebutlah nama program tur seni rupa ini 'Lihatlah: Bali'.

Ardee dan Sumarjaya Gede berusaha memvisualkan retaknya imaji ke-Bali-an yang selama ini dianggap utuh dan ajeg tanpa persoalan. "Tidak melulu dalam kerangka wacana yang luas, karya-karya mereka juga akan menghadirkan keseharian yang lebih memanusiakan Bali dan persoalan-persoalan di dalamnya," ujar PIC Pameran, Antolele, Jumat (14/7/2023).

Baca Juga: Sejarah Stasiun Lempuyangan, Stasiun Kereta Tertua di Jogja

2. Karya kritis yang memanusiakan Bali

Salah satu karya Matjan. (Dok. Istimewa)

Persoalan alih fungsi lahan menjadi properti komersial nan cantik, persoalan banjir yang menjadi salah satu konsekuensi dari alih fungsi lahan. Tidak terkecuali persoalan sampah yang dihasilkan dari turisme massal, dan gesekan-gesekan lain antar manusia, atau antara manusia dengan alam.

Meski kritis, menurut I Dewa Nyoman Ketha Sudhiatmika inisiator Matjan, memgatakan  karya-karya mereka jauh dari usaha menjatuhkan Bali sebagai sebuah destinasi wisata populer. 

"Ini hampir tidak mungkin melakukan hal tersebut secara skala wacana dan sumber daya. Maka memanusiakan Bali adalah tujuan yang dirasa lebih tepat," ujar I Dewa Nyoman.

Baca Juga: Sejarah 7 Kampung di Kalurahan Ngampilan Jogja, Ada Kampung Algojo

Berita Terkini Lainnya