TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Maggot di Mendungan Jogja, Ubah Sampah Organik Jadi Bernilai

Memberi nilai tambah kepada warga

Rumah maggot, di Kampung Mendungan, Giwangan, Umbulharjo. (Dok. Istimewa)

Yogyakarta, IDN Times - Upaya pengelolaan sampah organik maupun anorganik dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya di rumah maggot di Kampung Mendungan, Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Di Kelompok Tani Pelangi yang berada di RW 11 Mendungan, sampah organik dikelola untuk menjadi makanan maggot. Maggot yang dibudidayakan itu pun memberi nilai tambah kepada warga.

1. Pengelolaan sampah dengan maggot

Ilustrasi Maggot yang sedang dibudidayakan. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ketua Kelompok Tani Pelangi Mendungan Giwangan, Budi Santosa, mengatakan kelompok taninya selain fokus pada pertanian, juga fokus pada pengelolaan sampah rumah tangga. "Di sini juga ada bank sampahnya, jadi sampah organik dari warga sekitar kita buat pupuk, dan pupuk itu juga untuk sayuran yang kita tanam," kata Budi, Kamis (27/7/2023).

Sampah organik tersebut, juga dijadikan makanan untuk maggot. Dijelaskannya, dalam proses budidaya, pihaknya lebih dulu menampung sampah organik warga. Kemudian sampah tersebut harus dicacah, serta dihaluskan, agar mudah diserap oleh maggot yang sudah ditempatkan di ruang khusus.

Baca Juga: Guru Besar UGM: Perlu Mindset Tidak Ada Sampah, Semua Bisa Diolah

2. Maggot banyak memberikan nilai tambah

ilustrasi maggot bsf (unsplash.com/Robert Gunnarsson)

Budi mengungkapkan hasil dari pengelolaan sampah dengan metode bio konversi menggunakan maggot tersebut juga memberikan banyak nilai tambah. "Maggot mampu memakan dan mengurai sampah organik. Maggot pun bisa dijual untuk pakan burung atau ikan, bahkan bangkai lalat yang menghasilkan telur maggot pun bisa dijual untuk pakan burung," ungkapnya.

Budi berharap, pengelolaan sampah dengan metode maggot tersebut semakin berkembang sehingga tidak hanya mengolah sampah dapur dari RW 11 Mendungan saja, namun seluruh sampah warga se-Kemantren Umbulharjo.

“Harapannya, bisa zero waste sampah organik sehingga bisa mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan. Untuk sampah anorganik kita juga membuat berbagai cendera mata,” katanya.

Baca Juga: Mengenal Sampah Residu, Paling Sulit Didaur Ulang 

Berita Terkini Lainnya