Program Beasiswa Teknologi, Atasi Kesenjangan Talenta Digital

Millennial dan Gen Z wajib ikutan, nih!

Yogyakarta, IDN Times - Setahun yang lalu, saat menginisiasi Akselerasi Transformasi Digital Nasional, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan kurang lebih 9 juta talenta digital untuk 15 tahun ke depan.

"Ini perlu betul-betul sebuah persiapan untuk kurang lebih 600 ribu orang per tahun, sehingga kita bisa membangun sebuah ekosistem yang baik bagi tumbuhnya talenta-talenta digital kita," ujar Presiden Jokowi pada 2021 lalu, seperti yang diarsip oleh situs resmi Kominfo.

Tahun ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan Program Digital Talent Scholarship (DTS) dan Digital Leadership Academy (DLA) untuk menyiapkan talenta dan pemimpin digital. Lewat dua program itu, pemerintah berharap mencetak talenta digital nasional agar mempercepat Indonesia menjadi bangsa digital.

Baca Juga: Digelar di Yogyakarta, Apa itu DEWG G20?

1. Ada kesenjangan antara peluang kerja dan talenta di bidang teknologi

Program Beasiswa Teknologi, Atasi Kesenjangan Talenta DigitalAcara peluncuran The National Digital Talent Program di Hotel Marriot Yogyakarta, Selasa (17/05/2022). (Dok. Biro Humas Kementerian Kominfo)

Dalam acara Grand Launching The National Digital Program di Yogyakarta, Selasa (17/5/2022), Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, menyatakan di tengah laju peningkatan kebutuhan talenta digital yang signifikan, terdapat kesenjangan talenta digital dan peluang kerja. Dia mencontohkan di kawasan Asia Pasifik, lebih dari 50 persen CEO menemui kesulitan untuk merekrut talenta digital dengan keterampilan yang tepat. 

Jika hal ini dibiarkan berlanjut, diproyeksikan pada tahun 2030 akan terjadi kekurangan 47 juta talenta digital di kawasan tersebut.

"Di level nasional, tercatat setidaknya 50 persen dari tenaga kerja kita baru memiliki keterampilan digital tingkat dasar dan menengah. Sedangkan mereka dengan keterampilan digital tingkat lanjutan merepresentasikan kurang dari 1 persen dari angkatan kerja kita,” jelasnya.

2. Digital Talent Scholarship merangkul perusahaan teknologi ternama

Program Beasiswa Teknologi, Atasi Kesenjangan Talenta DigitalMenteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate usai peluncuran Digital Talent Program di Yogyakarta, Selasa (17/05/2022). (IDN Times/Yogie Fadila)

Demi mengurangi kesenjangan tersebut, pemerintah Indonesia menyiapkan program Digital Talent Scholarship (DTS) dan Digital Leadership Academy (DLA) sebagai langkah untuk mempercepat pengembangan talenta digital nasional.

Digital Talent Scholarship akan memberikan pelatihan digital teknis bagi 200 ribu peserta dengan tema terkait keamanan siber, kecerdasan buatan, mahadata (big data-red), komputasi awan dan pemrograman.

Pelatihan dibagi ke dalam tujuh akademi yang meliputi Vocational School Graduate Academy, Government Transformation Academy, Digital Entrepreneurship Academy, Professional Academy, Tematic Academy, Fresh Graduate Academy, dan Talent Scouting Academy.

Dalam pelaksanaannya, program DTS bekerja sama dengan perguruan tinggi di ternama di Indonesia serta perusahaan teknologi lokal dan global seperti Alibaba, AWS, Cisco, Google, Red Hat, Oracle, Microsoft, Mastercard, EC-Council, Huawei, Progate, Skilvul, DQLab, MyEduSolve, Dicoding, Rakamin, Teknoblox, Hellomotion, Binar Academy, Hacktiv8, Agate, Indobot, Tempo, Gojek, Tokopedia, dan Techready Community.

Lebih lanjut, Program DTS 2022 telah menerima sebanyak 73 ribu pendaftar dari total 200 ribu target peserta. Program pengembangan talenta digital nasional ini dibuka untuk seluruh masyarakat Indonesia.

“Saya diinformasikan per hari ini (Selasa) sudah terdaftar 73 ribu peserta, masih tersisa 120 ribu lebih peserta. Program ini mencakup seluruh pelosok tanah air di 34 provinsi, 514 kabupaten dan kota, siapa saja bisa mendaftar,” papar Johnny.

3. Digital Leadership Academy membuka kesempatan belajar dengan kampus top dunia

Program Beasiswa Teknologi, Atasi Kesenjangan Talenta DigitalKepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo Hary Budiarto usai peluncuran Digital Talent Program di Yogyakarta, Selasa (17/05/2022). (IDN Times/Yogie Fadila)

Sementara itu, melalui program Digital Leadership Academy (DLA), Kementerian Kominfo akan memberikan pelatihan digital tingkat lanjut bagi 550 pimpinan sektor publik dan swasta yang bekerja sama dengan delapan Universitas top dunia.

Menteri Johnny menyebut nama-nama kampus terkenal, seperti Harvard Kennedy School, Oxford University, National University of Singapore, Tsinghua University, Cornell University, Imperial College London, Massachusetts Institute of Technology, University of Cambridge.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo, Hary Budiarto, menyatakan terdapat syarat dan ketentuan teknis ketika masyarakat ingin mendaftarkan diri.

“Ketika mereka mendaftar terus mendapatkan akun kemudian melengkapi seleksi administrasi seperti KTP, ijazah dan sebagainya. Setelah itu, ada tes substansi bagi mereka yang masuk,” jelasnya.

Tes substansi yang dimaksud, salah satu contohnya, tes kemampuan dalam bidang pemrograman. Peserta yang mampu melawati tes ini akan mengikuti pelatihan DTA. Tidak sampai di situ, peserta akan dites lagi untuk mendapatkan sertifikat kelulusan DTA. Selanjutnya, mereka kita minta untuk mengajukan sertifikasi baik internasional maupun nasional.

Buat kamu yang berminat ikutan program-program ini, segera daftar di digitalent.kominfo.go.id

Baca Juga: DEWG G20: Momentum Tentukan Arah Ekonomi Digital Dunia 

Topik:

  • Yogie Fadila
  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya