Menteri Bahlil Akui Subsidi BBM Masih Luput Sasaran

Menteri Bahlil menyebut mobilnya masih tenggak Pertalite

Sleman, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tak memungkiri subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini diberikan pemerintah belum tepat sasaran. Dia menyebut penerima manfaat subsidi pemerintah justru bukanlah masyarakat yang layak mendapatkannya.

1. Anggaran subsidi BBM seperempat APBN

Menteri Bahlil Akui Subsidi BBM Masih Luput SasaranMenteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Bahlil mengatakan, anggaran yang dibutuhkan untuk subsidi BBM mencapai Rp500 triliun sampai dengan Rp600 triliun di tahun ini. Besarannya mencapai tersebut mencapai 25 persen dari APBN.

"Yang tidak bisa kita hindari adalah BBM. Bapak ibu tahu semua subsidi BBM sekarang bisa Rp500 sampai Rp600 triliun di tahun 2022. Total pendapatan APBN kita Rp2.350 triliun," kata Bahlil di Universitas Gadjah Mada (UGM, Sleman, DIY, Selasa (23/8).

Baca Juga: Menteri Bahlil Buru Jasa Pengurusan NIB di Marketplace

2. Mobil mewah tenggak subsidi

Menteri Bahlil Akui Subsidi BBM Masih Luput SasaranIlustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Sementara, lanjut dia, para penerima manfaat subsidi pemerintah justru bukanlah masyarakat yang layak mendapatkan subsidi.

"Subsidi ini banyak yang tidak tepat sasaran. Mobil saya yang di atas 1.500 cc masa harus pakai subsidi yang sebenarnya itu lah hak rakyat kecil, menurut saya itu tidak adil," kata dia.

3. Evaluasi kebijakan subsidi

Menteri Bahlil Akui Subsidi BBM Masih Luput SasaranIlustrasi mengisi BBM. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Menimbang hal ini, Bahlil berujar, pemerintah akan mengevaluasi kebijakan subsidi BBM ini agar benar-benar dirasakan oleh mereka yang berhak.

"Kalau kita pertahankan subsidi Rp500 sampai Rp600 triliun, APBN kita ubah. Jadi mungkin kita akan bertahap untuk memikirkan agar subsidi ini tetap bertahan tetapi nilai nominalnya menyesuaikan kemampuan uang negara," ungkap Bahlil.

Pemerintah sendiri telah mengungkapkan wacana membatasi mobil dengan spesifikasi 1.500 cc dan motor 250 cc ke atas menggunakan BBM subsidi jenis Pertalite mulai bulan depan.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan pembatasan pengguna Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) yakni Pertalite ditetapkan khusus untuk beberapa kategori.

Kategori itu meliputi, roda empat pelat hitam dengan spesifikasi mesin 1.500 cc dan roda dua 250 cc ke bawah.

Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan jika pembelian BBM tak dibatasi, maka kuota subsidi yang sudah ditetapkan bakal habis sebelum akhir 2022.

Apalagi, sejak harga Pertamax melesat, tren penggunaan BBM subsidi melonjak karena banyak masyarakat yang beralih ke Pertalite.

Baca Juga: Petani Lahan Pasir Bantul Was-Was jika Harga BBM Dinaikkan 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya