Ahli Wanti-wanti Dampak Bisnis Tambang NU bagi Transisi Energi
Intinya Sih...
- Peneliti UGM mewanti-wanti dampak negatif bisnis tambang NU pada transisi energi Indonesia.
- Tambang batubara dapat menghambat transisi energi dan merusak lingkungan serta hutan.
- Konsesi tambang dari pemerintah memungkinkan NU untuk mendirikan bisnis tambang sendiri, yang dapat menghambat transisi energi.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Peneliti Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Ahmad Rahma Wardhana, mewanti-wanti dampak negatif bisnis tambang NU pada keberlangsungan transisi energi di Indonesia. Ahmad memperkirakan konsesi tambang yang diberikan pemerintah kepada ormas keagamaan, termasuk NU bukanlah langkah bijak karena hanya akan menghambat transisi energi di masa mendatang.
"Saya ingin sampaikan kenapa kok kita, NU harus menolak tambang, tidak masuk ke dunia tambang," kata Ahmad dalam sesi konferensi pers daring bersama warga NU alumni UGM penolak konsesi tambang untuk ormas, Minggu (9/6/2024) malam.
1. Negara-negara di dunia berupaya lepas ketergantungan dari batubara
Ahmad menjelaskan, penambangan batubara secara terbuka punya dampak merusak lingkungan dan hutan. Demikian pula pembangkit listrik batubara yang imbasnya terhadap lingkungan tak kalah terasa. Secara bertahap, Indonesia tengah beupaya melepaskan ketergantungan dari batubara ini.
"Lalu kenapa kok ketika NU masuk tambang batubara bisa menghambat transisi energi, jawabannya sederhana. Pertama, transisi energi itu sudah menjadi agenda dunia bahkan Indonesia. Jelang G-20 Indonesia itu sangat gencar mengampanyekan transisi energi sedemikian rupa sehingga dapat hibah internasional sekian ratus juta USD atau ratusan triliun (Rupiah) untuk menutup beberapa pembangkit listrik batubara," jelas Ahmad.
Langkah positif pemerintah diikuti kalangan pengusaha. Sudah ada korporasi yang melakukan diversifikasi usaha, sehingga tak hanya bertumpu pada batubara semata. Begitu pula adanya wacana penutupan pembangkit listrik tenaga batubara.
2. Pengaruh dan bisnis tambang NU
Akan tetapi, dengan adanya konsesi tambang dari pemerintah maka memungkinkan bagi NU untuk mendirikan bisnis tambangnya sendiri. Masuknya NU ke dalam sektor ini, dianggap Ahmad bisa berdampak buruk pada tren transisi energi saat ini.
"Ketika NU masuk, itu mereka akan ragu melanjutkan transisi. Kenapa, NU itu dikenal sebagai lembaga yang pengaruh sosial politik yang besar, NU punya image lembaga yang menentukan halal haram atau makruhnya sesuatu. Para pengusaha tambang batubara, dan pembangkit listrik batubara jadi ragu. Lha wong NU saja masuk ke batubara, kenapa saya harus pergi," katanya.
Langkah NU terjun ke sektor ini, maka lahir pandangan bahwa NU bukan sekadar menghalalkan, namun juga menganjurkan karena ikut terlibat langsung di dalamnya.
"Sehingga kalau ini dilanjutkan oleh PBNU agenda transisi energi di Indonesia bisa batal, bisa batal. Karena kemudian alasannya sederhana, NU saja menganjurkan wong dia ikut-ikutan kok, ngapain kita pergi dari batubara, NU bukan hanya menghalalkan, menganjurkan, tapi memberi contoh, dengan turut serta dalam pertambangan batubara," tegasnya.
Baca Juga: Pengamat UGM: Pemberian WIUPK Berpotensi Menjerembapkan Ormas Agama
3. Khawatir perusakan lingkungan atasnamakan kemaslahatan umat
Ahmad pun khawatir jika kondisi ini terus berlarut-larut hingga dampak perubahan iklim makin terasa, upaya penutupan pembangkit listrik juga semakin sulit dilakukan dan terus berjalan dengan mengatasnamakan kemaslahatan umat.
"Saya beli batubara dari tambangnya NU, kalau saya tutup pembangkit listrik saya, berarti saya nanti merusak kemahaslatan umat, karena berarti saya menghentikan usahanya NU. Ini lebih bahaya lagi ke depan," ungkapnya.
Sampai pada titik di mana negara harus benar-benar beralih ke energi bersih, muncul pertanyaan Ahmad untuk NU ketika mereka nantinya sudah terlanjur bergantung pada bisnis tambang batubara.
"Pertanyaannya adalah apakah NU berani balik badan untuk pergi dari batubara? Atau sebaliknya, karena ini adalah penghasilan kami, kami nggak mau pergi dari batubara, buat bahtsul masail menghalalkan penambangan batubara, naudzubillah min dzalik. Dan kalau itu terjadi berarti NU turut serta berkontribusi dalam bencana perubahan iklim yang menyeluruh," ujarnya.