RI Tetap Terima Turis Tiongkok Saat Virus Corona Mewabah, Kenapa?

Pemerintah percayakan sistem scanning di bandara

Jakarta, IDN Times - Di tengah virus corona tengah merebak dan telah merenggut nyawa 81 korban di Tiongkok, Pemerintah Indonesia tetap menerima turis asal Negeri Tirai Bambu itu bila berkunjung ke Tanah Air. Kebijakan ini sempat membuat publik bertanya-tanya lantaran mereka khawatir turis asal Tiongkok ada yang terjangkit virus corona hingga akhirnya menyebar di Indonesia.

Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri mempercayakan sistem dan teknologi pengukur suhu tubuh yang dipasang di setiap pintu masuk dan keluar Indonesia seperti di pelabuhan serta bandara. Plt juru bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah menjelaskan proses penyaringan warga Tiongkok yang boleh meninggalkan negaranya sudah dilakukan oleh pemerintahnya sendiri. 

"Sebab, Pemerintah Tiongkok mewajibkan semua calon penumpang untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan. Mereka baru diizinkan pergi, bila dalam kondisi sehat. Ketika mereka tiba di Indonesia, ada pula proses screening kesehatan. Proses itu sudah berjalan dan sesuai dengan ketentuan WHO (World Health Organization)," kata Faiza ketika memberikan keterangan pers di gedung Kemenlu pada Senin (27/1). 

Wah, apakah sistem pemeriksaan di titik masuk dan keluar di Tanah Air benar-benar bisa menjamin warga Tiongkok yang masuk tidak terjangkit virus itu ya? Apalagi di masa inkubasi virus, gejalanya belum terlihat. 

1. Kemlu meyakini hingga kini belum ada satu pun negara yang membatasi warga Tiongkok ke areanya

RI Tetap Terima Turis Tiongkok Saat Virus Corona Mewabah, Kenapa?Jumpa pers Kemlu soal corona virus (IDN Times/Santi Dewi)

Plt juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengaku hingga saat ini belum mendengar ada pemerintah negara lain yang memberlakukan pembatasan turis asal Tiongkok. Walaupun menurut pemberitaan media Filipina, Phil Star edisi Minggu (26/1) menulis pihak imigrasi negara itu sudah menolak visa kedatangan (VoA) bagi sekelompok turis asal Tiongkok. Keputusan itu ditempuh oleh imigrasi usai Badan Penerbangan Sipil Filipina menghentikan sementara penerbangan langsung dari negara itu ke Tiongkok. Namun, penerbangan tersebut hanya berlaku bagi maskapai lokal. 

"Sejauh dari pantauan kami di Kemlu, belum ada negara yang membatasi warga Tiongkok dan ini membuktikan apa yang disarankan oleh WHO terkait mekanisme pembatasan virus ini sudah berjalan. Pemeriksana bahkan dilakukan sebelum mereka berangkat dan saat ketibaan," tutur pria yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kanada itu. 

Sementara, menurut Sekretaris Jenderal P2P Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, pihaknya sudah menggelar rapat dengan Kementerian Perhubungan pada Minggu kemarin. Berdasarkan hasil rapat, diputuskan ada prosedur baru yang diterapkan bagi calon penumpang. Begitu mereka masuk di dalam kabin dan merasa tidak fit, maka sebaiknya memberi tahu pihak awak kabin. 

"Kemudian, mereka juga membagikan kartu kewaspadaan kesehatan (Health Alert Card) yang diisi apabila begitu tiba di Indonesia lalu mereka mengalami gejala awal terjangkit virus corona," ujar Achmad di lokasi yang sama. 

Baca Juga: Dalam 7 Hari Virus Corona Diklaim Mati Sendiri, Ini Jenis Perawatannya

2. Tingkat kematian akibat virus ini diklaim Kemenkes sangat rendah

RI Tetap Terima Turis Tiongkok Saat Virus Corona Mewabah, Kenapa?IDN Times/Arief Rahmat

Menurut Achmad, NCOV 2019 memiliki kemiripan dengan virus yang menyebabkan wabah MERS dan SARS beberapa waktu lalu. Namun, tingkat kematiannya tidak separah dua virus tadi. 

Berdasarkan data yang dirilis oleh WHO dan dikutip oleh Achmad, pasien suspect yang terkonfirmasi usai dilakukan uji laboratorium 846 orang. Sebanyak 15 di antaranya berada di luar Tiongkok. 

"Kita tahu angka kematian yang disebabkan oleh penyakit SARS mencapai 60 persen. Corona virus yang menyebabkan MERS mencapai 40 persen. Sedangkan, NCOV (Novel Corona Virus) kurang dari 4 persen angka kematiannya," tutur Achmad. 

Bahkan, ia membaca pemberitaan ada warga Tiongkok yang terjangkit virus tersebut dan bisa sembuh total. Achmad menjelaskan pasien yang tewas rata-rata karena memiliki daya tahan tubuh yang rendah dan telah memiliki penyakit lain. 

"Dari kasus yang meninggal ada yang sudah menderita gagal ginjal kronis sebelumnya, kemudian sakit jantung kronis, bronchitis. Ini yang disebabkan imunitas rendah," katanya. 

3. Sebanyak 150 turis asal Tiongkok disambut oleh Gubernur Sumatera Barat

RI Tetap Terima Turis Tiongkok Saat Virus Corona Mewabah, Kenapa?(Gubernur Sumbar Irwan Prayitno ketika menyambut turis Tiongkok tiba di Padang) Dokumentasi Humas Pemprov

Salah satu yang membuat dahi publik mengernyit yakni ketika Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menyambut 150 turis asal Tiongkok pada Minggu kemarin. Kedatangan turis asal Tiongkok itu menjadi perbincangan publik dan sempat trending di media sosial. Bahkan tagar #TolakTurisChinaSementara sempat memuncaki Twitter pada Minggu (26/1). 

Publik khawatir turis asal Tiongkok berpotensi membawa masuk virus corona. Namun, melalui akun media sosial, Wakil Gubernur Sumatera Nasrul Arbit mengatakan Pemprov tidak memiliki kewenangan untuk menolak turis Negeri Tirai Bambu itu. 

"Melainkan itu kewenangan pemerintah pusat tamasuak beberapa hal lainnya antaro lain: pertahanan, keamanan, kebijakan luar negeri, ekonomi fiskal dan agamo," cuit Narsul pada Minggu kemarin. 

Ia mengaku memahami kekhawatiran publik. Tetapi, menurutnya ada aturan di dalam undang-undang pelarangan turis dari negara lain menjadi kewenangan pemerintah pusat dan bukan Pemprov Sumbar. 

Lalu, pada Minggu kemarin, Nasrul juga mencuit tengah berkoordinasi dan mengambil keputusan mengenai wisatawan yang tiba di Padang, Sumatera Barat. 

"Semoga keputusan yang diambil mewakili suara masyarakat," kata dia. 

150 turis asal Tiongkok itu merupakan rombongan dari perusahaan di bidang perjalanan, Coco's Tour Indonesia. Mereka dijadwalkan berada di Padang selama lima hari. 

4. Pemerintah Indonesia akhirnya melarang turis asal Wuhan ke Tanah Air

RI Tetap Terima Turis Tiongkok Saat Virus Corona Mewabah, Kenapa?instagram.com/wisnutama

Sementara, dalam rapat koordinasi pada Senin (27/1) yang diikuti oleh tiga Menteri yakni Menhub, Budi Karya, Menteri Kesehatan, dr. Terawan Agus Putranto, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wisnutama, ketiganya kompak memutuskan untuk membatasi pergerakan manusia yang datang dari Kota Wuhan. 

Menhub telah memberi instruksi untuk menutup sementara waktu rute menuju ke Wuhan. Sedangkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melarang turis dari Kota Wuhan menjejakan kaki di Tanah Air. Sementara, turis dari kota lainnya masih dibolehkan mengunjungi Indonesia. 

"Kementerian Luar Negeri secara umum mengeluarkan status (travel advice) kuning di Tiongkok untuk memperingatkan para WNI yang akan pergi ke Tiongkok. Tapi, untuk Wuhan itu statusnya merah atau dilarang," kata mantan CEO sebuah stasiun televisi swasta itu. 

Di Kota Wuhan, otoritas setempat telah memberlakukan isolasi. Artinya, transportasi menuju dan dari Kota Wuhan dilarang beroperasi. 

Baca Juga: Mahasiswa Aceh Terjebak di Wuhan, Gubernur: Aman dari Virus Corona

Topik:

Berita Terkini Lainnya