Farmakolog UGM: Hati-hati dengan Klaim Antivirus di Kalung Kementan

Klaim antivirus di produk kalung kayu putih dicemooh warga

Jakarta, IDN Times - Ahli di bidang farmakologi Universitas Gadjah Mada, Zullies Ikawati mengingatkan Kementerian Pertanian terhadap klaim "antivirus" pada produk-produk yang mengandung eucalyptus atau kayu putih. Sebab, butuh dosis eucalyptus yang cukup besar untuk bisa membunuh virus. Sementara, cara untuk menggunakan kalung yang mengandung kayu putih, yakni dengan cara dihirup. 

"Apakah dengan dosis seperti itu dengan cara seperti itu (dihirup selama 5-15 menit) apakah efek yang diharapkan bisa tercapai. Namun, bila produk itu disebut sebagai pelega pernafasan, saya sangat setuju, karena selama ini kita menggunakan kayu putih untuk menghilangkan hidung tersumbat," ungkap Zullies ketika berbicara di program Apa Kabar Indonesia Petang yang tayang di stasiun tvOne pada (4/7/2020) lalu. 

Zullies mengaku khawatir dengan embel-embel "antivirus" bisa menimbulkan ekspektasi berbeda di benak publik. Sementara, hingga kini vaksin dan obat untuk mengatasi virus corona saja belum ditemukan. 

Produk kalung yang mengandung kayu putih dan diteliti oleh Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian Pertanian menimbulkan tanda tanya di benak publik. Lantaran produk yang salah satunya tersedia dalam bentuk kalung itu diklaim bisa membunuh virus 80 - 100 persen.

Bahkan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ketika memberikan keterangan pers pada (4/7/2020) lalu mengatakan produk dari bahan kayu putih itu akan diproduksi massal pada Agustus mendatang. Sudah ada pihak swasta yang tertarik untuk memproduksinya. 

"Kami yakin, bulan depan sudah dicetak, diperbanyak," tutur Syahrul di Kementerian PUPR. 

Temuan kalung antivirus berbahan kayu putih itu pun diolok-olok oleh warganet. Sampai-sampai bergema tagar #KalungAntiBego di Twitter. Apa kata mereka?

1. Farmakalog UGM menekankan tidak bisa sebuah produk sembarangan diklaim antivirus

Farmakolog UGM: Hati-hati dengan Klaim Antivirus di Kalung KementanBibit pohon eucalyptus di Pabrik PT Toba Pulp Lestari, Kabupaten Toba, Sumut (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Menurut Zullies, istilah "antivirus" adalah klaim yang tinggi dan harus dibuktikan lebih dulu. Apakah memang teruji bila publik nantinya menggunakan kalung tersebut bisa terbebas dari berbagai virus, termasuk virus Sars-CoV-2. 

"Karena kalau yang saya baca di beberapa media, dikatakan bila menggunakan kalung ini selama 15 menit bisa membunuh (virus) 45 persen, 80 persen untuk penggunaan 30 menit. Ini perlu dipastikan apakah memang begitu dan bagaimana pembuktiannya bila cara pakainya dengan dihirup seperti itu," kata Zullies. 

Ia tak menepis memang ada efek antiviral di in vitro eucalyptus. Namun, cara pengemasannya yang dipertanyakan. 

Sementara, ketika dikonfirmasi di kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner, Indi Dharmayanti, mengakui masih terus melakukan beberapa uji klinis terhadap produk berbahan kayu putih itu untuk melengkapi klaim Kementan sebagai antivirus. 

"Tentang efektivitas usai menghirup 15 menit bisa membunuh sekitar 40 persen virus. Lalu, bila menghirup 45 menit bisa membunuh hampir 100 persen, masih terus diuji di laboratorium. Kami masih dalam progress untuk melakukan uji pra klinis," kata Indi. 

Baca Juga: Kalung Antivirus Diklaim Bisa Bunuh Virus Hingga 100 Persen

2. Produk kalung antivirus belum memperoleh izin edar dari BPOM

Farmakolog UGM: Hati-hati dengan Klaim Antivirus di Kalung Kementan(Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengenakan kalung antivirus) Dokumentasi Humas Kementerian PUPR

Di program itu, Indi menjelaskan dua produk berbahan kayu putih sudah teregistrasi di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga, ditargetkan dalam dua minggu ke depan, sudah bisa dibeli oleh masyarakat. 

"Yang sudah mendapat surat izin edar untuk produk roll on dan inhaler," ungkap Indi. 

Sementara, untuk produk kalung, izin edarnya baru mau diajukan. Sebab, Kementan mengakui terlambat untuk memasukan pengajuan surat izinnya ke BPOM. 

Kementan mengusahakan agar mitra mereka dari pihak swasta nantinya tidak mahal menjual produk roll on dan inhaler. Kendati harganya lebih tinggi dibandingkan produk sejenis yang sudah muncul lebih dulu di pasaran. 

"Karena di dalam produk itu kan ada konten teknologi," ujarnya lagi. 

3. Juru wabah UI menegaskan pemerintah bertugas untuk melindungi publik dari benda-benda yang sifatnya menipu

Farmakolog UGM: Hati-hati dengan Klaim Antivirus di Kalung KementanDr. Pandu Riono dalam Ngobrol seru by IDN Times dengan tema "100 Hari Pandemik Globql: Workshop Meliput COVID-19". IDN Times/Besse Fadhilah

Sementara, ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada (4/7/2020), juru wabah Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono menjelaskan publik harus mempertanyakan klaim produk yang disebut bisa menangkal virus tersebut, termasuk virus corona. Seharusnya, tugas dari pemerintah, kata dia, yakni melindungi publik dari benda-benda yang dikhawatirkan bisa menipu. 

"Kalau bukan negara, lalu siapa lagi yang bisa melindungi rakyat. Institusi itu ditugaskan untuk mengawasi obat dan makanan," kata Pandu. 

Ia mengatakan publik mudah dibohongi dengan beragam produk yang memiliki klaim berlebihan seperti antivirus ini. Apalagi bila yang menyampaikan adalah otoritas negara. 

"Di tengah situasi yang sedang panik seperti ini, maka obat apapun bisa berpotensi (dibeli) bila yang menyampaikan adalah negara. Coba, kalau yang menjual obat pihak swasta, mereka butuh mengeluarkan biaya besar untuk mempromosikan itu," tutur dia. 

Pandu mengatakan pihak swasta bisa saja memproduksi dalam jumlah besar produk dari bahan kayu putih itu. Tetapi, yang perlu ditanyakan apakah mereka sudah mengantongi izin edar. Walaupun Pandu yakin bisa saja menteri yang bersangkutan melakukan intervensi agar izin edar segera keluar dengan mengontak BPOM. 

"Apalagi dalam situasi darurat seperti ini, semua aturan seolah-olah bisa dilanggar seenaknya. Itu semua dilakukan atas nama karena ingin menyelamatkan masyarakat," katanya lagi. 

4. Produk kalung 'antivirus' dicemooh publik di media sosial

Farmakolog UGM: Hati-hati dengan Klaim Antivirus di Kalung KementanProduk Eucalyptus Kementan untuk Anti Virus Corona (Dok. IDN Times/Kementan)

Munculnya klaim "antivirus" dalam produk berbahan kayu putih yang diteliti oleh Kementerian Pertanian, dicemooh oleh publik di media sosial. Tagar #KalungAntiBego pun sempat merajai media sosial pada Sabtu kemarin.

Sebagian besar mempertanyakan efektivitas dari produk tersebut. Sedangkan, hingga kini obat dan vaksin untuk mencegah virus corona saja belum resmi ditemukan. 

Sebagian warganet mengira klaim "antivirus" untuk menghalau agar virus tak menjangkiti perangkat komputer. 

Ada pula yang mempertanyakan mengapa Kementan ikut-ikutan dalam menemukan produk dengan klaim antivirus. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan, Achsanul Qosasi bahkan mempertanyakan mengapa urusan penemuan antivirus bukan dikerjakan oleh BUMN di bidang farmasi, Bio Farma. 

Baca Juga: Bakal Diproduksi Massal, Kalung Anti Corona Berbahan Eucalyptus

Topik:

Berita Terkini Lainnya