Kapal Wisatawan di Flores Tenggelam Dihantam Gelombang Tinggi

Kapal tersebut mengangkut lima wisatawan asal Jepang

Jakarta, IDN Times - Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Manggarai di Labuan Bajo menyelamatkan lima wisatawan mancanegera asal Jepang, yang menjadi korban kapal wisata yang tenggelam di sebelah selatan Pulau Padar, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kapal tersebut tenggelam karena dihantam gelombang tinggi saat sedang berlayar membawa wisatawan menuju ke Pulau Komodo. Semua penumpang dan awak kapal berhasil diselamatkan.

1. Kapal tenggelam akibat dihantam gelombang tinggi

Kapal Wisatawan di Flores Tenggelam Dihantam Gelombang TinggiUnspalsh/Annie Spratt

Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Labuan Bajo Manggarai Barat Edi Suryono mengatakan lima wisatawan asal Jepang itu bernama Kana, Koji Kato, Vacerie, Yoiin, dan Andrew.

"Kami baru terima laporan pada Senin (8/7) malam pukul 20.00 Wita bahwa ada sebuah kapal wisata Kapal Motor Rambo Star yang tenggelam. Kami langsung terjun ke lokasi untuk proses penyelamatan," kata Edi saat dihubungi dari Kupang, Selasa pagi (9/7), seperti dilansir kantor berita Antara.

Edi menjelaskan kapal tersebut tenggelam karena dihantam gelombang tinggi, saat sedang berlayar membawa wisatawan menuju ke Pulau Komodo.

Baca Juga: Gelombang Capai 6 Meter, Ribuan Nelayan Cilacap Libur Melaut

2. Tim penyelamat gabungan dari berbagai unsur

Kapal Wisatawan di Flores Tenggelam Dihantam Gelombang TinggiUnspalsh/Levi Morsy

Tim gabungan Basarnas yang terdiri dari Lanal Maumere, Ditpolair, Polda NTT, Polres Manggarai Barat, Pos AL Manggarai Barat, KP3 Laut Manggarai Barat dan Syahbandar Manggarai Barat tiba di lokasi kejadian pada pukul 22.00 Wita.

Edi menyebutkan lokasi kejadian berada di titik koordinat 08°40'35.28" S - 119°33'22.2" E.

3. Tim penyelamat juga mengevakuasi awak kapal

Kapal Wisatawan di Flores Tenggelam Dihantam Gelombang TinggiUnspalsh/Annie Spratt

Selain menyelamatkan lima wisatawan asing, kata Edi, pihaknya juga menyelamatkan tiga anak buah kapal (ABK) yang membawa kelima wisatawan tersebut.

"Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun ada beberapa wisatawan yang luka karena terkena batu karang, saat berusaha menyelamatkan diri ketika kapal tenggelam," kata dia.

Basarnas mengimbau kepada pemilik kapal wisata untuk tidak nekat membawa wisatawan, jika cuaca di laut sedang tidak bersahabat.

4. Gelombang empat hingga enam meter ancam perairan Indonesia

Kapal Wisatawan di Flores Tenggelam Dihantam Gelombang TinggiUnspalsh/Tim Marshall

Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hari ini merilis peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah perairan Indonesia dalam empat hari ke depan (9-12 Juli 2019). Ketinggian gelombang diperkirakan mencapai 1,25 hingga enam meter.

Dari hasil pantauan BMKG, terdapat pola angin di wilayah utara ekuator yang umumnya berembus dari tenggara-barat daya dengan kecepatan 4-20 knot. Sedangkan, di wilayah selatan ekuator umumnya angin berembus dari timur-tenggara dengan kecepatan 4-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Bengkulu-Enggano, Perairan barat Lampung, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia barat Bengkulu hingga selatan Jawa Barat, dan laut Arafuru. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Selain itu, terdapat potensi peningkatan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter yang berpeluang terjadi di beberapa wilayah seperti Perairan Timur Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Kepulauan Baubau-Wakatobi, Selat Sape bagian selatan, Perairan Manui-Kendari, Selat Ombai, Perairan Selatan Kepulauan Banggai-Sula, Laut Natuna Utara dan Laut Natuna, Laut Flores dan Laut Seram, Perairan Kepulauan Anambas.

Kemudian, perairan Selatan Ambon, Perairan Timur Kepulauan Bintan hingga Kepulauan Lingga, Perairan Kepulauan Letti hingga Tanimbar, Perairan Utara Pangkalpinang, Perairan Kepulauan Kei hingga Aru, Selat Karimata, Laut Arafuru dan Laut Banda, Laut Jawa, Perairan Fakfak-Kaimana, Perairan Utara Jawa Barat hingga Kepulauan Kangean, Perairan Amamapere-Agats, Perairan Selatan Kalimantan, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Perairan Kotabaru, Perairan Timur Bitung, Selat Makassar bagian tengah hingga selatan, Laut Maluku dan Laut Halmahera, Perairan Kepulauan Selayar-Sabalana, Perairan Barat dan Timur Kepulauan Halmahera, Teluk Bone bagian selatan, Perairan Raja Ampat-Sorong, Teluk Tolo, dan Samudera Pasifik utara Halmahera.

Beberapa wilayah perairan Indonesia lainnya juga berpotensi mengalami gelombang  tinggi dengan kisaran 2,5 hingga empat meter. Wilayah tersebut adalah Perairan Utara Sabang, Perairan Selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Perairan Sabang-Banda Aceh, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Perairan Barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Selatan Pulau Sawu-Pulau Rotte, Perairan Bengkulu-Enggano, Selat Sumba bagian barat, Perairan Barat Lampung, Laut Sawu dan Laut Timor selatan NTT, Samudera Hindia barat Aceh hingga Bengkulu, serta Samudera Hindia selatan Jawa Tengah hingga NTT.

Sementara, potensi gelombang tertinggi yaitu empat hingga enam meter, rawan terjadi di Samudera Hindia barat Lampung hingga selatan Jawa Barat.

BMKG mengimbau kepada masyarakat yang berdomisili di sekitar pesisir serta nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot, dan tinggi gelombang di atas 4.0 m) agar selalu waspada.

Baca Juga: Gelombang Pasang Terjadi Pantai Baron, Hancurkan Pelelangan Ikan 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya