Jarang Diketahui, Ini Fakta-fakta Tentang Sejarah Sumpah Pemuda 

Ada peran etnis Tionghoa di dalamnya

Jakarta, IDN Times – Sumpah pemuda dirayakan pada 28 Oktober setiap tahunnya. Tahun ini, Sumpah pemuda diperingati untuk yang ke-90 kalinya (28 Oktober 2018, Kongres Pemuda II). 

Sejumlah fakta bermunculan terkait sumpah pemuda. Semula tak diacuhkan, semakin lama semakin terdengar. Beberapa fakta di antaranya mungkin belum pernah didengar. 

1. Isi teks sumpah pemuda

Jarang Diketahui, Ini Fakta-fakta Tentang Sejarah Sumpah Pemuda Dok. Istimewa/JJ Rizal

Foto di atas menunjukkan isi dari naskah asli sumpah pemuda. Saat ini yang kerap disebutkan isi dari Sumpah Pemuda adalah:  

Kami putera dan puteri Indonesia mengaku, bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. 
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku, berbangsa yang satu, bangsa Indoesia 
Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. 

2. Semula tak ada kata sumpah dalam hasil kongres pemuda II

Jarang Diketahui, Ini Fakta-fakta Tentang Sejarah Sumpah Pemuda (Sejarawan JJ Rizal) Instagram/@jalanjalanrizal

“Sebenarnya tidak ada kata sumpah pada peristiwa sejarahnya 28 Oktober 1928,” kata Sejarawan JJ Rizal saat dihubungi IDN Times pada Kamis (25/10/2018). Menurutnya, kata “Sumpah Pemuda” diberikan bertahun-tahun kemudian setelah peristiwa Kongres Pemuda II berlalu. 

“Kata sumpah ini ditempelkan belakangan setelah Indonesia merdeka. Kata sejatinya "Putusan Kongres pemuda-pemuda Indonesia" diganti menjadi "Sumpah Pemuda",” kata JJ Rizal menjelaskan. Kata sumpah sendiri ditambahkan sebagai pengingat untuk rakyat Indonesia khususnya pemuda atas ikrarnya bersatu sebagai sebuah bangsa. 

3. Ada semangat keberagaman dalam proses terciptanya

Jarang Diketahui, Ini Fakta-fakta Tentang Sejarah Sumpah Pemuda (Museum Sumpah Pemuda) ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Ada semangat keberagaman di balik terciptanya Sumpah Pemuda. Kongres Pemuda II saat itu terjadi dengan latar belakang etis dan kepercayaan yang berbeda. Meski demikian, para pemuda berusaha mencari jalan untuk memproklamirkan menjadi bangsa yang satu. 

“Ada Jong Minahasa, Batak Bond, Jong Ambon tetapi juga ada Jong Islamieten Bond, Kaum Betawi,” kata JJ Rizal menyebutkan kelompok-kelompok yang hadir kala itu. 

“Kongres itu sadar betul ada  bangsa-bangsa dengan beragan peradaban kebudayaan sejarah sebelum ada Indonesia dan ini bukan hanya harus dihargai, tetapi juga sumber nilai bagi langkah menuju kemodernan,” jelas JJ Rizal. 

Baca Juga: 7 Karakter Ini Harus Dimiliki Pemuda Indonesia Demi Kemajuan Bangsa

4. Semula diperingati sebagai peringatan lagu Indonesia raya

Jarang Diketahui, Ini Fakta-fakta Tentang Sejarah Sumpah Pemuda (Museum Sumpah Pemuda) ANTARA FOTO/Ganang Aditama

Selain semula tak ada kata ‘Sumpah Pemuda’ pada hasil kongres Pemuda II, ternyata 28 Oktober 1928 pun semula bukan diperingati sebagai peringatan hari Sumpah Pemuda. Justru tanggal tersebut diperingati sebagai peringatan hari lahirnya lagu kebangsaan kita. 

“Hari peringatannya pun awalnya adalah hari peringatan lahirnya lagu Indonesia Raya,” kata JJ Rizal kepada IDN Times.  

“Kalau mau jujur yang pertama menggunakan istilah perayaan Sumpah Pemuda adalah PKI pada 1953 kemudian disebarluaskan oleh Muh. Yamin,” jelasnya. 

5. Ada peran etnis Tionghoa juga di dalamnya

Jarang Diketahui, Ini Fakta-fakta Tentang Sejarah Sumpah Pemuda ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Jika beberapa waktu belakangan kerap terdengar kelompok-kelompok yang mengecilkan etnis Tionghoa, ternyata pada momentum terciptanya Sumpah Pemuda, etnis Tionghoa turut dirangkul untuk berpartisipasi. Keberagaman yang ada dipakai bukan untuk mengotak-ngotakkan golongan namun mempersatukan bangsa. 

“Jangan lupa juga Kongres Pemuda II di Gedung Indonesisch Club yang merupakan milik orang Tionghoa, Sie Kong Liong,” kata JJ Rizal. 

“Di acara itu juga ada anggota Jong Sumatranen Bond yang orang Tionghoa, yaitu Kwee Thiam Hong yang mengajak tiga sahabatnya yang juga orang Tionghoa,” lanjutnya. 

Baca Juga: Belajar dari Pemuda Desa Balun, Jadi Saudara Tak Perlu Sedarah

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya