Soal Bayar SPP Pakai GoPay, Nadiem Tepis Isu Ada Konflik Kepentingan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim
menampik rumor adanya konflik kepentingan perihal sistem pembayaran atau Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) melalui uang elektronik GoPay.
Mantan CEO Gojek itu mengatakan bahwa keputusan pemilihan pembayaran SPP adalah urusan tiap sekolah.
"Tidak ada hubungannya sama sekali dengan kebijakan Kemendikbud. Itu adalah kebijakan yang terjadi di pasar kompetisi sengit antara dompet digital, dimana semua bisa menerima apapun," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (20/2).
1. Sebagai menteri, Nadiem tidak akan melakukan tindakan terkait konflik kepentingan
Walaupun Nadiem adalah pendiri GoJek, dia memastikan bahwa posisinya sebagai menteri tidak akan melakukan tindakan yang mengandung unsur konflik kepentingan. Nadiem menekankan bahwa saat ini dia bukan bagian dari Gojek.
"Mohon ditanya ke perusahaannya, karena saya mendedikasikan mencoba menyempurnakan sistem pendidikan kita," kata dia.
Baca Juga: Bayar SPP Bisa Lewat GoPay, Nadiem: Bukan Urusan Kemendikbud
2. Pilihan metode pembayaran adalah urusan sekolah
Editor’s picks
Dia juga mengatakan bahwa integritas adalah harga mati untuknya. Selain itu, menurutnya tak ada kebijakan Kemendikbud yang mengatur sistem pembayaran itu. Lalu menurutnya, Gojek adalah produk pasar yang digunakan banyak orang.
"Sekolah itu bebas memilih, mau bank apa, mau dompet digital apa. Bayangkan kalau misal anggota komisi X menggunakan Gofood artinya ada konflik kepentingan dengan saya. Ini adalah produk pasar yang digunakan semua orang," katanya.
3. Nadiem sempat jengkel dengan isu tersebut
Nadiem juga mengatakan dirinya jengkel akibat adanya rumor tersebut. Namun, dia juga mengakui bahwa hal tersebut adalah bagian dari demokrasi.
Sebelumnya diberitakan bahwa pembayaran SPP di sekolah dapat dilakukan melalui salah satu uang elektronik yakni GoPay.
Menurut Senior Vice President Sales GoPay, Arno Tse sudah banyak sekolah yang bekerja sama dengan GoJek untuk mengembangkan sistem pembayaran melalui gawai ini.
"Saat ini ada sekitar 180 lembaga pendidikan seperti pesantren, madrasah, sekolah dan tempat kursus di Indonesia yang telah terdaftar di GoBills," kata Arno.
Baca Juga: Nadiem: Indonesia Butuh Anak Muda yang Berani Ikuti Kata Hatinya