Terbongkar! Ukiran Batu Keraton Agung Sejagat Menjiplak dari Internet

Pengikut Keraton Agung Sejagat juga diminta berendam

Semarang, IDN Times - Aparat Kepolisian Daerah Jawa Tengah terus membongkar sejumlah fakta mengenai Keraton Agung Sejagat. Yang terbaru, pihak kepolisian menyatakan ukiran pada batu yang disembah saat wilujengan Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santosa Hadiningrat dan permaisurinya Dyah Gitarja alias Fanny Amandia merupakan hasil jiplakan dari seorang empu.

Hal tersebut terkuak dari rentetan hasil investigasi yang dilakukan Polda Jateng selama ini.

1. Batu besar yang disembah pengikut Keraton Agung Sejagat diambil dari gunung

Terbongkar! Ukiran Batu Keraton Agung Sejagat Menjiplak dari InternetInstagram.com/Jelajahkerinci

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna mengatakan setelah ditelisik lebih jauh, batu besar yang disembah saat wilujengan agung Keraton Agung Sejagat berasal dari sebuah gunung yang ada di Jateng.

"Itu batunya hanya asal ambil. Dia ambilnya dari gunung di Jawa Tengah. Jadi kita pastikan itu bukan batu yang bersejarah," ungkapnya, Kamis (23/1).

Baca Juga: 7 Syarat Menjadi Kerajaan Menurut Dewan Kerajaan Majelis Adat Keraton

2. Ukiran di dinding batu menjiplak karya seorang pemahat

Terbongkar! Ukiran Batu Keraton Agung Sejagat Menjiplak dari InternetSejumlah pengunjung menyaksikan batu prasasti di komplek Keraton Agung Sejagad Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (14/1). ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Iskandar pun menyebut bahwa ukiran pada batu besar tersebut merupakan hasil jiplakan dari karya seorang empu bernama Wijoyo Kusumo.

Ia bilang, batu besar itu bukanlah tempat ritual yang suci. Melainkan barang biasa yang sengaja dibuat oleh Totok untuk memperdaya para pengikutnya.

"Goresan ukiran dan tulisan di dinding batunya kan cuma meniru karyanya pemahat bernama Empu Wijoyo Kusumo. Sekarang orangnya masih hidup. Dan lagi motif pahatannya dia nyontoh di gambar-gambar yang ada di internet," akunya.

Baca Juga: Ratu Keraton Agung Sejagat Curhat keluarganya Jadi Korban Bullying 

3. Totok dan Fanny juga mengajak pengikutnya kungkum saban Jumat Kliwon

Terbongkar! Ukiran Batu Keraton Agung Sejagat Menjiplak dari InternetFoto Raja dan permaisuri Keraton Agung Sejagat turut diamankan petugas. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Tak cuma itu saja, kata Iskandar, Totok dan Fanny yang menasbihkan diri jadi raja dan permaisuri Keraton Agung Sejagat juga kerap mengajak pengikutnya untuk melakukan ritual di sebuah kolam.

Lebih lanjut, ia berkata ritual itu sudah dijalani dua kali. Setiap pengikut Keraton Agung Sejagat diwajibkan kungkum ke dalam kolam dengan bermandikan bunga.

"Pengikut Keraton lalu diminta mandi di dalam kolam yang dianggap suci. Itu dilakukan setiap weton Kliwon. Mulai Kamis Kliwon, Jumat Kliwon, Selasa Kliwon. Intinya ada ritual mandi mensucikan diri," katanya.

Kolam itu terbagi dua bagian. Satu kolam khusus pengikut laki-laki. Sedangkan satunya diisi pengikut perempuan.

Para pengikut Keraton Agung Sejagat juga diminta membakar dupa. Dari penyelidikan yang dilakukan terhadap Totok maupun Fanni, keduanya menganggap batu dan kolam itu peninggalan sebuah kerajaan Mataram.

"Jadi ada urut-urutannya, mereka melakukan ritual di kolam suci, membakar dupa dan dilanjutkan ke batu yang dianggap mereka bersejarah," pungkasnya.

Baca Juga: Ternyata Totok Mendirikan Keraton Agung Sejagat Belajar Dari Google

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya