Tiket Pesawat Naik Enam Kali Lipat, Begini Penjelasan Kemenhub

Penerbangan yang ditawarkan adalah penerbangan transit

Jakarta, IDN Times - Menjelang libur Lebaran 2019, publik dikejutkan dengan harga tiket pesawat yang naik hingga enam kali lipat.

"Jelang libur Lebaran tahun ini, untuk rute-rute tertentu misalkan Bandung ke Medan atau Jakarta ke Makassar di platform layanan aplikasi penjualan tiket dari lima hingga enam kali lipat dari tarif normal," jelas Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti, dalam keterangan tertulis, Jumat (31/5).

1. Kemenhub ingatkan maskapai tegur mitra penjual

Tiket Pesawat Naik Enam Kali Lipat, Begini Penjelasan KemenhubTraveloka Istimewa

Polana menegaskan, pihaknya telah meminta maskapai untuk mengingatkan dan menegur mitra penjual atau agen untuk tidak menampilkan harga yang tidak masuk akal karena penerbangan harus melalui beberapa kali transit.

“Karena yang muncul di layar aplikasi konsumen, harga tiket jadi tidak masuk akal. Kalau maskapai tidak diingatkan untuk menegur mitra mereka, ini akan merugikan reputasi maskapai sendiri, sekaligus membuat calon penumpang menjerit,” jelas Polana.

Baca Juga: Viral Tiket Bandung-Medan Rp21 Juta, Ini Respons Garuda Indonesia

2. Penerbangan yang ditawarkan tidak langsung

Tiket Pesawat Naik Enam Kali Lipat, Begini Penjelasan KemenhubAntara

Polana menambahkan, saat permintaan tiket pesawat mengalami puncak seperti musim liburan dan Lebaran tahun ini, publik akan bingung dengan harga yang tidak masuk. Akibatnya, lanjut Polana, kepercayaan terhadap pelayanan dalam industri penerbangan akan turun.

"Tiket yang dijual di aplikasi bukanlah tiket penerbangan langsung sesuai tujuan," imbuhnya.

Dia mencontohkan, misal rute Bandung tujuan Medan, harga tiket yang ditawarkan melalui transit Denpasar dan Jakarta, baru terbang ke Medan.

"Bagaimana dengan Jakarta-Makassar? Penerbangan yang ditawarkan harus transit melalui Jayapura, baru terbang lagi ke barat dari Jayapura ke Makassar," jelasnya.

3. Tiket berbasis mesin tampilkan semua rute termasuk transit

Tiket Pesawat Naik Enam Kali Lipat, Begini Penjelasan KemenhubAntara

Polana memaparkan, platform aplikasi penjualan tiket menawarkan pilihan sesuai dengan rute dan tanggal yang sudah dipilih oleh konsumen atau calon penumpang. Setelah calon penumpang memilih rute dan tanggal, mesin aplikasi akan mencarikan semua jadwal penerbangan yang tersedia untuk rute tersebut pada tanggal yang telah dipilih.

Aplikasi kemudian akan mem-filter jadwal yang masih tersedia, lalu menampilkannya di layar aplikasi pelanggan. Di layar, pelanggan bisa mengurutkan berdasarkan harga yang ditawarkan, termasuk mem-filter jenis-jenis maskapai tertentu.

"Karena berbasis mesin algoritma, maka aplikasi akan menyediakan semua pilihan yang tersedia, termasuk apabila rute penerbangannya harus transit melalui bandara-bandara tertentu," lanjutnya lagi.

4. Harga tiket yang tampil adalah penerbangan yang masih tersedia

Tiket Pesawat Naik Enam Kali Lipat, Begini Penjelasan KemenhubAntara

Menurut Polana, saat musim-musim ramai seperti liburan Lebaran, penerbangan langsung untuk tanggal-tanggal favorit sudah tidak tersedia. Sehingga, calon penumpang yang membeli di waktu yang mepet dengan tanggal keberangkatan akan disodori pilihan penerbangan yang masih tersisa, termasuk apabila harus transit.

"Pencarian rute yang dipilih calon konsumen tentu saja menggunakan mesin. Mesin akan memasukkan harga tiket sesuai dengan rute penerbangan yang masih tersedia, sehingga apabila diakumulasi, harganya menjadi berlipat-lipat dibandingkan dengan penerbangan langsung", jelasnya.

5. Penumpang akan dibebani biaya tambahan tiap transit

Tiket Pesawat Naik Enam Kali Lipat, Begini Penjelasan KemenhubAntara

Apabila rute yang dipilih konsumen harus transit di dua bandara, maka ia akan dikenai tambahan biaya sebanyak tiga kali, yakni biaya di bandara keberangkatan dan dua bandara transit.

"Lalu, bagaimana mungkin rute Jakarta-Makassar ditawarkan harus transit ke Jayapura terlebih dahulu? Atau untuk terbang dari Bandung ke Medan, calon penumpang harus terbang ke Denpasar terlebih dahulu?," jelasnya.

Dia menjelaskan, berdasarkan mesin yang ada dalam aplikasi layanan daring, penerbangan untuk jadwal yang dipilih calon penumpang pada tanggal tersebut, tinggal itulah satu-satunya pilihan yang tersedia, sedangkan pilihan penerbangan yang langsung sudah diambil oleh penumpang lain jauh-jauh hari sebelumnya.

"Dengan cara bekerja mesin layanan seperti itu, maka aplikasi akan memunculkan semua kemungkinan yang masih tersedia untuk jadwal penerbangan yang diinginkan konsumen, sehingga mengakibatkan harganya menjadi tidak masuk akal, karena diakumulasi dari setiap penerbangan dari titik keberangkatan ke titik transit pertama, transit kedua, dan seterusnya, sampai dengan titik akhir penerbangan," terangnya.

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Puluhan Juta? Ini Penjelasan Kemenhub

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya