N-250 Gatot Kaca Karya Habibie 'Terbang' ke Museum di Yogyakarta

Selamat tinggal Gatot Kaca

Bandung, IDN Times - Pesawat N-250 Gatot Kaca karya Presiden BJ Habibie resmi menjadi sejarah dan menetap di museum di Yogyakarta. Pesawat karya anak bangsa yang sempat menghebohkan dunia dirgantara saat itu tidak lagi bisa mengudara di langit.

'Penerbangan' terakhir Gatot Kaca adalah saat berjalan dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Kota Bandung menuju Yogyakarta untuk ditempatkan di Museum Muspudirla. Momen itu terlihat dalam unggahan laman Facebok TNI Angkatan Udara.

Dalam postingannya, sebuah video memperlihatkan N250 Gatot Kaca sedang dinaikan ke sebuah kendaraan besar. Pesawat ini akan diangkut melalui jalur darat menuju hunian terakhirnya yakni museum.

"Sejarah baru sedang dijalani N-250 Gatot Kaca. Pesawat asli karya putra Indonesia yang pada 1995 sempat menggegerkan dunia karena kecanggihan teknologinya pada jamannya, kini harus menerima kenyataan sebagai penghuni museum.

Sang Gatotkaca, kini bersiap melakukan perjalanan panjang dari Bandung menuju Muspusdirla Yogyakarta, bukan terbang tetapi melalui jalan darat.

Ada perasaan pilu menyaksikan nasib sang Gatotkaca kini, meskipun demikian, ini kenyataan yang tidak bisa kita tolak.

Selamat jalan Gatotkaca, semoga di tempat baru, kamu dapat lebih menginspirasi generasi sekarang dan mendatang" tulis tautan dalam video yang diunggah, Rabu (19/8/2020).

1. Buah pikir Habibie yang terganjal karena krisis ekonomi

N-250 Gatot Kaca Karya Habibie 'Terbang' ke Museum di YogyakartaIDN Times/Debbie Sutrisno

Pesawat terbang N250 Gatot Kaca merupakan hasil buah pikiran almarhum Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie. Saat muncul pertama kali,  dunia tercengang mengetahui Indonesia mampu menciptakan pesawat terbang sendiri. Pesawat yang dinamai Gatot Kaco atau Gatot Kaca ini terbang perdana pada 1995, silam.

Sayang, proses pengembangan Pesawat N250 terhenti karena krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1998. Hingga saat ini, Pesawat N250 terparkir rapi di hanggar PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Pesawat itu pun kini tidak bisa lagi mengudara karena persoalan teknis. Sehingga, PT DI merencanakan membawa pesawat N250 untuk dimuseumkan di Yogyakarta.

Kepindahan pesawat ini memang sudah sempat disampaikan Irlan Budiman yang pada September 2019 menjabat sebagai Pelaksana tugas (Plt) Corporate Secretary PTDI,

“Kami akan serahkan ke Museum Dirgantara Mandala yang di Yogyakarta. Kita jadikan bagian dari sejarah untuk kita berikan pada masyarakat,” kata Irlan di PTDI.

2. Pesawat ini jadi bukti Indonesia bisa mandiri dalam kedirgantaraan

N-250 Gatot Kaca Karya Habibie 'Terbang' ke Museum di YogyakartaIDN Times/Debbie Sutrisno

Pesawat N250, jelas Irlan, menjadi bukti bahwa Indonesia bisa mandiri dalam menciptakan pesawat terbang dan mengembangkan industri kedirgantaraan. Dengan dimuseumkannya pesawat ini maka masyarakat bisa terus mengenang sejarah besar itu.

Dengan mudahnya masyarakat melihat pesawat ini maka pesawat tidak hanya dinikmati oleh internal pegawai PTDI. "Ini membuat dunia melek bahwa Indonesia mampu membuat pesawat terbang yang teknologinya paling canggih di kelasnya,” tuturnya.

Menurut Irlan, pesawat N250 pertama kali dikembangkan pada 1986. Beberapa tahun dikembangkan oleh tangan-tangan insinyur Indonesia, akhirnya pada 1995, N250 bisa mengudara.

N250 yang digagas Habibie, bahkan sudah terbang berkeliling dunia. Pesawat ini juga sempat tampil dalam ajang bergengsi Paris Air Show yang membuat pihak luar tercengang.

3. PTDI sempat membuat tiga jenis pesawat

N-250 Gatot Kaca Karya Habibie 'Terbang' ke Museum di YogyakartaIDN Times/istimewa

Manager Komunikasi Perusahaan dan Promosi PTDI Adi Prastowo kala itu juga menyebut bahwa dalam perjalanannya, PTDI berhasil membuat dua pesawat N250 yang diberi nama Gatot Kaca dan Kerincing Wesi. Sementara pesawat ketiga baru pada tahap badan pesawat dan yang ketiga belum berbentuk, sayangnya pendanaan sudah dihentikan.

Menurut dia, kala itu pesawat N250 menjadi produk paling canggih di kelasnya. Dengan teknologi fly by wire dan kemudahan flight control, N250 memang menjadi ancaman bagi industri pesawat terbang dunia lainnya.

Dengan dimuseumkan ia berharap masyarakat Indonesia bisa mengenang sejarah besar yang berhasil ditorehkan Habibie sebagai maestro kedirgantaraan yang dimiliki bangsa.

Baca Juga: Pengembangan Pesawat Habibie Dihapus dari PSN, Diganti Proyek Drone

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya