Awal Kemarau, Warga di Bantul Mulai Ajukan Bantuan Air Bersih

Pasien positif COVID-19 naik, BPBD akan berdayakan FPRB

Bantul, IDN Times - ‎Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta telah menerima permintaan dropping air dari warga di Dusun Nogosari, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Bantul Tambah 22 dalam Sehari, Dinkes Tak Kaget

1. Warga yang minta bantuan air bersih diminta menyiapkan tandon

Awal Kemarau, Warga di Bantul Mulai Ajukan Bantuan Air BersihDroping air bersih di Ponorogo pada musim kemarau tahun ini. Dok.IDN Times/Istimewa

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan bagi masyarakat yang mengajukan bantuan air bersih diharapkan menyiapkan bak penampungan. Hal ini dikarenakan saat ini tengah masa pandemi. Adanya penampungan air bisa menghindari kerumunan saat tangki air datang ke warga.

"Saat ini kan masih pandemi COVID-19, kita berharap saat distribusi tidak ada kerumunan sehingga warga diminta untuk menyiapkan tandon air," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (1/8/2020).

2. Puncak kemarau di Bantul diperkirakan terjadi bulan September

Awal Kemarau, Warga di Bantul Mulai Ajukan Bantuan Air BersihIlustrasi kekeringan. IDN Times/Saifullah

Menurut Dwi, pihaknya juga telah membuat peta daerah-daerah yang berpotensi mengalami bencana kekeringan. Berdasarkan ramalan BMKG, puncak musim kemarau di Bantul akan berakhir pada bulan September sehingga tidak akan banyak warga yang terdampak kekeringan.

"Semoga saja pada bulan September musim kemarau sudah berakhir sehingga dampak kekeringan tidak meluas," ungkapnya.

BPBD sendiri, kata Dwi, mengatakan pihaknya menyiapkan anggaran Rp40 juta untuk bantuan dropping air bersih bagi warga.

"Ya semoga saja cukup dana tersebut karena prediksi musim kemarau tahun ini tidak panjang," katanya.

3. BPBD akan berdayakan FPRB untuk disinfeksi dan pemulasaran jenazah COVID-19‎

Awal Kemarau, Warga di Bantul Mulai Ajukan Bantuan Air BersihPelantikan pengurus FPRB Bantul, periode 2020-2023. IDN Times/Daruwaskita

Terkait tren kasus COVID-19 yang terus meningkat, kata Dwi, BPBD akan mengoptimalkan peran dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di 75 desa untuk dilatih melakukan disinfeksi dan pemulasaran jenazah COVID-19.

"Awal bulan Agustus ini akan kita berikan pelatihan bagi FPRB di 75 desa di Bantul untuk melakukan disinfeksi secara benar sehingga tidak merusak lingkungan," ucapnya.

"Kemudian akan kita juga FPBR bagaimana cara pemulasaran jenazah COVID-19 dengan cara yang benar," katanya.‎

Baca Juga: Di Bantul, Sapi Kurban dari Sultan untuk Warga terdampak Kekeringan 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya