Jokowi: Hubungan Saya dengan Pers Bukan Benci Tapi Rindu

Jokowi mengaku kerap dibuat gugup oleh wartawan

Jakarta, IDN Times - Hari Pers Nasional setiap tahunnya diperingati setiap tanggal (9/2). Namun, perayaan puncak HPN khusus tahun ini dihelat pada (8/2) dan berlokasi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Alasan tahun ini puncak HPN digelar sehari lebih cepat, karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu harus bertolak ke Australia untuk menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Scott Morrison. 

Pada tahun ini, HPN mengusung tema "Menggelorakan Kalsel Sebagai Gerbang Ibukota Negara" dan digelar di depan halaman Kompleks Kantor Sekretariat Daerah Pemprov. 

Peringatan acara HPN tentu dihadiri oleh insan media, pejabat tinggi atau lembaga negara hingga duta besar negara sahabat. Lalu, apa pesan Jokowi di HPN tahun 2020 bagi industri media di Tanah Air?

1. Dalam beraktivitas, Jokowi selalu mengajak wartawan dan bukan menteri

Jokowi: Hubungan Saya dengan Pers Bukan Benci Tapi RinduIDN Times/khaerul anwar

Tidak bisa dipungkiri, pers berperan sangat besar dalam kehidupan politik Jokowi. Bila menilik ke belakang, tanpa peran pers maka ia tidak akan dikenal oleh masyarakat lalu terpilih dan menduduki jabatan publik. Mulai dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden RI. 

Itu sebabnya ia memilih selalu mengajak media untuk menemaninya ketika beraktivitas dan melakukan kunjungan kerja. Bahkan, menurut Jokowi, ia pasti selalu didampingi media. Menteri hanya kadang-kadang saja ikut. 

"Ke mana pun saya pergi, yang selalu ikut bersama saya adalah para wartawan. Menteri kadang-kadang tidak ikut, tetapi wartawan pasti ikut. Hubungan saya dengan pers ini jadinya bukan benci tapi rindu, selalu di hati dan selalu rindu," ungkap Jokowi melalui akun media sosialnya pada Sabtu (8/2). 

Bahkan, ia mengakui keberadaan wartawan kerap membuatnya gugup. Lho, mengapa? Sebab, ia tidak selalu dalam keadaan siap untuk memberikan jawaban ketika ditanya oleh pers. 

"Insan pers yang mengejar saya sehari-hari. Menghadang saya untuk doorstop interview yang menyebabkan saya kadang-kadang gugup dan gagap, tidak siap untuk ditanya sesuatu," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Dewan Pers: Bukan Cuma Jokowi, SBY Juga Terima Medali Kebebasan Pers

2. Puncak Hari Pers Nasional dimajukan karena Jokowi hendak berkunjung ke Australia

Jokowi: Hubungan Saya dengan Pers Bukan Benci Tapi RinduPresiden Jokowi memberi pengarahan tentang karhutla di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis 6 Februari 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Puncak kegiatan HPN 2020 dimajukan satu hari lantaran mantan Gubernur DKI Jakarta itu harus bertolak ke Australia untuk melakukan kunjungan kerja. Kendati begitu, Jokowi mengaku tak mau melewatkan puncak HPN.

Ia tetap datang ke Banjarmasin lalu menggunakan pesawat kepresidenan berangkat ke Canberra. Di hadapan para insan pers, Jokowi mengaku kapok absen di puncak HPN. Ia mengatakan cukup sekali saja absen di puncak HPN. 

"Setiap ada peringatan Hari Pers Nasional, saya berusaha keras untuk hadir. Saya pernah sekali gak hadir. Setelah itu kapok betul karena mengatur waktu sangat sulit, begitu juga hari ini," tutur dia lagi. 

3. Sejumlah bupati dan walikota diberi penghargaan atas prestasi yang telah dicapai

Jokowi: Hubungan Saya dengan Pers Bukan Benci Tapi Rindu(Ilustrasi kepala daerah) IDN Times/Sukma Shakti

Ada yang istimewa dari perayaan hari pers nasional kali ini. Sejumlah nama bupati dan wali kota disebut untuk menerima Anugerah Kebudayaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat yang bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).

Total 10 kepala daerah yang menerima, terdiri dari 6 bupati dan 4 wali kota. Keenam bupati yang menerima penghargaan yakni Bupati Tabalong, Kalimantan Selatan, Anang Syakhfiani; Bupati Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Badingah; Bupati Halmahera Barat, Maluku Utara, Danny Missy; Bupati Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Indah Putri Adriani; Bupati Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Soekirman serta Bupati Tulang Bawang Barat, Lampung, Umar Ahmad.

4. Pemimpin yang meraih peghargaan diharapkan bisa menginspirasi pemimpin yang lain

Jokowi: Hubungan Saya dengan Pers Bukan Benci Tapi Rindu(Bupati Serdang Bedagai Soekirman) www.instagram.com/@humassumut

Bupati Serdang Bedagai yang juga merupakan salah satu penerima Anugerah Kebudayaan, Soekirman mengatakan ia sangat berterima kasih atas penghargaan yang ia peroleh. Ia juga berharap agar prestasinya dalam menjaga keberagaman budaya yang ada di Serdang Bedagai dapat ditiru oleh pemimpin daerah lain dalam upaya mewujudkan persatuan Indonesia.

"Indonesia ini kaya akan ragam budaya. Kalau dikelola dengan baik tidak hanya untuk persatuan bangsa, bisa juga bernilai ekonomi tinggi yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Ketua Umum Apkasi, Abdullah Anwar Anas yang juga merupakan Bupati Banyuwangi.

Baca Juga: Jatuh Setiap 9 Februari, Yuk Intip Fakta di Balik Hari Pers Nasional 

Topik:

Berita Terkini Lainnya