Polisi Dalami Provokator dan Pelaku Bentrok di Buton Sulawesi Tenggara

Polisi masih fokus untuk mendamaikan

Jakarta, IDN Times - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya tengah mendalami siapa provokator serta pelaku terkait bentrok antar warga desa di Buton, Sulawesi Tenggara (Sulteng).

Diketahui, bentrok antar warga itu juga mengakibatkan sekitar 87 rumah terbakar, dua warga tewas, 8 orang luka-luka, dan 871 orang mengungsi.

"Saat ini sedang didata siapa provokatornya, pelaku-pelaku yang melakukan penganiayaan, perusakan, pembakaran, dan lain sebagainya," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/6).

Baca Juga: Foto: Begini Suasana Stasiun MRT di Lebaran Hari Ke-3

1. Polisi masih fokus melakukan upaya pendamaian

Polisi Dalami Provokator dan Pelaku Bentrok di Buton Sulawesi TenggaraIDN Times/Axel Jo Harianja

Dedi menerangkan, hingga saat ini belum ada pelaku yang ditangkap terkait insiden itu. Polisi saat ini masih berfokus melakukan upaya pendamaian antar warga Desa Gunung Jaya dan Sampoabalo.

"Saat ini belum (ada yang ditangkap). Kami masih fokus mendamaikan dulu kemudian mendatakan, mengevakuasi korban luka maupun para pengungsi," kata Dedi.

Selain itu, pihak kepolisian juga masih melakukan pendataan terhadap 871 warga yang mengungsi akibat rumah yang rusak. Mereka, lanjut Dedi, juga mengalami ketakutan secara psikis atas peristiwa yang terjadi. Pemerintah Buton pun juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang mengungsi.

2. Polisi kerahkan 300 personel setingkat Brimob untuk pengamanan

Polisi Dalami Provokator dan Pelaku Bentrok di Buton Sulawesi TenggaraIDN Times/Margith Juita Damanik

Jenderal bintang satu itu mengungkapkan, agar tak terjadi bentrok susulan, polisi mengerahkan sebanyak tiga Satuan Setingkat Kompi (SSK) Brimob atau setara 300 personel. Di antaranya, dua SST dari (Komando Resort Militer) Korem dan satu SST dari Polres BauBau diturunkan.

"Kapolda bersama Danrem dan bupati, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda setempat sudah melakukan rapat untuk bersama-sama meredam situasi yang berkembang di sana," jelas Dedi.

Pascainsiden tersebut, kepolisian meningkatkan status keamanan menjadi siaga I. Untuk itu, Dedi mengimbau masyarakat tak melakukan provokasi penyerangan susulan.

"Semua warga diminta untuk menahan diri," sambung dia.

3. Kronologi bentrok warga desa di Buton, Sulawesi Tenggara

Polisi Dalami Provokator dan Pelaku Bentrok di Buton Sulawesi TenggaraIDNTimes/Abdurrahman

Dedi kemudian memaparkan kronologi bentrok antar warga desa di Buton, Sulawesi Tenggara. Bentrok itu berawal dari konvoi sepeda motor para pemuda Desa Sampoabalo saat melewati Desa Gunung Jaya pada Selasa, 4 Juni 2019 sekitar pukul 21.00 WIB.

Pada Rabu, 5 Juni 2019 sekitar pukul 13.00 WIB, seorang pemuda dari Desa Sampoabalo melakukan silaturahmi ke rumah saudaranya dengan melewati Desa Gunung Jaya. Saat melewati desa itu, pemuda dari Desa Gunung Jaya secara sengaja memanah pemuda dari Desa Sampoabalo.

"Ada pemuda dari Desa Gunung Jaya membusur, menembak dengan menggunakan busur dari besi itu mengenai dada sebelah kiri. Kemudian pemuda tersebut langsung melaporkan kepada masyarakat yang ada di Desa Sampoabalo," papar Dedi.

Sekitar pukul 14.00 WIB, lanjut Dedi, sebanyak 100 lebih warga Desa Sampoabalo melakukan serangan ke Desa Gunung Jaya. Dalam serangan itu, sekitar 50 rumah dibakar beserta satu unit mobil dan motor.

"Aparat kepolisian dan TNI berusaha untuk meredam, melokalisir agar kejadian tersebut tidak meluas," kata Dedi.

Kemudian, bentrok susulan terjadi pada Kamis, 6 Juni 2019. Bentrokan itu kata Dedi, melibatkan kelompok etnis tertentu. Mereka bergabung dengan warga Desa Gunung Jaya untuk melakukan penyerangan balik.

"Sehingga mengakibatkan beberapa orang terluka dan dua orang meninggal dunia," jelas Dedi.

Baca Juga: KMP Mutiara Persada II Tujuan Bakauheni Kandas di Perairan Pulau Rimau

Topik:

  • Elfida

Berita Terkini Lainnya