Polisi Dalami Akun Facebook Pelaku Bom Pos Pengamanan Kartasura

Rofik berkomunikasi dengan pimpinan ISIS melalui Facebook

Jakarta, IDN Times - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengungkapkan, pihaknya tengah menelusuri akun Facebook Rofik Asharuddin (RA), 22, pelaku yang meledakkan bom di Pos Pengamanan (Pospam) Lebaran Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Senin (3/6) lalu.

Dedi mengaku, kepolisian sempat mengalami hambatan dalam menggali informasi dari pelaku, sebab salah satu barang bukti yakni handphone (HP) milik Rofik telah dirusak.

"Kondisi tersangka RA dalam kondisi yang cukup stabil. Kesehatannya membaik, namun belum bisa dimintai keterangan secara full. Barusan Tim Densus 88 hari ini memintai keterangan, tapi belum full menjelaskan bahwa HP yang bersangkutan sudah dirusak. Sehingga dari laboratorium forensik kita agak sedikit mengalami hambatan," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/6).

"Namun, aparat kepolisian mencoba semaksimal mungkin untuk membuka jaringan komunikasi tersangka RA dengan menggunakan akun Facebook yang bersangkutan," sambung dia.

Baca Juga: Sukacita Keuskupan Agung Semarang Rayakan Idulfitri

1. Rofik berkomunikasi dengan pimpinan ISIS melalui Facebook

Polisi Dalami Akun Facebook Pelaku Bom Pos Pengamanan KartasuraIDN Times/Axel Jo Harianja

Dedi mengatakan, Rofik juga melakukan komunikasi dengan pimpinan ISIS melalui akun Facebook miliknya. Untuk itu, pihaknya akan mendalami jaringan komunikasi Rofik melalui akun Facebook tersebut.

"Iya (komuniksasi dengan pimpinan ISIS) melalui Facebook. Dari hasil pemeriksaan sementara, kemudian hasil keterangan orang tuanya," kata Dedi.

Dedi menjelaskan, orang tua Rofik juga sempat diajak oleh anaknya itu untuk berbaiat kepada jaringan ISIS.

"Orang tuanya sempat diajak untuk mendukung suicide bomber, tapi orang tuanya menolak," jelas Dedi.

Menurut Dedi, orang tua Rofik saat itu tidak segera melapor ke polisi karena belum dapat memastikan apakah anaknya itu benar-benar terpapar dengan paham radikal yang dikembangkan oleh ISIS tersebut. Meski begitu, orang tua Rofik sudah berupaya mengingatkannya agar tak mengikuti hal-hal yang sifatnya radikal.

"Orang tua sudah mengingatkan kepada anaknya untuk tidak usah mengikuti hal-hal yang sifatnya radikalnya terlalu ektrim, itu membahayakan. Karena, memang tingkat pengetahuan yang bersangkutan (Rofik) terhadap pemahaman agama itu sangat kurang," jelas Dedi lagi.

2. Rofik bertukar informasi dengan lone wolf lainnya untuk merakit bom

Polisi Dalami Akun Facebook Pelaku Bom Pos Pengamanan KartasuraIDN Times/Axel Jo Harianja

Berdasarkan hasil pendalaman polisi, Rofik masih termasuk lone wolf atau tidak terafiliasi jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) atau kelompok organisasi teroris yang terstruktur.

Akan tetapi, Rofik memiliki jaringan komunikasi dengan lone wolf lainnya untuk tukar-menukar pengalaman merakit bom.

"Merakit bom itu didapat dari latihan dan belajar dari Youtube. Itu ada automate bom, itu sudah ada di situ berapa paket sampai membuat detonator itu sudah ada. Saat ini lagi didalami Densus 88," ucap Dedi.

3. Detik-detik sebelum Pos Pengamanan Kartasura dibom

Polisi Dalami Akun Facebook Pelaku Bom Pos Pengamanan KartasuraCCTV Dishub Sukoharjo

Dedi sebelumnya membeberkan detik-detik sebelum Rofik melakukan pengeboman di Pospam Lebaran, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dedi mengatakan, saat kejadian ada seorang saksi bernama Rangga yang melihat pelaku.

"Pada saat kejadian, saksi (Rangga) membantu aparat kepolisian memasang lampu. Yang bersangkutan melihat pelaku sedang berjalan ke arah pos pukul 22.35 WIB dengan mengenakan kaos hitam dan celana jeans serta yang bersangkutan memakai headset," beber Dedi.

Dedi menjelaskan, berdasarkan perkiraan dari saksi, Rofik duduk di trotoar di depan Pospam selama kurang lebih 5-10 menit.

"Tiba-tiba pukul 22.45 WIB terjadi ledakan yang cukup kencang. Mengakibatkan pelaku mengalami luka. Terluka di depan pos. Kemudian, saksi bersama sejumlah personel Polri berjumlah 8 orang segera keluar dari pos untuk menghindari ledakan susulan," jelas Dedi.

Sekitar pukul 23.30 WIB, Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polda Jateng kemudian melakukan pengecekan CCTV milik Dinas Perhubungan kabupaten setempat.

Dalam CCTV tersebut, lanjut Dedi, pelaku terlihat berjalan dari arah Pos 10 atau Pos Tugu sambil meninggalkan sepeda motor berwarna silver dengan nomor polisi AD 4051 WK.

Setelah selesai melakukan pengamanan di lokasi kejadian, tim dari Polres Sukoharjo bersama pasukan dari Brimob melakukan evakuasi terhadap pelaku.

"Ketika TKP dinyatakan sudah aman, maka pelaku dilakukan evakuasi ke RS di Muardi Solo untuk dilakukan perawatan secara intensif," kata Dedi.

Dedi menuturkan, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri kemudian langsung melakukan proses investigasi untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaku serta peristiwa bom bunuh diri di depan pospam tersebut.

"Demikian juga labfor langsung melakukan olah TKP di lokasi. Menemukan beberapa serpihan dan beberapa partikel terkait masalah bom," tutur Dedi.

Pada pukul 01.25 WIB, Tim Densus 88 bersama Anti-Teror Polda Jateng melakukan penggeledahan serta penyitaan barang bukti di rumah pelaku.

"Dari hasil penyitaan tersebut dan identifikasi yang dilakukan oleh Inafis, pelaku berhasil diidentifikasi atas nama RA. Diambil dari sidik jari yang bersangkutan dan ijazah yang bersangkutan pernah mengikuti pendidikan," jelas Dedi.

Dari hasil penyitaan di rumah pelaku, berhasil ditemukan beberapa barang bukti yang digunakan untuk membuat bom berdaya ledak rendah.

"Hasil temuan yang ada di kediaman pelaku, kemudian hasil analisa labfor yang menemukan beberapa serpihan di TKP, hasil simpulan sementara bahwa itu bom jenis low explosive," kata dia.

"Kemudian juga dicek ulang kembali dari labfor, sisa- sisa serbuk yang melekat di tubuh pelaku baik di dekat sekitar perut maupun sekitar luka yang ada di tangan sebelah kanan. Semua identik. Maka, ditarik satu kesimpulan ini (bom) low explosive," sambung Dedi.

4. Pelaku orang yang pendiam dan jarang bersosialisasi

Polisi Dalami Akun Facebook Pelaku Bom Pos Pengamanan KartasuraDok. IDN Times

Selain itu, berdasarkan keterangan dari orang tua dan kakak pelaku, dia memiliki sifat yang cenderung pendiam serta jarang melakukan komunikasi dan bersosialisasi.

"Keluar kadang-kadang juga pamitan dan kadang gak pamitan. Kejadian dia bom bunuh diri kemarin itu, dia tidak berpamitan. Cuma keluar menggunakan sepeda motor, lalu tahu-tahu terjadi ledakan di depan pospam itu," ungkap Dedi.

Lebih lanjut, kemungkinan pelaku akan dibawa ke Jakarta jika memang terafiliasi dengan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Nunggu kesehatan yang bersangkutan. Kalau sudah cukup kuat, prosesnya akan sangat bergantung pada Densus 88. Kalau tidak terafiliasi ke kelompok yang terstruktur, penanganannya cukup di Polda Jawa Tengah. Tapi, ketika dikembangkan kalau terafiliasi jaringan JAD misalnya, penanganannya bisa di Jakarta," jelas Dedi.

Baca Juga: Menhub Turun ke Jalan Sapa Pemudik di Gerbang Tol Cikarang Utama

Topik:

  • Elfida

Berita Terkini Lainnya