Korban Tewas Kerusuhan 22 Mei Jadi 9 Orang, Diduga Perusuh

Polri bekerja sama dengan Komnas HAM terkait kasus itu

Jakarta, IDN Times - Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal mengatakan jumlah korban tewas dalam aksi demo yang berakhir ricuh pada 21-22 Mei 2019 lalu, bertambah menjadi sembilan orang. Menurut Iqbal, para korban tewas tersebut diduga bukanlah bagian dari massa damai melainkan massa perusuh.

"Polri sudah bentuk tim investigasi yang diketuai Irwasum Polri untuk menginvestigasi semua rangkaian peristiwa 21-22 Mei termasuk juga sembilan (korban tewas). Kita harus sampaikan bahwa sembilan korban meninggal dunia kami duga perusuh. Diduga ya, diduga perusuh," kata Iqbal dalam Konferensi Pers di Media Center Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/6).

Baca Juga: Polisi Sebut 67 Pelaku Kerusuhan 22 Mei Masih Anak-anak

1. Polri bekerja sama dengan Komnas HAM terkait kasus itu

Korban Tewas Kerusuhan 22 Mei Jadi 9 Orang, Diduga PerusuhIDN Times/Margith Juita Damanik

Jenderal bintang dua itu menegaskan, proses pemeriksaan para korban meninggal itu sampai saat ini masih dilakukan. Polri, kata Iqbal, juga berkoordinasi dengan Komnas HAM untuk menangani kasus tersebut.

"Tim bekerja paralel dengan kordinasi dengan Komnas HAM. Siang ini pukul 14.00 tadi Pak Irwasum sedang koordinasi dengan Komnas HAM. Kami akan seobjektif mungkin sedetail mungkin untuk menginvestigasi seluruh rangkaian peristiwa," jelas Iqbal.

"Bukan hanya fokus pada sembilan (korban meninggal) yang diduga perusuh itu yang jadi korban. Nanti ada waktunya, Insya-Allah tim selesaikan investigasinya dan Komnas HAM akan sampikan ke publik," sambung Iqbal.

2. Satu korban tewas akibat peluru tajam

Korban Tewas Kerusuhan 22 Mei Jadi 9 Orang, Diduga PerusuhIDN Times/Axel Jo Harianja

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo membenarkan bahwa ada satu korban meninggal aksi unjuk rasa pada 21 hingga 22 Mei 2019 lalu.

"Kemarin, saya mengutip apa yang disampaikan Pak Kapolri (Tito Karnavian). Pak Kapolri menyebutkan ada enam orang korban meningal dunia, satu diantaranya teridentifikasi terkena peluru tajam," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/5) lalu.

3. Korban meninggal versi Polri dan Gubernur DKI Jakarta kala itu

Korban Tewas Kerusuhan 22 Mei Jadi 9 Orang, Diduga PerusuhIDN Times/Axel Joshua Harianja

Sebelumnya, Iqbal mengatakan terdapat tujuh orang yang meninggal dalam kericuhan demonstrasi pada 21-22 Mei 2019 di sekitar gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI dan titik lain di Jakarta. Data tersebutlah yang saat itu masuk ke Polri.

"Korban meninggal dunia (data) yang ke kami itu tujuh," kata Iqbal di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (23/5) siang.

Iqbal memaparkan massa aksi pada 21-22 Mei terbagi menjadi dua segmen. Segmen pertama adalah massa damai, dan segmen kedua massa perusuh. Sementara, selama aksi berlangsung, Polda Metro Jaya mencatat telah menangkap 257 tersangka.

"Yang diamankan oleh Polda Metro Jaya 257, itu tatonya banyak, dan ada empat orang positif narkoba. Bagaimana mau unjuk rasa kalau mereka narkoba. Yang lain juga akan diperiksa," kata dia.

Di lain sisi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan kabar terbaru daftar korban kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei di wilayah Jakarta.

"Korban yang meninggal jumlahnya 8 orang," kata Anies di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/5).

Sementara itu, 730 orang harus mendapatkan penanganan kesehatan di rumah sakit yang tersebar di Ibu Kota. "Jenis diagnosis terbanyak yang nontrauma 93 orang, luka berat 79 orang, luka ringan 462 orang, ada yang belum ada keterangan 96 orang," tandasnya.

Ironisnya, kebanyakan korban didominasi remaja. Sebanyak 179 orang usianya masih di bawah 19 tahun dan rentang umur 20 hingga 29 tahun sebanyak 294 orang. "Jadi jumlah anak-anak muda cukup banyak di sini," kata dia.

Berikut daftar identitas korban meninggal aksi 21-22 Mei 2019 yang dimiliki Pemprov DKI: 

1. Farhan Syafero (31 tahun)
Alamat: Depok, Jabar. Meninggal di RS Budi Kemuliaan (Jenazah dirujuk ke RSCM) 22 Mei 2019.

2. M. Reyhan Fajari (16) 
Alamat: Jl. Petamburan 5, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Meninggal di  RSAL Mintoharjo 22 Mei 2019.

3. Abdul Ajiz (27) 
Alamat: Pandeglang, Banten. Meninggal di RS Pelni 22 Mei 2019.

4. Bachtiar Alamsyah
Alamat: Batu ceper, Tangerang. Meninggal di RS Pelni 22 Mei 2019.

5. Adam Nooryan (19) 
Alamat: Jembatan 5, Tambora. Meninggal di RSUD Tarakan 22 Mei 2019.

6. Widianto Rizky Ramadan (17). Alamat: Kemanggisan, Slipi. Meninggal di RSUD Tarakan.

7. Tanpa Identitas, Pria. Meninggal di RS Dharmais 22 Mei 2019.

8. Sandro (31) Meninggal di RSUD Tarakan 23 Mei 2019. Dirawat sejak 22 Mei 2019.

Baca Juga: Terkait Kerusuhan 22 Mei, Polisi akan Panggil Eks Anggota Tim Mawar

4. Wiranto: Tidak mungkin aparat keamanan membunuh rakyat

Korban Tewas Kerusuhan 22 Mei Jadi 9 Orang, Diduga PerusuhIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal TNI (Purn) Wiranto sebelumnya juga mengatakan aparat keamanan tidak mungkin melakukan tindakan tegas dengan menembak menggunakan timah emas, kepada massa yang melakukan aksi unjuk rasa.

Hal itu juga sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa Polisi dan TNI tidak akan menggunakan senjata api saat mengamankan aksi unjuk rasa yang terjadi sejak selasa(21/5) hingga Rabu (22/5) lalu.

"Pada saat menghadapi demonstrasi itu aparat diinstruksikan oleh Kapolri dan Panglima TNI untuk tidak bersenjata api. Senjata disimpan di gudang dan mereka menggunakan perisai dan pentungan, bukan senjata api. Tidak mungkin aparat keamanan membunuh rakyat dalam aksi demo," jelasnya dalam Konferensi Pers di Media Center Menko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (22/5) lalu.

Menurut Wiranto, dalam aksi unjuk rasa itu memang menimbulkan korban. Akan tetapi, hal itu disebabkan oleh kelompok yang ingin membuat kerusuhan. "Korban itu jatuh pada saat rakyat yang dinamakan perusuh bukan pendemo. Karena (perusuh) menyerang asrama Brimob, menyerang kantor polisi, membakar mobil, membuat kekacauan," kata Wiranto.

"Yang menyerang itu adalah preman-preman yang dibayar, bertato. Itu jelas, jangan sampai kita terkecoh dengan hasutan itu," sambung Wiranto.

Wiranto kemudian menceritakan, aksi brutal itu memiliki tujuan untuk menciptakan kekacauan sehingga menimbulkan korban.

"Korban ini dituduhkan kepada aparat keamanan, seakan-akan aparat keamanan lah yg melakukan tindakan sewenang-sewenang kepada masyarakat, kepada rakyat. Sehingga korban di masyarakat. Saya katakan tidak ! Jangan sampai memutarbalikkan," tegasnya.

Wiranto menyimpulkan bahwa, ada niatan atau skenario untuk membuat kekacauan dengan menyalahkan petugas aparat keamanan dengan tujuan membangun antipati kepada pemerintah yang sah. Tindakan mereka juga bertujuan untuk membangun suatu kebencian kepada pemerintah yang menurutnya saat ini sedang melakukan upaya-upaya untuk menyejahterakan rakyat.

"Kami mengharapkan, seluruh masyarakat tidak terpengaruh menerima penjelasan-penjelasan yang tidak rasional. Kita sepakat bahwa negara tidak boleh kalah dalam aksi jahat seperti ini," ujarnya.

"Oleh karena itu, kita sebenarnya dari hasil investigasi saat ini, sudah mengetahui dalang aksi tersebut dan aparat keamanan dengan segenap kekuatan akan bertindak tegas secara hukum.Jangan sampai kita diadu domba sehingga persatuan kita bisa terpengaruh," katanya lagi.

Baca Juga: Tersangka Eksekutor Tokoh Nasional di Aksi 22 Mei Akui Disuruh Kivlan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya