UGM Keluar, Peneliti Vaksin Nusantara di Semarang Fokus Uji Klinis I

"Langsung hubungi Litbangkes karena yang punya proyek."

Semarang, IDN Times - Tim peneliti Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mundur dari tim pembuatan vaksin Nusantara. Dua dosen dan satu dekan FK-KMK memutuskan tidak terlibat dalam penelitian vaksin di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan RI tersebut.

Lalu bagaimana dengan peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) dan RSUP Dr Kariadi Semarang yang terlibat pada vaksin yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto itu? Sampai dimana perkembangan penelitian Vaksin Nusantara hingga saat ini?

1. Peneliti vaksin Nusantara dari Undip Semarang menolak berkomentar

UGM Keluar, Peneliti Vaksin Nusantara di Semarang Fokus Uji Klinis IPetugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Saat dihubungi IDN Times melalui aplikasi pesan WhatsApp, Rabu (10/3/2021), anggota tim peneliti vaksin Nusantara, Dr Yetty Movieta Nency menolak berkomentar mengenai perkembangan penelitian yang sedang dilakukan. Termasuk soal keluarnya peneliti UGM dari keterlibatannya pada vaksin Nusantara.

‘’Tunggu saja nanti publikasi resminya. Sekarang, kami biar fokus meneliti,’’ tuturnya dalam pesan singkat.

Baca Juga: 5 Fakta Jejak Vaksin Nusantara di Semarang, Jaringan Amerika Terlibat

2. Perkembangan penelitian Vaksin Nusantara akan dipublikasikan secara resmi

UGM Keluar, Peneliti Vaksin Nusantara di Semarang Fokus Uji Klinis IInformasi mengenai vaksin nusantara (IDN Times/Sukma Shakti)

Ketika ditanya apakah Vaksin Nusantara sudah memasuki uji klinis tahap kedua? Dosen Fakultas Kedokteran Undip itu menyampaikan, bahwa saat ini belum memasuki uji klinis tahap kedua. Namun secara spesifik ia justru meminta untuk bisa mengonfirmasi kepada bagian Litbangkes Kemenkes.

‘’Langsung hubungi Litbangkes saja, karena yang punya proyek ini mereka,’’ tandasnya. 

Pihak RSUP Dr Kariadi Semarang pun juga menanggapi hal sama saat ditanya terkait perkembangan penelitian vaksin Nusantara. Untuk diketahui, dalam penelitian vaksin yang menggunakan metode sel dendritik autolog itu dilakukan di laboratorium rumah sakit milik pemerintah pusat itu. 

‘’Untuk publikasi penelitian vaksin sementara cukup ya. Nanti menunggu perkembangan baru nggih (red: ya),’’ ujar Humas RSUP Dr Kariadi, Parna ketika dihubungi IDN
Times, Rabu (10/3/2021).

3. RSUP Dr Kariadi juga belum buka suara soal perkembangan penelitian Vaksin Nusantara

UGM Keluar, Peneliti Vaksin Nusantara di Semarang Fokus Uji Klinis IVaksinasi sopir dan driver ojek online di Tangerang (ANTARA FOTO/Fauzan)

Parna juga meminta maaf, karena tim peneliti Vaksin Nusantara di RSUP Dr Kariadi belum bisa melayani wawancara kepada awak media.

‘’Mohon maaf tim minta waktu agar bisa melanjutkan tugas penelitian yang masih panjang. Jadi mohon maaf untuk sementara belum bisa melayani wawancara. Terima kasih,’’ ungkapnya.

Senada disampaikan Humas Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Utami Setyowati saat dikonfirmasi IDN Times belum lama ini, "Sudah saya tanyakan ke tim dokter peneliti. Untuk saat ini sedang fokus penyempurnaan fase (uji klinis) I. Untuk sementara belum bersedia untuk diinterviu. Mohon maaf."

Untuk diketahui, tim pengembangan dan peneliti vaksin Nusantara terdiri dari PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, RSUP Dr Kariadi Semarang, dan Litbangkes Kemenkes.

4. Pengembangan vaksin Nusantara sudah dilakukan sejak 12 Oktober 2020

UGM Keluar, Peneliti Vaksin Nusantara di Semarang Fokus Uji Klinis I(Simulasi uji klinis vaksin sinovac COVID-19 di RSUP Unpad, Kota Bandung) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Vaksin Nusantara menggunakan teknologi sel dendritik dimana satu vaksin dibuat hanya untuk satu orang, sehingga diklaim Terawan dan tim aman bagi orang yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan.

Cara kerja vaksin dendritik berasal dari sel dendritik autolog (komponen dari sel darah putih) yang dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-COV-2. Sel dendritik yang telah mengenal antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS COV-2.

Berbagai proses sudah dilalui dalam pengembangan vaksin sejak 12 Oktober 2020, yakni dengan penetapan tim penelitian uji klinis vaksin sel dendritik oleh Kemenkes KMK No. HK.01.07/MENKES/2646/2020. Kemudian, tanggal 23 Desember 2020 sampai 6 Januari 2021 penyuntikan uji klinis fase pertama hingga 11 Januari 2021 dan 3 Februari 2021 dilakukan monitoring dan evaluasi.

Baca Juga: Uji Klinis Vaksin Nusantara Diam-diam Mencatut Nama Peneliti UGM

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya