3 Remaja Albania Buat Aplikasi untuk Bantu Perempuan Korban Kekerasan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tirana, IDN Times - Tiga remaja Albania berhasil membuat dan mengembangkan sebuah aplikasi yang diharapkan bisa membantu para korban kekerasan domestik. Seperti dilaporkan Reuters, remaja-remaja berusia 16 tahun itu mengaku ingin berkontribusi mengatasi masalah besar di Albania di mana satu dari dua perempuan menjadi korban kekerasan tahun lalu.
Aplikasi yang diberi nama dalam bahasa Albania, GjejZâ, atau dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti Temukan Suaramu, tersebut akan diluncurkan pada Jumat pekan ini (11/10). Berkat aplikasi ini juga ketiganya mendapatkan penghargaan dalam kompetisi teknologi internasional khusus perempuan di Amerika Serikat.
1. Kekerasan terhadap perempuan adalah isu yang dekat dengan ketiga penemunya
Dalam kompetisi kali ini, peserta diwajibkan membuat aplikasi yang bisa membantu menyelesaikan masalah sosial. Arla Hoxha, Dea Rrozhani, dan Jonada Shukarasi mengaku pemilihan topik kekerasan berbasis gender, terutama di ranah domestik, bukan tanpa pertimbangan matang.
"Kekerasan terhadap perempuan merupakan sebuah persoalan besar di Albania dan ini juga berdampak kepada kami gadis remaja sebab kami melihat tahap-tahap awalnya bahkan di antara teman-teman kami, kawan-kawan kami," kata Jonada Shukarasi seperti dilansir dari The New York Times.
Baca Juga: Komnas Perempuan, 20 Tahun Membela Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan
2. Ketiganya bekerja sama dengan para pakar
Dalam proses pengembangannya pun mereka tidak sembarangan. Ada beberapa psikolog, pakar masalah perempuan, sampai Deputi Menteri Dalam Negeri yang mereka ajak untuk kerja sama.
Editor’s picks
Kemenangan ketiganya di Amerika Serikat pun jadi kebanggaan bagi negara. Media memberitakannya. Pemerintah ikut mengucapkan selamat. Dea Rrozhani mengatakan bahwa Temukan Suaramu "bukan hanya menjadi motto kami saja, tapi pesan yang kami ingin sampaikan kepada seluruh perempuan Albania".
Ia menambahkan,"GjejZâ membantu perempuan memerangi kekerasan berbasis gender dalam tiga langkah mudah melalui identifikasi masalah, menguatkan pemakai [aplikasi] dan memungkinkan mereka mengambil sikap."
3. Cakupan aplikasi tersebut cukup luas
Pengguna aplikasi bisa menjawab serangkaian pertanyaan yang akan membantu mereka mengidentifikasi apakah mereka adalah korban dari kekerasan domestik. Aplikasi itu menawarkan kesaksian-kesaksian dari para perempuan yang telah berhasil keluar dari masalah yang sama dan mendukung pengguna untuk melapor.
Selain itu, aplikasi tersebut juga berisi instruksi latihan bernapas ketika sedang panik, menghubungkan mereka kepada agen pemerintah, polisi atau kelompok pendukung di setiap kota, serta mengakses layanan sosial yang disediakan. Bahkan, ada juga saran-saran tentang kepegawaian serta tempat penampungan.
4. Kekerasan terhadap perempuan jadi masalah yang sering ditemui di Albania
Menurut Iris Luarasi, Kepala Hotline Nasional untuk Perempuan Korban Kekerasan, mengutip survei pada 2018 yang menunjukkan satu dari dua perempuan Albania menjadi korban. Pada tahun yang sama, ada 4.000 kasus yang dilaporkan kepada aparat.
Sebuah laporan terbaru dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) menemukan sembilan dari 10 perempuan menganggap kekerasan terhadap perempuan adalah hal yang umum di Albania. Parahnya, sebanyak 97 korban dari kekerasan domestik tak pernah melaporkannya.
Baca Juga: RKUHP Berpotensi Merugikan Korban Kekerasan Seksual