Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Silaturahmi dan kumpul keluarga menjadi salah satu momentum penting saat Lebaran. Usai melaksanakan salat Id, umat Islam biasanya akan bersilaturahmi ke rumah saudara untuk berkumpul keluarga besar yang mungkin jarang berjumpa.
Ketika kumpul keluarga besar, tak jarang ada pertanyaan “kapan nikah” terkhusus ditujukan padamu yang dianggap berusia matang untuk berkeluarga, tetapi terlihat masih sendiri. Tak ayal, pertanyaan ini bisa menjadi mengesalkan jika tak disikapi dengan baik.
Jangan dulu kesal karena kamu bisa ikuti lima cara ini untuk menyikapi pertanyaan “kapan nikah” dari saudara saat kumpul Lebaran.
1. Jangan langsung tersulut emosi
interaksi bahagia sesama muslim (freepik.com/freepik) Pembahasan tentang pertanyaan “kapan nikah” sudah lumrah menjadi salah satu topik pembicaraan di kala Lebaran. Tak jarang, banyak orang yang mudah tersulut emosi ketika mendapati pertanyaan ini.
Namun, perlu diketahui ada dua kemungkinan dari pertanyaan tersebut. Pertama, bisa saja saudaramu memang murni ingin tahu dan berniat membantu mencarikan jodoh. Kedua, bisa juga saudaramu hanya iseng bertanya untuk basa-basi.
Terlepas dari niat yang melatarbelakangi pertanyaan tentang menikah, jangan langsung tersulut emosi menanggapinya. Tetap kalem dan tenang saat mendengar pertanyaan “kapan nikah”. Jika kamu tersulut emosi, maka bisa jadi suasana Lebaran tak lagi menyenangkan. Tentunya kamu tak ingin merusak nuansa Lebaran, bukan?
2. Jawab secara diplomatis
kepedulian sesama muslim (freepik.com/freepik) Kamu bisa merespons pertanyaan “kapan nikah” dengan memberi jawaban yang diplomatis, yakni jawaban yang disusun secara hati-hati. Artinya, kamu tak perlu menjawab dengan rinci atas pertanyaan itu, cukup sampaikan secara samar saja dan tak menjurus pada jawaban konkret.
Contoh jawaban diplomatis ialah dengan menyampaikan permohonan doa pada yang menanyakan. Misal, “Ya, doanya ya Budhe...” “Mohon doanya Tante...” dan sebagainya. Bagi orang Jawa, kamu bisa menjawabnya dengan ungkapan, “Pangestune nggih Budhe.”
Jawaban diplomatis dengan meminta doa justru akan lebih baik daripada menimpali pertanyaan dengan sinis. Manfaatkanlah pertanyaan “kapan nikah” sebagai momentum untuk memohon doa dari saudara.
3. Jawab dengan pertanyaan
interaksi muslimah (freepik.com/freepik) Pertanyaan “kapan nikah?” tak selalu harus dijawab dengan jawaban tegas. Besar kemungkinan hilal jodoh memang belum tampak. Jadi, kamu bisa menjawab pertanyaan “kapan nikah?” dengan pertanyaan.
Cobalah merespons pertanyaan tentang menikah dengan menanyakan tentang kandidat calon. Kamu bisa menjawabnya semacam ini, “Tante punya pandangan calon untuk saya?” atau “Mau mencarikan calon ya, Budhe?”
Terkadang pertanyaan kapan menikah saat Lebaran memang bertujuan untuk memastikan apakah kamu sudah punya calon atau belum. Jika belum, maka bisa jadi ia berniat menjodohkanmu dengan seseorang. Jadi, apa salahnya memastikan hal tersebut dengan menanyakannya langsung?
Baca Juga: 6 Tips Menggelar Open House saat Lebaran biar Berkesan, Putar Musik
4. Tanggapi dengan candaan
ilustrasi interaksi muslimah (freepik.com/freepik) Tanggapi pertanyaan tentang menikah dengan candaan. Cara ini sangatlah simpel dan menyenangkan karena akan mencairkan suasana.
Apalagi terkadang pertanyaan tentang menikah bisa mengubah genre suasana menjadi horor mencekam. Jadi, kamu butuh asupan candaan untuk menetralisir suasana.
Jawaban candaan yang bisa kamu utarakan, misal “Nanti nikahnya kalau gak Sabtu, ya Ahad.” “Hilal jodohnya belum kelihatan.” “Besok ya kalau gak kesiangan.” “Maunya sih sekarang, tapi KUA tutup pas Lebaran.”