TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Plus Minus Jadi Orang yang Gak Suka Upload Story, Jaga Privasi

Bikin orang lain gak tahu kehidupanmu

ilustrasi jarang upload story (pexels.com/Michael Burrows)

Intinya Sih...

  • Menjaga privasi di media sosial membawa kedamaian dan kebahagiaan yang lebih autentik.
  • Tidak aktif di media sosial menghindari tekanan mencari validasi eksternal.
  • Jarang membuat story bisa membuat kurangnya eksposur terhadap kemampuan dan kepribadian seseorang.

Banyak beragam tipe orang di media sosial. Salah satunya adalah mereka yang cenderung cuek dan jarang mengunggah cerita dalam fitur Story. Mereka memilih untuk menjaga privasi dan tidak ingin kehidupan pribadi mereka diekspos kepada publik. Meskipun terlihat sepele, keputusan ini sebenarnya memiliki dampak positif dan negatif yang mungkin tidak disadari secara mendalam.

Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu per satu mengenai plus dan minus dari pilihan seseorang untuk jarang update Story. Yuk, simak penjelasannya dengan saksama!

1. Hidup terasa lebih tenang

Ilustrasi cewek senyum (pexels.com/chris howard)

Perbedaan antara kehidupan nyata dan media sosial semakin kabur, di mana banyak yang memilih untuk mengungkapkan kesehariannya melalui unggahan di smartphone. Namun, tidak semua orang merasa nyaman dengan konsep ini, terutama dalam hal membagikan cerita melalui fitur Story. Bagi mereka yang memilih untuk menjaga privasi, ini membawa dampak positif. Mereka dapat merasakan kedamaian yang sejati, tanpa terjebak dalam tekanan untuk selalu memperbarui cerita mereka.

Tidak terlibat aktif dalam media sosial juga mengurangi potensi konflik dan ketidaknyamanan dengan orang lain. Dengan begitu, mereka dapat menikmati kehidupan nyata tanpa terbebani oleh ekspektasi dari dunia maya. Keputusan untuk menjauh dari sorotan media sosial bisa menjadi langkah menuju kedamaian dan kebahagiaan yang lebih autentik.

2. Tidak memicu keinginan haus validasi

Ilustrasi bahagia (pexels.com/mellamed)

Kebiasaan mengunggah Story di media sosial seringkali memicu dorongan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Ini menggiring individu pada dorongan berlebihan untuk menciptakan citra yang sempurna di mata publik, yang kadang-kadang mengaburkan identitas asli mereka.

Bagi yang tidak aktif mengunggah Story, keuntungannya adalah terhindar dari tekanan mencari validasi eksternal. Mereka mampu menjalani hidup dengan autentisitas tanpa perlu menyelaraskan kehidupan mereka dengan ekspektasi orang lain. Kehidupan tanpa drama yang dibuat-buat untuk mencapai standar tertentu membuat mereka merasa lebih bebas dan minim tekanan serta stres.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Belum Serius Mengembangkan Diri, Tunggu Apa Lagi?

3. Dinilai sosok yang misterius

Ilustrasi diam (unsplash.com/Hamish Duncan)

Individu yang jarang membuat Story cenderung menjaga privasi mereka dengan ketat. Mereka lebih memilih untuk menjalani kehidupan tanpa terlalu diekspos oleh publik, sehingga sering kali dianggap sebagai pribadi yang tertutup dan misterius.

Sifat ini membuat mereka tampak sulit didekati, sehingga orang lain cenderung enggan berinteraksi dengannya melalui media sosial. Hal ini bisa membuat lingkaran pergaulannya terbatas di media sosial karena kurangnya keterbukaan yang mereka tunjukkan melalui konten Story.

Verified Writer

Maftukhatul Azizah

I write to inspire and connect with you. Follow me on my Instagram journey @maftukhazizah.🌹

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya