Tradisi SMA Kolese De Britto Rayakan Kelulusan, Long March ke Tugu

Hanya dilakukan oleh angkatan yang lulus 100 persen

Yogyakarta, IDN Times - Bukan SMA Kolese De Britto namanya kalau tak memberi sesuatunya yang berbeda. Sekolah khusus laki-laki ini menjadi buah bibir di media sosial saat merayakan kelulusan dengan melakukan long march atau berjalan kaki ke Tugu Jogja.

Long march bukan sekali ini saja dilakukan, tradisi ini telah dilakukan bertahun-tahun oleh siswa De Britto. Tak hanya sekadar jalan jauh, mereka juga melakukan beberapa aksi lainnya. 

1. Tradisi kelulusan yang unik sejak tahun 2000-an

Tradisi SMA Kolese De Britto Rayakan Kelulusan, Long March ke TuguPerayaan Kelulusan SMA Kolese De Britto (Dok. Istimewa/johanesadim)

Jika siswa dari sekolah lain merayakan kelulusan dengan konvoi hingga corat-coret baju, berbeda dengan lulusan SMA Kolese De Britto.  Salah seorang siswa kelas MIPA 2, Dimas mengatakan tradisi ini telah diadakan sejak tahun 2009--2010.

"Kegiatan perayaan ini dimulai dengan pengukuhan dan pelepasan siswa. Di momen tersebut para siswa diminta buat mengenakan pakaian adat Indonesia sesuai keinginan masing-masing," ujar Dimas.

Paskal, siswa kelas IPS 2 mengatakan ia memilih menggunakan pakaian adat Bali. "Baru setelah acara pengukuhan, siswa berganti seragam dan mengadakan long march," ujar Paskal, Senin (8/05/2023).

2. Tak sekadar jalan jauh, siswa lakukan aksi bersih-bersih jalan

Tradisi SMA Kolese De Britto Rayakan Kelulusan, Long March ke TuguPerayaan Kelulusan SMA Kolese De Britto (Dok. Istimewa/johanesadim)

Dalam video yang viral di jagat dunia maya, ratusan siswa lulusan SMA Kolese De Britto berjalan dari sekolah mereka yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto menuju Tugu Pal Putih yang jaraknya terbilang jauh, yakni 5,5 KM. Namun apresiasi dari warganet bukan hanya karena jalan jauh yang dilakukan, melainkan adanya aksi nyata dengan bersih-bersih jalan dan bakti sosial.

Hal senada pun disampaikan oleh Dimas yang dihubungi dalam waktu berbeda, "Kita selalu dituntut buat lebih 'gayeng' daripada tahun sebelumnya. Kelulusan 2022 sekedar membagikan makanan tapi untuk taun ini juga membagikan makanan sekaligus memungut sampah di jalur long march."

Baca Juga: 5 Fakta Unik SMA Kolese De Britto, Siswanya Boleh Gondrong

3. Tradisi long march dilakukan ketika kelulusan seratus persen

Tradisi SMA Kolese De Britto Rayakan Kelulusan, Long March ke TuguPerayaan Kelulusan SMA Kolese De Britto (Dok. Istimewa/yohanespaskall_)

Meski merupakan tradisi tahunan, ternyata tak semua angkatan mengadakan long march. "Kegiatan long march ini dilakukan apabila lulus 100 persen saja. Di lain dari itu tidak ada kegiatan long march," Kata Paskal.

Ia lalu menambahkan ada angkatan tahun 2018 dan 2019 yang tidak long march karena alasan tertentu, sementara angkatan 2020 dan 2021 pun tak mengadakan tradisi tersebut karena adanya pandemi. Meski begitu, menurut Dimas bahwa kegiatan jalan jauh bukan sekadar memeriahkan kelulusan tahunan saja, tapi berdasar pada didiakan dari sekolah yang berlandas slogan 'Ad Maiorem Dei Gloriam' yang artinya Demi Kemuliaan Allah yang Lebih Besar.

"Dari pendidikan itu semua siswa sadar bahwa pribadinya harus bermanfaat bagi manusia di sekitar yang kekurangan dan dikucilkan. Tentu tradisi yang ada sudah menjadi kebanggaan aku pribadi dan gak pernah kepikiran untuk konvoi dan coret-coret seragam karena seragam kami beda. Ada logo sekolah kebanggaan dan itu harus dihormati. Terlebih seragam ini bisa disumbangkan untuk siswa kurang beruntung di luar sana," tambah Dimas.

Baca Juga: SMA Stella Duce 1 Yogyakarta Pamerkan Karya Fotografi di JNM

Topik:

  • Febriana Sintasari
  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya