TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Langkah Mengompos Sisa Makanan, Kurangi Food Waste

Cara ramah lingkungan meminimalisir limbah makanan

ilustrasi sisa makanan (unsplash.com/lenkamou)

Sampah makanan atau food waste menjadi salah satu masalah lingkungan yang serius. Jika dibiarkan, sampah makanan terus menumpuk dan mengeluarkan gas metana yang menyebabkan perusakan lapisan ozon dan meningkatnya pemanasan global. Mengompos sisa makanan bisa jadi solusi bagi individu untuk mengurangi sampah makanan.

Mengompos sisa makanan dapur bukanlah hal yang sulit. Berbekal peralatan sederhana, kamu bisa mengompos sisa makanan di dapurmu. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu pakai untuk mengompos sisa makanan.

1. Pahami bahan pembuat kompos sisa makanan

ilustrasi sampah (pexels.com/kelly)

Pengomposan bertujuan mengolah sisa makanan atau sampah menjadi pupuk, yang nanti bisa digunakan sebagai bahan campuran media tanam. Untuk membuat kompos sendiri membutuhkan beberapa bahan, di antaranya nitrogen, karbon, dan air.

Nitrogen bisa didapatkan dari bahan-bahan yang cenderung berwarna hijau. Misalnya daun, rumput, sisa buah dan sayuran mentah, termasuk sisa kopi dan teh. Sedangkan karbon berasal dari bahan-bahan berwarna cokelat. Contohnya daun-daun yang mengering, cangkang telur, ranting pohon, sekam, hingga kertas. 

Sebelum memasukkan bahan pembuat kompos ke dalam wadah, pastikan kamu sudah mencacah atau menghancurkannya terlebih dahulu. Hal tersebut akan memudahkan proses penguraian pada sisa-sisa makanan.

2. Tidak semua sisa makanan bisa dikompos

ilustrasi sampah makanan (pixabay.com/ben_kerckx)

Tidak semua jenis sisa makanan bisa dijadikan kompos. Ada beberapa sisa makanan yang tidak bisa dimasukkan ke dalam wadah kompos. Misalnya sisa daging, tulang, produk mengandung minyak dan susu. Sisa-sisa makanan tersebut akan menghambat proses penguraian dan menimbulkan bau.

Benda lain yang tidak bisa dicampurkan pada kompos adalah kantong teh dan kopi. Untuk ampas teh dan kopi masih bisa dicampurkan dengan sisa bahan kompos lain. Tetapi, untuk kantongnya tidak bisa, karena kantong teh tidaklah biodegradable, dan sulit diuraikan.

3. Pisahkan jenis sisa makanan

ilustrasi memilah sampah organik (pexels.com/shvets-production)

Setelah mengetahui sampah mana saja yang bisa dikompos, sediakan dua atau tiga tempat sampah di dapur. Pemisahan sampah ini berguna untuk mengelompokkan sampah dan mempermudahmu dalam melakukan pengomposan.

Minimal bagi sampah menjadi tiga kategori sisa makanan untuk kompos, sisa makanan yang tidak bisa dikompos, dan sampah plastik atau mengandung bahan biodegradable. Jangan pernah mencampur sampah yang tidak sesuai dengan kelompok. Ini hanya akan menghambat proses pengomposan.

4. Masukkan bahan pembuat kompos dengan urutan yang sesuai

ilustrasi wadah kompos (pixabay.com/dmoreaurh)

Kompos harus disediakan tempat khusus sebagai tempat penampung. Wadah yang paling umum adalah box atau ember. Ukurannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dapur. Ikuti cara berikut ini:

  1. Masukkan sisa-sisa makanan secara berurutan. Lapisan paling bawah bisa kamu masukkan sampah yang mengandung karbon. Jangan lupa tambahkan tanah pada lapisan karbon.
  2. Berikutnya, masukkan sampah yang mengandung nitrogen untuk lapisan selanjutnya. Selanjutnya, lakukan secara selang seling antara sampah karbon dan nitrogen.
  3. Setelah wadah terisi penuh, segera tutupi kompos. Diamkan kompos selama dua minggu. 
  4. Lakukan pengadukan setiap satu minggu sekali sampai kompos siap panen.

Baca Juga: 7 Manfaat Mengompos di Rumah, Bikin Hemat juga Sehat

5. Tambahkan MOL dan air bila perlu

ilustrasi kompos sisa makanan (pixabay.com/melgreenfr)

Sebenarnya, tanpa MOL sampah-sampah makanan bisa terurai sendiri. Akan tetapi membutuhkan waktu urai yang sangat lama. MOL atau dikenal mikro organisme lokal dapat membantu percepatan proses penguraian pada kompos. MOL biasanya berupa benda cair, salah satu yang paling populer adalah cairan EM4 yang dijual di toko-toko pertanian.

Selain MOL, perhatikan tekstur kompos. Bila tekstur kompos terlalu kering, akan memperlambat proses penguraian. Tambahkan air bila tekstur kompos kurang lembab. Pemberian MOL dan air akan membantu organisme pengurai bekerja lebih cepat, sehingga bisa menghasilkan pupuk lebih cepat.

6. Proses panen kompos

ilustrasi pupuk kompos (unsplash.com/conscious_design)

Kompos dapat dipanen bila sudah menjadi pupuk. Beberapa ciri kompos yang siap panen adalah kompos sudah berbentuk mirip dengan butiran tanah. Aroma yang ditimbulkan dari kompos tidak berbau. 

Proses panen kompos paling cepat adalah 30 hari, bergantung pada kapasitas kompos dan bahan pembuat kompos. Bahkan, kompos butuh waktu tujuh bulan untuk bisa menjadi pupuk. Hal paling terpenting adalah kamu rajin untuk membuka dan mengecek wadah kompos. Sehingga kamu bisa memantau perubahan bentuk kompos.

Verified Writer

Ema Endrawati

Temannya burung hantu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya