TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Cari Mentor Tepat untuk Pertumbuhan Pribadi dan Profesional

Jangan cuma dengar omongannya, cek hidupnya

ilustrasi seorang mentor sedang presentasi (pexels.com/RDNE Stock project)

Intinya Sih...

  • Mencari mentor yang tepat untuk pertumbuhan pribadi dan profesional
  • Cermat dalam menguji kredibilitas, cara berkomunikasi, dan faktor internal individu
  • Jangan hanya percaya omongan manis, cek kehidupan nyata dan hubungan dengan orang sekitarnya

Dalam membangun kesuksesan yang sungguh-sungguh membahagiakan, punya mentor yang tepat bisa mendorongmu maju dan hidup bakal naik tingkat. Seorang mentor tak hanya memberi saran dan arahan, dia juga sumber inspirasi sekaligus yang membuka wawasan hingga mengasah keterampilanmu yang berharga itu.

Mentor yang asli keren, bisa membantumu melewati rintangan dengan strategi jitu dan mendukung tercapainya tujuan. Akan tetapi, menemukan mentor yang cocok dan tepat gak selalu mudah, apalagi di zaman digital, di mana banyak informasi mudah tersebar.

Temukan yang terbaik untukmu agar pertumbuhan pribadi dan kehidupan profesionalmu optimal hingga puncak. Maka, yuk simak dulu enam tips mencari mentor yang tepat berikut ini.

1. Cek kredibilitasnya, terbukti dia ahli di bidangnya atau tidak

Untuk dapat mentor yang tepat, kamu perlu cermat. Langkah pertama adalah sebelum memutuskan menghabiskan waktu buat belajar sampai rela izin kerja, cari tahu kredibilitas orang tersebut. Pastikan ada bukti konkret bahwa dia memang ahli di bidang yang akan kamu pelajari.

Ini bisa dilihat dari banyak sisi, gak hanya sekadar deretan gelar panjang di belakang namanya. Cek lagi pengalamannya, jika perlu cari tahu testimoni dari orang-orang yang pernah berburu ilmu dengannya. Berapa proyek atau kegiatan yang sukses dilakoninya.

Ada banyakkah orang yang telah terbantu olehnya, dan sebagainya. Semua informasi ini bisa jadi bahan pertimbanganmu, akankah memilihnya sebagai guru atau mencari lagi yang lain.

2. Lihat caranya berkomunikasi, kalau menyatakan pendapat atau argumen, apakah masuk akal dan ada bukti data

Selanjutnya, silakan cermati dengan seksama caranya dalam berkomunikasi. Seorang ahli tahu bagaimana menyampaikan sesuatu dengan jelas dan logis. Gak sekadar banyak janji manis, secara bertahap kalau dicek kamu akan menemukan bukti-bukti valid dari apa yang dikatakannya.

Simak sebelum menyerap segala perkataannya, apakah didukung oleh data atau sebatas omongan tanpa dasar. Cara berkomunikasinya saat berpendapat, bisa mencerminkan seberapa dalam keahliannya. Jika banyak bukti nyata, besar kemungkinan bimbingannya akan bermanfaat maksimal juga untukmu. Jangan hanya memilih yang kalau ngomong meyakinkan dan menggebu-gebu, pastikan dulu validitas informasi tersebut.

3. Pilih mentor yang bisa diajak diskusi dengan santai namun memperjelas pemahamanmu

Saat sedang memilih mentor untuk hal tertentu, entah itu karier, pengembangan diri, dan sebagainya, usahakan ngobrol-ngobrol dulu. Cek, apakah orangnya bersedia meluangkan waktu dan mau mendengarkanmu juga saat diajak diskusi memperdalam ilmunya.

Kalau dia enggan dan memaksamu mengikutinya tanpa menjelaskan sampai kamu paham maksudnya, lebih baik cari yang lain. Mentor yang tepat justru senang diajak berdiskusi, dia aktif bertanya, dan menyimak pemahamanmu sehingga kalau ada yang perlu diluruskan, dia bisa menjelaskan lagi.

Cari mentor yang fleksibel dan seru buat ngobrol bareng tanpa membuatmu bimbang penuh keraguan. Adanya obrolan dua arah membuat suasana belajar lebih asyik dan efektif.

Baca Juga: 5 Alasan Pandai Berbicara di Depan Publik Jadi Aset Berharga

4. Orangnya bisa mengelola emosi dan rendah hati

Ketika memilih pembimbing, perhatikan juga faktor internal individunya. Apakah dia sombong atau rendah hati dan penuh kasih? Apakah selalu terlihat santai dan tenang, atau justru gemar marah-marah?

Kemampuannya mengelola emosi memengaruhi kualitas proses belajarmu. Cari yang orangnya tidak merasa superior. Temukan sosok mentor yang terbuka terhadap masukan dan kritik dengan rendah hati dan sikap-sikap tenang. Memilih orang yang mampu mengelola emosinya, momen belajar terasa ringan dan diiringi empati mendalam. Ini yang bikin kamu kian termotivasi.

5. Cek di kehidupan nyatanya, sesuai tidak dengan yang diomongkan

Terkadang, ada orang-orang yang mengatakan dirinya pemimpin, guru, dan sejenisnya dalam bidang tertentu, tapi kenyataannya hidupnya tak seindah omongannya. Jangan langsung percaya saja dengan semua omongan manisnya. Kamu perlu mengevaluasi kehidupannya, benarkah semanis kata-katanya, atau justru lebih indah dan menyenangkan hidupmu.

Misalnya, ada orang yang mengatakan dirinya ahli dan kerap mengajarkan bisnis ke anggotanya. Kata-katanya juga terdengar meyakinkan, dilengkapi gayanya yang seolah mendukung. Namun, waspadalah supaya tak tertipu, maka cek dulu kehidupan nyatanya, sesuai tidak sama yang diomongkan. Beberapa orang bilang dirinya ahli membuat anggotanya sukses, tapi setelah dicermati, hidupmu jauh dari sukses, bahkan malah sengsara.

Verified Writer

Adelbertha Eva Y

Tetap Semangat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya