TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Screening Seni Memahami Kekasih di Jogja Disambut Antusias Penonton

Berusaha mendobrak stigma percintaan yang klasis

Acara special screening film Seni Memahami Kekasih di XXI JCM, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (25/8/2024). (Dok. IDN Pictures)

Intinya Sih...

  • Yogyakarta kedua setelah Magelang menjadi destinasi nonton film Seni Memahami Kekasih.
  • Acara special screening dihadiri oleh sentral cerita film, penulis buku yang diadaptasi menjadi film, dan sejumlah cast.
  • Film ini mengisahkan perjalanan cinta dua orang sederhana yang punya usaha luar biasa untuk cintanya, serta mengkritisi isu-isu sosial.

Sleman, IDN Times - Setelah Magelang, Yogyakarta menjadi destinasi kedua yang kebagian nonton duluan film Seni Memahami Kekasih. Special screening film terbaru produksi IDN Pictures ini berlangsung di XXI Jogja City Mall, Sleman, pada Minggu (25/8/2024) sore.

Acara ini disambut antusias oleh penonton yang memenuhi kursi bioskop. Agus Mulyadi dan Kalis Mardiasih, sosok sentral cerita dalam film ini, beserta sejumlah cast, seperti Yusril Fahriza, Benidictus Siregar, hingga pelawak senior Yati Pesek, juga turut hadir menyapa penonton.

1. Hadirkan kisah cinta yang jauh dari kesan metropolitan

Agus Mulyadi, penulis buku Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih yang diangkat menjadi film, mengucapkan terima kasih atas apresiasi penonton terhadap film ini. Menurutnya, cerita dalam film ini adalah kisah cinta yang sederhana, jauh dari kata mewah.

"Ini adalah kisah cinta yang biasa saja, orang miskin ketemu orang miskin. Saya berharap kisah cinta yang sangat tidak metropolis, sangat tidak mewah ini, bisa menjadi tontonan yang baik," ujar Agus usai penayangan film.

2. Ajak tularkan keberanian untuk berjuang

Senada, Kalis Mardiasih mengatakan film ini hendak menularkan keberanian kepada banyak orang muda yang masih memiliki keterbatasan menggapai impiannya. Menurutnya, ketika seseorang mau berjuang, segalanya bisa menjadi mungkin.

"Ada banyak orang-orang muda yang terbatas. Dan akhir-akhir ini di sosial media selalu di-judge, 'Orang miskin gak boleh jatuh cinta, orang miskin gak boleh menikah dulu, orang miskin gak boleh punya anak'. Ungkapan-ungkapan ini sangat klasis, tetapi film ini ingin mendobraknya," ucapnya.

Baca Juga: Nia Dinata Pilih Sosok Hamzah dan Raminten Jadi Film Dokumenter

Berita Terkini Lainnya