TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Perbedaan Utama Boruto dan Naruto Saat Kecil, Sudah Tahu?

Mereka adalah individu yang berbeda

Boruto dan Naruto (dok. Pierrot/Boruto: Naruto Next Generations | Pierrot/Naruto)

Intinya Sih...

  • Boruto tidak memiliki Ekor-Sembilan seperti Naruto, sehingga cadangan chakranya lebih sedikit.
  • Naruto setia dengan jumpsuit oranye dan biru, sementara Boruto memilih gaya modern dengan dominasi warna hitam dan pink.
  • Boruto tumbuh dalam keluarga penuh kasih sayang, berbeda dengan masa kecil kesulitan Naruto yang kesepian.

Seiring berjalannya serial Boruto, salah satu kritik yang sering muncul adalah kemiripan Boruto dengan ayahnya, Naruto. Memang keduanya memiliki wajah yang nyaris identik, berperilaku seperti badut kelas dan sama-sama mendambakan pengakuan dari orang-orang di sekitar mereka. Namun, pepatah "buah jatuh tak jauh dari pohonnya" tidak sepenuhnya berlaku bagi mereka.

Jika kita melihat lebih dalam pada faktor-faktor yang membentuk karakter mereka, Boruto dan Naruto muda sebenarnya memiliki lebih banyak perbedaan daripada kesamaan. Setelah beberapa tahun menjadi sorotan, Boruto telah berusaha keras untuk menunjukkan jati dirinya yang berbeda. Dengan segala kesempatan yang tidak pernah dimiliki Naruto, Boruto tumbuh menjadi individu yang unik, terlepas dari kemiripan fisik mereka. Berikut adalah 10 perbedaan utama antara Boruto dan Naruto saat masih muda yang harus kamu tahu!

1. Naruto memiliki kekuatan Ekor-Sembilan, sedangkan Boruto tidak

Salah satu perbedaan paling mencolok antara Naruto dan Boruto adalah ketiadaan Ekor-Sembilan di dalam diri Boruto. Saat masih bayi Naruto menjadi Jinchuriki Kurama, rubah berekor sembilan yang disegel dalam dirinya untuk melindungi Desa Konoha. Naruto tumbuh tanpa menyadari keberadaan monster ini, namun seiring waktu chakra Kurama menjadi aset berharga yang tak bisa ia abaikan. Ia bahkan mengandalkan berbagai Mode Chakra Ekor-Sembilan untuk melindungi desanya.

Bagi Boruto, ketiadaan Ekor-Sembilan berarti ia memiliki cadangan chakra yang jauh lebih sedikit dibandingkan ayahnya. Salah satu adegan ikonik dalam Naruto adalah saat ia mengepung seorang pencuri dengan puluhan klon bayangannya. Sebuah prestasi yang hanya mungkin dilakukan berkat cadangan chakra Kurama yang hampir tak terbatas. Meskipun Boruto mendapatkan pelatihan yang lebih baik, ia hanya mampu menciptakan tiga atau empat klon bayangan.

2. Naruto dan Boruto punya selera fashion yang sangat berbeda

Sekilas, Naruto muda dan Boruto terlihat sangat mirip terutama dari segi wajah dengan pipi tembem dan kumis khas mereka. Namun, selera fashion keduanya sangatlah berbeda. Sepanjang sebagian besar seri Naruto, sang ninja muda ini setia dengan jumpsuit oranye dan biru. Skema warna yang mengingatkan pada Goku dari Dragon Ball Z, sebuah bukti pengaruh besar Goku pada karakter-karakter shonen.

Berbeda dengan ayahnya, Boruto memilih gaya yang lebih modern dengan dominasi warna hitam dan pink. Di Jepang, warna pink dianggap maskulin, merepresentasikan bunga sakura yang gugur. Pakaian Boruto juga terlihat lebih rapi dan terawat, mencerminkan kehidupan keluarganya yang lebih stabil.

3. Berbeda dengan Naruto, Boruto memiliki keluarga yang utuh

Salah satu ciri khas Naruto di awal seri adalah statusnya sebagai seorang yatim piatu yang bahkan tidak mengenal orang tuanya. Baru di paruh kedua cerita, ia mengetahui bahwa ayahnya adalah Hokage Keempat yang dihormati seluruh penduduk desa. Bahkan, pertemuan pertamanya dengan kedua orang tuanya terjadi setelah ia berhasil mengendalikan Kurama, sang Ekor-Sembilan.

Sebaliknya, Boruto tumbuh dalam keluarga yang penuh kasih sayang. Sejak kecil, ia mengagumi ayahnya. Hinata adalah sosok ibu yang sempurna dan Boruto sendiri merupakan kakak yang baik bagi Himawari. Bahkan kakeknya, Hiashi Hyuga telah melunak dan menjadi sosok kakek yang penyayang. Meskipun sering mengeluh, Boruto memiliki kehidupan yang nyaman dan stabil, jauh berbeda dari masa kecil Naruto yang penuh kesulitan. Kadang-kadang, kesombongannya menunjukkan betapa mudahnya ia menganggap semua itu sebagai hal yang biasa.

4. Naruto berjuang keras mengejar satu rival, Boruto tidak

Sejak awal, persaingan Naruto dengan Sasuke menjadi pendorong utama baginya untuk terus berkembang. Dengan Sasuke yang dianggap sebagai yang terbaik di generasi mereka, Naruto berjuang keras untuk melampaui sahabat sekaligus rivalnya itu. Usaha keras Naruto akhirnya membuahkan hasil dalam pertempuran epik di Lembah Akhir, di mana ia akhirnya bisa berdiri sejajar dengan Sasuke.

Sebaliknya, Boruto tidak memiliki sosok rival yang memotivasinya untuk terus berkembang. Sebagian besar orang yang mungkin ia anggap sebagai saingan justru dengan cepat menjadi teman-temannya. Hal ini sebagian disebabkan oleh latar waktu Boruto yang lebih damai, dengan generasi anak-anak yang lebih stabil secara mental. Kawaki, yang mungkin bisa dianggap sebagai rival terdekat Boruto justru lebih ia anggap sebagai saudara daripada pesaing.

5. Boruto siswa berprestasi, berbeda dengan Naruto

Sejak awal serial Boruto kita diperlihatkan bahwa Boruto adalah siswa yang cemerlang. Meskipun terkadang bertingkah konyol, itu karena ia unggul dalam hampir semua bidang. Di Akademi Ninja, ia menempati peringkat kedua dalam Taijutsu menunjukkan kemampuan setara seorang Chunin. Hal ini membuatnya kurang rendah hati dan cenderung sombong yang sering kali membuatnya terlibat masalah.

Sebaliknya, Naruto kesulitan dalam hampir semua mata pelajaran. Ia bahkan nyaris tidak lulus dari Akademi Ninja dan dianggap sebagai siswa bermasalah oleh guru dan teman-temannya. Namun, Naruto membuktikan bahwa ia adalah ninja yang kompeten bahkan dalam misi pertamanya. Prestasi akademisnya yang buruk kemungkinan disebabkan oleh kurangnya dukungan dari keluarga dan guru, membuatnya harus berjuang sendiri.

Baca Juga: 10 Bukti Naruto Lebih Kuat dari Minato, Tak Terbantahkan

6. Boruto diterima sejak lahir, berbeda dengan Naruto

Naruto terpaksa tumbuh besar dalam kesendirian karena pengorbanan orang tuanya untuk melindungi Desa Konoha. Mestinya, ia dianggap sebagai pahlawan kecil di desa tersebut. Namun kenyataannya justru sebaliknya, ia dikucilkan karena memiliki Ekor-Sembilan yang pernah menghancurkan desa. Keinginan Naruto untuk menjadi Hokage sebagian besar didorong oleh hasratnya untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari penduduk desa.

Berbeda dengan Naruto, Boruto sejak lahir telah diterima oleh masyarakat Konoha sebagai putra Hokage. Ia selalu memiliki teman dan merasa menjadi bagian penting dari generasi ninja berikutnya. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa sebagian penggemar Naruto sulit menerima Boruto, karena ia terlahir dengan penerimaan yang harus diperjuangkan Naruto dengan susah payah sepanjang hidupnya.

7. Naruto bercita-cita menjadi Hokage, Boruto tidak

Sejak episode pertama Naruto kita telah mengetahui impian besarnya untuk menjadi Hokage. Impian ini menjadi benang merah cerita utama serial ini, bahkan ketika Naruto harus berjuang melawan alien demi melindungi planet. Kisah sukses Naruto ini telah menginspirasi banyak anime shonen selama dua dekade terakhir.

Berbeda dengan ayahnya dan kakeknya, Boruto tidak memiliki ambisi untuk menjadi Hokage. Meskipun memiliki potensi kepemimpinan, ia memilih jalan yang berbeda untuk melindungi Desa Konoha. Boruto tampaknya lebih tertarik pada peran seperti Sasuke, melindungi desa dari balik layar tanpa harus terbebani oleh tugas administratif seorang Hokage. Pandangan ini mungkin terkesan naif, mengingat peran penting Hokage dalam melindungi desa. Namun hal ini mencerminkan pandangan dunia Boruto yang berbeda dari ayahnya.

8. Jurus Rasengan yang sangat berbeda

Naruto memperoleh teknik andalannya Rasengan setelah berlatih di bawah bimbingan Jiraiya pada awal serial Naruto. Sejak saat itu, Rasengan menjadi senjata andalannya dalam menghadapi berbagai musuh tangguh. Naruto bahkan mengembangkan variasi Rasengan sendiri dan puncaknya adalah Rasenshuriken, hasil penggabungan Rasengan dengan elemen angin miliknya. Rasenshuriken tidak hanya memiliki kekuatan yang besar tetapi juga bisa dilemparkan ke arah lawan, menambah fleksibilitas dan daya hancurnya.

Boruto juga mempelajari Rasengan dari Konohamaru, namun baru benar-benar menguasainya setelah berlatih dengan Sasuke. Ia menciptakan Vanishing Rasengan yang mampu menghilang sebelum mengenai lawan sehingga serangannya menjadi lebih tak terduga dan mematikan. Baru-baru ini, Boruto juga mempelajari Rasengan Uzuhiko sebuah serangan dahsyat yang memanfaatkan rotasi planet dan sulit untuk dihentikan.

9. Boruto tidak ragu mengambil jalan pintas sedangkan Naruto tidak

Salah satu pesan utama dalam Naruto adalah tentang nilai kerja keras dan usaha, serta bagaimana dedikasi dapat memungkinkan seseorang mencapai hal yang tampaknya mustahil. Meskipun menghadapi banyak rintangan, Naruto selalu bersedia berusaha lebih keras daripada orang lain. Bahkan ketika menggunakan Klon Bayangan untuk mempercepat latihan, ia tetap mencurahkan waktu dan tenaga untuk menguasai teknik-teknik seperti Rasengan atau Sage Mode agar bisa bersaing dengan ninja-ninja berbakat lainnya.

Berbeda dengan Naruto, Boruto tidak segan mengambil jalan pintas. Dalam Ujian Chunin, ia bahkan berbuat curang untuk mengalahkan Shikadai dan Shinki demi mendapatkan pengakuan dari ayahnya. Meskipun tidak menghindari kerja keras, Boruto cenderung memilih jalan yang lebih mudah jika ada kesempatan. Bahkan dalam manga Two Blue Vortex, Boruto mendapatkan teknik-teknik masa depannya secara instan memungkinkannya bertarung setara dengan Pohon Suci.

10. Boruto mengandalkan teknologi

Perubahan paling signifikan antara era Naruto dan Boruto: Naruto Next Generations adalah kemajuan pesat teknologi ninja. Di masa Naruto, ninja mengandalkan alat-alat tradisional seperti shuriken dan kertas peledak. Meskipun Boruto juga menggunakannya, alat-alat tersebut bukanlah senjata utamanya saat ia semakin kuat.

Namun di era Boruto, teknologi ninja telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tim Senjata Konoha terus mengembangkan alat-alat ninja berbasis teknologi yang canggih dan Boruto selalu antusias untuk mencobanya, meskipun hasilnya tidak selalu positif. Misalnya saat Ujian Chunin, Boruto ditegur karena menggunakan sarung tangan ninja khusus untuk mengaktifkan teknik ninjutsu yang sebenarnya belum ia kuasai.

Dari masa kecil yang penuh kesendirian hingga akses terhadap teknologi canggih, perbedaan-perbedaan ini membentuk Boruto menjadi karakter yang unik dan berbeda dari ayahnya. Meskipun memiliki kemiripan fisik dan semangat yang sama, Boruto menghadapi tantangan dan peluang yang berbeda di era yang lebih modern dan damai. Boruto tidak hanya sekadar bayangan Naruto, tetapi juga memiliki cerita dan potensi sendiri untuk berkembang menjadi seorang ninja yang hebat.

Baca Juga: 10 Alasan Neji Hyuuga adalah Karakter Paling Underrated di Naruto

Verified Writer

jajang nurjaman

Order undangan nikah online murah di https://invee.me

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya