CDC: Air Purifier Bisa Mengurangi Aerosol Virus Corona SARS-CoV-2

Bisa mengurangi jumlah partikel infeksi di udara

Seperti yang kita ketahui, SARS-CoV-2, strain virus corona penyebab COVID-19, bisa menyebar melalui paparan tetesan (droplet) dan aerosol pernapasan. Keduanya dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi saat mereka batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, atau bahkan mengembuskan napas!

Untuk mengurangi transmisi dalam ruangan dari SARS-CoV-2, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan langkah-langkah seperti menjaga jarak fisik atau physical distancing, memakai masker, serta peningkatan ventilasi ruangan. Sistem ventilasi bisa diperkuat dengan high efficiency particulate air (HEPA) cleaners atau air purifier. Mengapa harus begitu?

1. Air purifier bisa mengurangi jumlah partikel infeksi di udara

CDC: Air Purifier Bisa Mengurangi Aerosol Virus Corona SARS-CoV-2ilustrasi air purifier (freepik.com/mizkit)

CDC menyebut bahwa sistem ventilasi bisa dilengkapi dengan portable high efficiency particulate air (HEPA) cleaners untuk mengurangi jumlah partikel infeksi di udara serta memberikan perlindungan dari transmisi antar orang.

Berdasarkan laporan terbaru yang diterbitkan di jurnal Aerosol Science and Technology pada tahun 2021, ditemukan bahwa HEPA cleaner bisa mengurangi konsentrasi partikel aerosol hingga 80 persen dalam waktu 30 menit.

Untuk membuktikannya, tim peneliti memakai simulator pernapasan untuk "meniru" seseorang yang terkena COVID-19. Hasilnya, jika tidak memakai masker, penambahan dua pembersih udara HEPA bisa mengurangi partikel aerosol hingga 65 persen.

Sebaliknya, pemakaian masker tanpa pembersih udara HEPA bisa mengurangi konsentrasi aerosol hingga 72 persen. Bila dua HEPA cleaner dipadukan dengan pemakaian masker, bisa mengurangi partikel aerosol hingga 90 persen. HEPA cleaner semakin efektif jika ditaruh dekat dengan sumber aerosol.

2. Studi ini melibatkan beberapa simulator yang ditaruh di ruangan tertutup

CDC: Air Purifier Bisa Mengurangi Aerosol Virus Corona SARS-CoV-2ilustrasi peserta simulasi (freepik.com/freepik)

Simulator sumber aerosol digunakan untuk meniru peserta rapat yang mengembuskan partikel menular. Lalu, tiga simulator dipakai untuk meniru satu pembicara dan dua peserta yang terpapar partikel aerosol.

Simulator ditempatkan di ruang konferensi berukuran 54 m² dengan sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara yang menyediakan aliran udara 0,1 m³ per detik. Kemudian, dua pembersih udara HEPA ditaruh di ruangan yang sama dan menyediakan penyaringan udara 0,12 m³ per detik.

Dua pembersih udara diletakkan di empat lokasi berbeda, yaitu: 1) di tengah ruangan di belakang simulator sumber; 2) sisi kiri dan kanan ruangan di lantai; 3) sisi kiri dan kanan ruangan namun ditinggikan 80 cm; serta 4) bagian depan dan belakang ruangan, di lantai.

Simulator sumber bernapas terus-menerus sebanyak 15 L/menit, begitu pula dengan dua simulator peserta di kanan-kirinya. Sementara itu, simulator pembicara bernapas 28 L/menit. Mereka memakai masker kain katun tiga lapis dengan penutup telinga.

Hasilnya, pembersih udara yang ditaruh di posisi tengah (di belakang sumber) bisa mengurangi konsentrasi aerosol lebih banyak daripada jika diletakkan di kiri-kanan atau depan-belakang.

Sementara, jika memakai masker tapi tanpa pembersih udara HEPA, konsentrasi aerosol berkurang sebanyak 72 persen. Jika masker dan pembersih udara digunakan bersamaan, maka konsentrasi aerosol bisa berkurang hingga 90 persen!

3. Pembersih udara HEPA bisa menyaring partikel aerosol tanpa mengubah ventilasi bangunan

CDC: Air Purifier Bisa Mengurangi Aerosol Virus Corona SARS-CoV-2ilustrasi air purifier (freepik.com/opatsuvi)

Pembersih udara HEPA adalah solusi untuk menyaring partikel aerosol dalam ruangan tanpa mengubah sistem ventilasi bangunan. Akan semakin efektif jika alat tersebut diletakkan sedekat mungkin dengan pemiliknya.

Namun, perlu diingat bahwa kita akan semakin terlindungi dari paparan aerosol SARS-CoV-2 jika dipadukan dengan pemakaian masker (universal masking). Upaya ini bisa dilakukan untuk membatasi penularan virus serta menurunkan kejadian infeksi dan kematian akibat COVID-19.

Baca Juga: Ahli: Hanya Butuh 5-10 Detik untuk Tertular COVID-19

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya