Tak Hanya Klatak, Kini di Bantul Ada Kuliner Sate Lele 

Dagingnya empuk dan dijamin tidak ada durinya

Bantul, IDN Times - ‎Sejumlah kuliner asal Bantul sudah dikenal oleh wisatawan di Tanah Air. Tak hanya klatak, kini di Bantul juga mulai diperkenalkansate lele. Kuliner tersebut diperkenakan oleh Basirun warga Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul.

Meski masih menu baru, kuliner ini sudah ada pelanggannya. Selain itu, banyak warga lainnya yang penasaran dengan kuliner itu.

"Saya buka warung mulai pukul 11.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB, beda dengan warung pecel lele yang buka sore hingga malam hari," ujarnya.

1. Butuh ikan lele ukuran jumbo untuk bahan satai lele‎

Tak Hanya Klatak, Kini di Bantul Ada Kuliner Sate Lele tanikan.id

Basirun membuka usaha kuliner satai lele di warung makan sederhana yang terletak di Padukuhan Bakalan, Kalurahan Sumberagung, Kapanewon Jetis. Tak hanya satai, Basirun juga menyajikan menu olahan lele pada umumnya seperti pecel lele hingga lele lombok hijau.‎

Untuk membuat satai lele, kata Basirun, ikan lele yang digunakan adalah lele yang berukuran jumbo. Biasanya lele ukuran besar itu tidak laku dijual untuk konsumsi, dan hanya untuk pemancingan saja.

"Jadi lele ukuran jumbo dagingnya difilet sehingga bebas dari duri. Kemudian dipotong-potong dan ditusuk ke tusukan satai biasa. Selanjutnya dilumuri bumbu mirip satai kemudian dibakar," ujarnya saatditemui di warungnya, Jumat (28/5/2021).

Baca Juga: Klatak hingga Tiwul, Ini 10 Makanan Khas Yogyakarta yang Legendaris

2. Hanya butuh waktu 15 menit untuk membakar lele hingga matang‎

Tak Hanya Klatak, Kini di Bantul Ada Kuliner Sate Lele Menu sate lele, menu kuliner baru inovasi di Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Lele jumbo yang digunakan untuk membuat satai paling kecil berukuran satu kilogram. Menurut Basirun tidak sulit untuk mencari ikan lele dengan berat satu kilogram. Apalagi Basirun punya kolam lele sendiri yang digunakan untuk menampung lele ukuran jumbo.

"Dari satu ekor lele ukuran jumbo hanya bisa dimanfaatkan 50 persennya saja. Sisanya tidak bisa dimanfaatkan karena hanya ada tulang dan kepala lele," ucapnya.

Hanya butuh waktu 15 menit untuk membakar satai lele hingga matang. Satai lele yang matang kemudian disajikan dengan kecap diirisi dengan bawang merah dan irisan cabai seperti sajian satai kambing.

"Setiap porsinya yang berisi lima tusuk satai lele dibanderol Rp15 ribu. Dijamin empuk dan tidak ada durinya," ucapnya.

3. Satai lele bikin penasaran konsumen untuk mencicipinya‎

Tak Hanya Klatak, Kini di Bantul Ada Kuliner Sate Lele Salah satu konsumen lele bakar yang penasaran untuk mencicipinya bahkan mengabadikan menu tidak lazim dengan gawainya.(IDN Times/Daruwaskita)

Salah seorang konsumen yang penasaran dengan menu satai lele, Marjuki mengaku baru pertama kali mencicipi menu tersebut. Menurutnya, satai lele rasanya cukup enak dan dagingnya empuk serta tidak alot seperti satai kambing.

"Yang jelas tidak ada durinya dan irisan satainya ukurannya besar-besar," katanya.‎

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya