Agar Tak Menyesal, Ketahui 5 Risiko Pakai Pay Later
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini, sistem pembayaran pay later atau beli sekarang bayar nanti menjadi semakin populer di kalangan masyarakat. Karenanya, banyak aplikasi yang membuat opsi pay later untuk menarik banyak pengguna agar berbelanja.
Layanan ini tampak menarik bagi banyak orang, terutama karena mereka jadi bisa menjangkau barang yang harganya mahal. Namun, di samping kelebihan ini, tak sedikit pula yang mengeluhkan sistem pay later.
Agar kamu tidak menyesal nantinya, kamu perlu mempelajari terlebih dahulu tentang sistem pay later, termasuk konsekuensi yang harus kamu terima sebagai pengguna. Berikut beberapa kerugian dari sistem pembayaran pay later yang perlu kamu waspadai.
1. Biaya keterlambatan pembayaran yang tinggi
Uang yang kamu pinjam mungkin tidak menimbulkan bunga. Namun, jika tidak membayar tepat waktu, kamu tetap akan dikenakan biaya keterlambatan pembayaran. Selain itu, umumnya layanan pay later juga membebankan biaya penanganan kepada pelanggan.
Memang, umumnya biaya keterlambatan pembayaran untuk skema bayar pay later agak lebih rendah daripada biaya pembayaran terlambat kartu kredit, tetapi jika diakumulasikan tetap saja ini akan menambah beban pengeluaranmu.
2. Memicu pengeluaran impulsif
Kerugian terbesar dari layanan pay later adalah hal itu dapat mendorong kebiasaan belanja yang buruk. Layanan pay later adalah pengubah permainan bagi pembelanja impulsif karena hal ini membuat seseorang benar-benar dapat membeli berbagai jenis barang, bahkan sebelum kamu menyetor satu sen pun atau mengecek berapa uang yang dimiliki.
Jadi, sebelum membeli barang, tanyakan pada dirimu sendiri apakah kamu masih rela membayar barang yang tidak kamu minati, rusak, tidak terpakai, atau tidak cocok? Jika tidak, tunda dulu keinginan untuk membeli barang tersebut.
Baca Juga: 5 Sebab Wajib Mandiri Finansial Sebelum Menikah, Jangan Terburu-buru!
3. Kamu tidak dapat memilih kapan membayar
Editor’s picks
Layanan pay later tidak memungkinkan kamu untuk memilih hari pembayaran. Padahal, jika ditanya, semua orang pastinya ingin menetapkan tanggal pembayaran saat mereka memiliki uang, misalnya saat pay day.
Tidak dapat memilih kapan kamu membayar membuat akunmu berisiko mengalami defisit dan berpotensi mengenakan biaya keterlambatan. Apa pun itu, kamu jadi harus membayar lebih banyak biaya daripada yang kamu butuhkan.
4. Ancaman bahaya peretasan akun
Melakukan transaksi digital tidak lepas dari bahaya peretasan. Adanya layanan pay later bisa membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab makin bersemangat untuk melakukan peretasan dengan membeli barang-barang dan membebankan biaya pembayaran pada si pemilik akun.
Memang, setiap aplikasi yang menyediakan layanan pay later tentunya sudah mempersiapkan pengamanan untuk melindungi privasi penggunanya. Namun, para penjahat siber ini tak pernah lelah mencari cara untuk meretas akun orang lain. Adapun, target utama biasanya mereka yang kurang melek teknologi dan kurang paham akan pentingnya menjaga keamanan data pribadi.
5. Mengganggu manajemen keuangan
Kemudahan pembayaran dengan layanan pay later dapat membuat banyak orang kalap. Bahkan, ini membuat orang dengan sengaja mengajukan pay later di beberapa aplikasi.
Sayangnya, bukan tidak mungkin saat jatuh tempo pembayaran, dana yang harusnya digunakan untuk membayar tagihan pay later justru digunakan untuk membayar keperluan lain yang lebih mendesak. Alhasil, ini mengganggu manajemen finansial ke depannya, bukan hanya karena banyaknya cicilan, tapi juga bunga yang berlipat.
Setelah mengetahui kekurangan layanan pay later, semestinya tiap orang menyadari konsekuensi dari layanan pembayaran ini sebelum mengajukan opsi pembayaran pay later agar tidak terlilit utang dan mengganggu finansial.
Baca Juga: Jika Ada 5 Tanda Ini, Kamu Termasuk Orang yang Sudah Merdeka Finansial
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.