Jumlah Tenaga Kerja Sektor Sawit di Indonesia Lebihi Penduduk Belanda

Sawit terus digempur kampanye hitam

Intinya Sih...

  • Sektor sawit nasional menyerap lebih dari 18 juta tenaga kerja, melebihi jumlah penduduk Belanda.
  • Nilai ekspor sawit mencapai 30 miliar dollar AS, berkontribusi 12% total nilai ekspor Indonesia.
  • Pemakaian biodiesel sawit mampu menghemat 11 miliar dollar AS setahun dari pengurangan impor bahan bakar solar.

Sleman, IDN Times - Sektor sawit nasional mampu menyerap tenaga kerja hingga melebihi jumlah penduduk Belanda. Ada sekitar 18 juta pekerja di seluruh rantai pasok sawit nasional dari hulu sampai hilir dan mayoritas adalah petani. Angka ini melebihi jumlah penduduk Negeri Kincir Angin yang hanya 17,7 juta jiwa pada 2022.

Hal tersebut disampaikan Dewan Pengawas Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS), Yuri Octavian Thamrin, saat menjadi pembicara dalam bedah buku dan diskusi bertajuk 'Kelapa Sawit dalam Pembangunan Berkelanjutan: Tinjauan Sains, Ekonomi, dan Lingkungan' di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo MM UGM, Sleman, Kamis (26/9/2024). Acara ini terselenggara sebagai rangkaian peluncuran buku berjudul 'Sawit, Anugerah yang Perlu Diperjuangkan'.

Yuri menjelaskan para pekerja di sektor sawit ini berkontribusi pada nilai ekspor sawit yang mencapai 30 miliar dollar AS lebih, atau sekitar 12 persen dari total nilai ekspor Indonesia. "Ini nilai yang besar sekali," kata Yuri 

1. Pentingnya menjaga pasar global sawit

Jumlah Tenaga Kerja Sektor Sawit di Indonesia Lebihi Penduduk BelandaPetani memindahkan kelapa sawit yang baru dipanen di Nagari Katapiang, Padang Pariaman, Sumatra Barat, Senin (2/9/2024). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc

Menurut Yuri, melihat nilai strategis yang tinggi bagi perekonomian Indonesia, pentng menjaga pasar global komoditas kelapa sawit ini lewat pengelolaan secara berkelanjutan.

Terlebih, menimbang penggunaan minyak berbahan sawit yang terus naik sekarang ini. Bahkan, pemakaian biodiesel sawit mampu menghemat 11 miliar dollar AS setahun dari pengurangan impor bahan bakar solar. Belum lagi kontribusi penyerapan emisi gas rumah kaca dari perkebunan sawit yang mencapi 2,2 miliar ton emisi karbon setahunnya.

"Untuk mengamankan pasar global itu, kita harus (mengelola sawit) berkelanjutan," katanya.

2. Sawit terus digempur kampanye hitam

Jumlah Tenaga Kerja Sektor Sawit di Indonesia Lebihi Penduduk Belandailustrasi kebun kelapa sawit. (IDN Times/Trio Hamdani)

Adanya kebijakan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), kata Yuri, telah memastikan keseriusan negara menjalankan industri sawit secara berkelanjutan di berbagai aspek, termasuk lingkungan hidup.

Akan tetapi, menurut Yuri, upaya memojokkan citra sawit Indonesia lewat kampanye hitam dan penyebaran informasi negatif tentang sawit masih saja masif. Mulai dari deforestasi, ancaman lingkungan hidup, kesehatan, hingga hak asasi manusia.

Yuri berujar, Uni Eropa (UE) sampai-sampai menerapkan kebijakan European Union Deforestation Regulation (EUDR) akhir tahun ini yang mensyaratkan tujuh komoditas ekspor ke UE, termasuk minyak sawit, bukan hasil deforestasi.

"Kita diserang dari isu lingkungan hidup, isu kesehatan, human right atau buruh anak. Ada fenomena moving atau memindahkan tiang gawang. Jadi tidak mudah untuk meng-handle kampanye hitam. Kenapa taktik ini digunakan, menurut pendapat saya dan pendapat banyak orang, sederhana saja, karena persaingan dagang, karena sawit jauh lebih unggul, efisien dan produktif. Satu hektare sawit menghasilkan empat ton, sedangkan minyak nabati lainnya sekitar 900 kilogram," ujarnya.

Lagipula, Yuri menganggap, mekanisme tuntutan EUDR menyertakan data geolokasi sawit yang dipanen sangatlah mustahil dipenuhi petani sawit karena jumlahnya mencapai jutaan titik. Oleh karenanya, Yuri sangat berharap Uni Erpoa melakukan pendekatan yang lebih kooperatif dan tidak mengabaikan ISPO yang telah dimiliki Indonesia sehingga bisa memenuhi standar EUDR.

"Kami tak bilang (sektor) sawit sempurna, tapi sawit sudah banyak berbenah dan membuat kemajuan," klaim Yuri.

 

Baca Juga: Industri Kelapa Sawit Berkomitmen Capai Net Zero Emission

3. Tingkatkan produtikvitas lahan

Jumlah Tenaga Kerja Sektor Sawit di Indonesia Lebihi Penduduk BelandaGedung Balairung UGM (Instagram.com/ugm.yogyakarta)

Sementara itu, Ekonom UGM, Akhmad Akbar Susamto, menambahkan sektor sawit memantik sederet tantangan dari aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola sekalipun komoditas ini telah menjadi komponen vital dalam perekonomian nasional.

Akhmad berpendapat berbagai tantangan ini harus ditelaah sesuai kategorinya hingga memunculkan solusi.

Artinya, dibedah tantangan yang berasal murni dari pengusahaan sawit itu sendiri atau karena perilaku negatif sebagai perusahaan di sektor ini semisal. Atau bahkan dari sisi institusi hukum di Indonesia yang mungkin dinilai lemah dalam penegakan regulasi terkait.

"Solusinya, misalnya, bagaimana meningkatkan produktivitas lahan yang sudah ada agar tak perlu menambah lahan baru," jelas Akhmad.

Baca Juga: Keunikan Kebun Teh Nglinggo Jogja: Tak Luas Tapi Menawan

Tunggul Kumoro Damarjati Photo Community Writer Tunggul Kumoro Damarjati

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya