Ditopang Sektor Pendidikan dan Pariwisata, Perekonomian DIY Melambat

UMKM juga salah satu yang menopang ekonomi DIY

Sleman, IDN Times - Adanya pandemik COVID-19 turut membuat perekonomian di berbagai negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Begitu pula di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang roda perekonomiannya selama ini banyak ditopang oleh sektor pendidikan, pariwisata (edutourism sector), serta usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Ekonom Universitas Islam Indonesia (UII), Jaka Sriyana menjelaskan, keberadaan mahasiswa selama ini menjadi salah satu sumber utama transaksi ekonomi di DIY. Dengan banyaknya mahasiswa yang pulang ke daerahnya masing-masing, perekonomian di DI Yogyakarta pun turut mengalami penurunan.

"Mahasiswa adalah sumber utama transaksi ekonomi di Jogja, selain pariwisata. Mahasiswa tidak berada di Jogja, mereka kembali ke daerah masih-masing. Maka sementara selama pandemik, diketahui dua sektor (pendidikan dan pariwisata) ini lumpuh," ungkapnya pada Jumat (2/10/2020).

Baca Juga: Kembangkan Potensi Wilayah, Sleman Akan Dibagi Jadi Empat Kawasan

1. Pertengahan tahun depan perekonomian diperkirakan mulai membaik

Ditopang Sektor Pendidikan dan Pariwisata, Perekonomian DIY Melambatunsplash.com/Raden Prasetya

Jaka mengatakan, meskipun saat ini sudah ada beberapa universitas yang menggelar tatap muka namun hal tersebut masih bersifat insidental. Bukan kelas besar seperti sebelum adanya pandemik.

Menurutnya, baru pada pertengahan tahun depan, tatap muka masif sudah mulai berjalan. Perekonomian pun diperkirakan mulai berangsur membaik setelahnya.

"Saya optimistis pertengahan tahun depan tatap muka yang sifatnya masif bisa dimulai. Diperkirakan setelah itu, pelan-pelan mengembalikan ekonomi DIY," terangnya.

2. UMKM bangkit lebih awal

Ditopang Sektor Pendidikan dan Pariwisata, Perekonomian DIY Melambatpixabay/masbet

Jika dilihat, dampak resesi terhadap UMKM di DIY tidaklah sebesar di sektor pendidikan maupun pariwisata. Jaka memperkirakan jika sektor UMKM juga akan bangkit lebih awal dibandingkan sektor lainnya.

"Kalau sektor ekonomi di Jogja itu UMKM, tourism, dan student. UMKM tidak sebesar di pariwisata dan pendidikan. UMKM bisa bergerak lebih awal," katanya.

3. DIY masih miliki nilai positif

Ditopang Sektor Pendidikan dan Pariwisata, Perekonomian DIY Melambatunsplash.com/Adli Wahid

Jaka menjelaskan, DIY sendiri dianggap masih memiliki karakter khas yang bernilai positif di dalam membantu masyarakat setempat dalam menghadapi resesi. Diharapkan, pada awal tahun depan, perekonomian perlahan bisa kembali membaik.

"Ini daerah yang tidak menjadikan jasa sebagai faktor besar. Tapi local demand, local supply ini jadi faktor penting positif bagi DIY. Saya juga masih melihat masyarakat DIY bersikap positif dalam merespons protokol kesehatan masih relatif taat. Recovery perlahan bisa mulai awal tahun depan, pertengahan tahun depan mudah-mudahan bisa kembali," paparnya.

Baca Juga: Kewirausahaan Sosial Penting untuk Ciptakan Perubahan Positif

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya