Menggiurkannya Bisnis Jasa Titip Beli Buku di Ajang Big Bad Wolf

Gak sempat ke BBW? Ada jastipper yang siap membantumu!

Bantul, IDN Times - Bazar buku Big Bad Wolf (BBW) untuk pertama kalinya diadakan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ajang ini diselenggarakan di Jogja Expo Center (JEC) mulai tanggal 2-12 Agustus 2019. Yang menarik, bazar ini juga dimanfaatkan sejumlah pengunjung untuk mendulang keuntungan.

Ya, mereka adalah penyedia jasa titip (jastip) atau yang dikenal dengan sebutan jastipper. Mereka menjadi jembatan bagi orang-orang yang gak bisa datang langsung ke BBW untuk membeli buku-buku diskon. 

1. Memanfaatkan momen BBW sebagai peluang meraup rupiah

Menggiurkannya Bisnis Jasa Titip Beli Buku di Ajang Big Bad WolfIDN Times/Nindias Khalika

Jika sebelumnya warga Jogja menjadi konsumen jastip di Big Bad Wolf, kini mereka memanfaatkan momen BBW yang hadir di kota mereka untuk meraup rupiah sebagai jastipper.

Nadia Karina, salah seorang jastipper mengaku baru kali ini membuka jasa titip. "Sebelumnya malah ikut jastip," tutur perempuan yang juga menjual buku secara online ini kepada IDN Times.

Sementara, Ratih, ibu rumah tangga yang kini ikut membuka jastip mengatakan, jasa titip di BBW menjadi favorit bagi para orang tua untuk memperoleh buku anak-anak murah.

"Bapak-bapak, ibu-ibu yang punya anak, mereka senang karena diskonnya 80 persen," ujarnya.

2. Menggaet konsumen lewat media sosial

Menggiurkannya Bisnis Jasa Titip Beli Buku di Ajang Big Bad WolfUnsplash.com/stereophototyp

Dari beberapa orang penyedia jastip yang ditemui IDN Times di BBW, mereka umumnya menawarkan jasanya lewat media sosial seperti Instagram.

Jemi Setiawan, jastipper lain yang berburu buku di BBW, mengaku menggunakan beberapa platform. "Ya, (menawarkan jasa titip) lewat Instagram, WhatsApp, Messenger juga," katanya. 

Baca Juga: Big Bad Wolf (BBW) Pertama di Yogya, Pengunjung Rela Antre 

3. Keuntungan yang gak bisa dianggap remeh

Menggiurkannya Bisnis Jasa Titip Beli Buku di Ajang Big Bad WolfIDN Times/Paulus Risang

Ratih mengatakan, ia mematok fee antara Rp5 ribu-Rp15 ribu per buku. 

"Paling mahal Rp15 ribu. Jadi kalau harga bukunya Rp1 juta, jatuhnya tetap Rp15 ribu," terangnya. 

Jika melihat dari akun Instagram untuk jastip yang dikelola Ratih, fee untuk buku dengan harga di bawah Rp50 ribu adalah Rp5.000. Harga Rp50-100 ribu dipatok fee Rp10.000. Sementara buku di atas Rp100 ribu dipatok Rp15.000. 

Dari beberapa jastipper yang ditemui IDN Times, mereka mematok biaya jasa yang kurang lebih sama. Jika dikalkulasi, maka keuntungan yang mereka dapatkan bisa mencapai 16 persen per buku. Menggiurkan, bukan?

4. Bisa habiskan jutaan rupiah sekali belanja

Menggiurkannya Bisnis Jasa Titip Beli Buku di Ajang Big Bad WolfIDN Times/Nindias Khalika

Ratih mengaku bisa menghabiskan jutaan sekali belanja di bazar Big Bad Wolf. 

"Kemarin (total) habis Rp11 juta. Hari pertama Rp6 juta, hari kedua Rp4 juta, terus hari berikutnya sisa-sisanya," tuturnya.

Uang tersebut, kata Ratih, ditalangi oleh modal pribadinya. "Kita gak minta konsumen bayar di depan," ujarnya.

5. Menggunakan modal sendiri untuk beli buku, hit-n-run jadi risiko para jastipper

Menggiurkannya Bisnis Jasa Titip Beli Buku di Ajang Big Bad WolfIDN Times/Nindias Khalika

Membeli buku titipan dari konsumen dengan modal pribadi membuat jastipper berisiko di-hit-n-run oleh konsumen, alias memesan namun tidak membayar.

"Kita sistemnya trust, tapi no hit-n-run, nanti hukumannya dosa," terang Ratih sambil tertawa. "Untungnya, sih, belum pernah mengalami (hit-n-run). Kalau mereka gak bayar ya gak dapat bukunya," tambahnya.

Terpisah, Jemi mengaku pernah mengalami kejadian semacam ini. "Bukunya (yang tidak ditebus) otomatis akan dijual kembali. Pada prinsipnya saya dipercaya dan memberikan kepercayaan, kalau kepercayaan saya dikhianati ya gak apa-apa, yang penting saya tidak melakukan itu," tandas pria asal Salatiga ini.

Baca Juga: Perhatikan 7 Hal Ini Sebelum Datang ke BBW 2019. Jangan Kalap!

Topik:

  • Paulus Risang
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya