Pertumbuhan Ekonomi DIY Diprediksi Mencapai 6,8 Persen 

Industri kreatif diharapkan jadi sumber ekonomi baru 

Yogyakarta, IDN Times-Investasi, konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah akan menjadi faktor pendorong tumbuhnya perekonomian DI Yogyakarta pada 2019. Diperkirakan pada tahun ini pertumbuhan ekonomi DIY akan mencapai 6,8-7,2 persen.

"Sepanjang tahun 2019 pertumbuhan ekonomi DIY sangat mengejutkan," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, Budi Wibowo, Rabu (27/11).

Budi mengungkapkan pada triwulan I, pertumbuhan ekonomi DIY mencapai 7,51 persen, sedangkan nasional hanya 5,07 persen. Meski pada triwulan II mengalami penurunan menjadi 6,8 persen, namun di akhir tahun nanti diperkirakan akan tumbuh.

Baca Juga: Bandara YIA Beroperasi, Masyarakat Harus Jeli Tangkap Peluang Ekonomi

1. Ada 4 faktor pendorong pertumbuhan ekonomi DIY

Pertumbuhan Ekonomi DIY Diprediksi Mencapai 6,8 Persen IDN Times/Arief Rahmat

Budi memaparkan ada sejumlah faktor pendorong pertumbuhan ekonomi DIY pada tahun ini. Di antaranya konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor.

Konsumsi rumah tangga nantinya akan didorong oleh peningkatan frekuensi long weekend dengan mendorong aktivitas pariwisata. Sedangkan dari sisi konsumsi pemerintah, didorong oleh proyek infrastruktur, seperti kawasan pendukung bandara, Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) dan lain sebagainya.

"Kendati terbesar masih dari infrastruktur, faktor pendorong lainnya yakni dari investasi. Sejalan dengan adanya pembangunan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), maka peluang investasi akan sangat besar," jelas Budi.

Keberadaan Yogyakarta International Airport membuka peluang investasi, baik di sektor infrastruktur maupun akomodasi. Budi menambahkan pada April mendatang, seluruh penerbangan akan mulai beroperasi di bandara baru tersebut.

"Artinya, dengan adanya YIA ini, Kulon Progo sudah siap untuk [membuka peluang] ekspor ke luar negeri," ungkap Budi.

2. Lapangan usaha informasi beri andil di Triwulan III

Pertumbuhan Ekonomi DIY Diprediksi Mencapai 6,8 Persen Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X meninjau stan UMKM di Grebeg UMKM DIY 2019 Bank Indonesia. IDNTimes/Holy Kartika

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Heru Margono mengungkapkan pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan III-2019 tumbuh 6,01 persen, lebih rendah dibandingkan triwulan II yang mencapai 6,77 persen.

Diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2019 mencapai Rp36,24 triliun rupiah dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp26,68 triliun rupiah.

"Andil terbesar pertumbuhan ekonomi DIY triwulan III-2019 (y-on-y) diberikan oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 0,96 persen, diikuti oleh konstruksi yaitu sebesar 0,88 persen dan penyediaan akomodasi serta makan dan minum sebesar 0,86 persen," papar Heru.

Sedangkan dari sisi pengeluaran, andil pertumbuhan terbesar disumbangkan oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto. Sementara itu, andil pertumbuhan ekonomi terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) penyumbang terbesar adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yaitu sebesar 0,86 persen.

"Andil pertumbuhan terbesar berikutnya adalah penyediaan akomodasi dan makan-minum sebesar 0,71 persen, diikuti oleh informasi dan komunikasi sebesar 0,59 persen," imbuh Heru.

3. Optimalisasi peluang sumber ekonomi baru

Pertumbuhan Ekonomi DIY Diprediksi Mencapai 6,8 Persen Sumber Gambar: mondessinnumero1.wordpress.com

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY, Hilman Tisnawan memaparkan meski pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di angka 5,05 persen (y-on-y), namun cenderung melambat. Hal itu seiring dengan adanya perlambatan ekonomi global.

Kendati demikian, kinerja perekonomian DIY berada dalam tren positif. Bahkan, pertumbuhannya selalu melampaui nasional yakni 6,08 persen (yoy). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh KPw BI DIY, Growth Strategy DIY yang menghasilkan, maka perlu optimalisasi kinerja sub-sektor unggulan DIY.

"Antara lain industri tekstil dan produk turunan (TPT), mebel dan kerajinan kayu, serta jasa pariwisata. Termasuk di dalamnya industri kreatif, seperti animasi dan games yang diproyeksi dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru," papar Hilman.

Baca Juga: Gustika Singgung Kesejahteraan Pekerja Industri Kreatif di Era Jokowi

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya