Hotel Chain Hidupkan Lagi Bisnis Hotel Non Bintang

OYO catatkan pertumbuhan pesat setelah buka di Yogyakarta

Sleman, IDN Times - Potensi sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia, membuat Yogyakarta menjadi pasar strategis bagi industri perhotelan atau bisnis akomodasi. Namun kekhawatiran pesatnya hotel bintang  di kota pelajar ini, perlahan akan menggerus hotel melati.

Di Yogyakarta trend hotel chain mulai tumbuh untuk menghidupkan kembali hotel-hotel non bintang yang bisnisnya mulai meredup. Salah satunya OYO yang belakangan mengembangkan ekspansinya.

Baca Juga: 2 Hotel Peraih Award Internasional ini Patut Dicoba jika Kamu ke Jogja

1. Yogyakarta peluang pasar akomodasi yang besar

Hotel Chain Hidupkan Lagi Bisnis Hotel Non BintangDoc Pribadi/Holy Kartika N.S

Tak dipungkiri jika jumlah hotel, baik hotel bintang maupun non bintang di Yogyakarta sangat banyak. Sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia, Yogyakarta banyak dituju berbagai wisatawan, baik domestik, mancanegara, wisatawan berdompet tebal hingga wisatawan berkantong pas-pasan.

“Yogya ini unik, termasuk kota yang spend-nya cukup banyak setelah Jakarta dan Bandung. Selain itu, bagi kami, Yogyakarta adalah market penting,” ujar Region Head Java Oyo Hotels and Homes Indonesia, Bayu Seto dalam acara Media Gathering di Dixie Yogyakarta, Kamis (24/5).

Bayu memaparkan sebagai kota pelajar dan wisata, Yogyakarta memiliki peak season liburan yang cukup banyak. Jumlah wisatawan yang datang juga terus menunjukkan peningkatan pesat. Kondisi ini memberi peluang bagi pemain bisnis perhotelan yang lebih berkompeten berlomba-lomba masuk ke kota ini.

“Sehingga pemain konvensional semakin tergerus bisnisnya. Kami coba tawarkan solusi untuk bermitra dengan mereka. Kami support teknologinya, manajemennya ditingkatkan, ekosistem di-support,” jelas Bayu.

2. Oyo catatkan pertumbuhan hingga 400% di kuartal I

Hotel Chain Hidupkan Lagi Bisnis Hotel Non BintangIDN Times/Holy Kartika

Sejak resmi beroperasi di Yogyakarta pada Januari 2019, OYO Hotels and Homes mencatatkan pertumbuhan yang luar biasa. Bayu mengungkapkan pemesanan kamar selama kuartal 1 atau sejak dua bulan sebelum Ramadan mencapai 37.433 pemesanan dengan rerata pemesanan terjadi setiap 4,5 menit.

“Dalam kurun waktu 4 bulan, sudah ada 67 hotel yang bermitra dengan kami, dengan jumlah kamar lebih dari 1.000 kamar,” imbuh Bayu.

Lebih lanjut Bayu mengatakan selama Ramadhan dan menjelang Lebaran, tren pemesanan kamar semakin meningkat signifikan. Sebagai upaya mengantisipasi potensi tren kenaikan pemesanan kamar menjelang libur Lebaran, Oyo meluncurkan program Ramadhan bertajuk #OYOSilahturahmi.

“Kami memberikan kesempatan untuk menginap di salah satu hotel OYO dengan harga Rp1.000 bagi pengguna yang beruntung,” jelas Bayu.

3. Hotel chain hidupkan kembali bisnis hotel konvensional

Menurut Laporan Kinerja Instansi Pemerintah SKPD Dinas Pariwisata DIY (LKjIP) 2018 diperoleh dari laman portal Dinas Pariwisata DIY, jumlah hotel non bintang di Yogyakarta mencapai 1.618 hotel. Antara lain terdiri dari hotel non bintang, akomodasi, pondokan dan sejenisnya. Sedangkan jumlah hotel bintang tercatat ada 107 hotel.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istidjab M. Danunagoro mengatakan keberadaan hotel chain membawa angin segar bagi industri perhotelan di Yogyakarta. Terutama untuk bisnis akomodasi hotel non bintang yang jumlahnya cukup banyak di Yogyakarta. Tingginya kebutuhan akomodasi di DIY turut didorong dengan pertumbuhan kunjungan wisatawan yang terus meningkat, sehingga persaingan bisnis hotel kiat ketat.

“Adanya hotel chain ini sah-sah saja, karena sudah ada kesepakatan dengan owner hotel non bintang dan pondokan. Terutama hotel-hotel yang belum memiliki sistem pemasaran melalui OTA. Namun, kami berharap hotel yang diajak bermitra adalah hotel yang sudah memiliki TDUP [Tanda Daftar Usaha Pariwisata],” jelas Istidjab.

Baca Juga: Wisata di Dlingo, Spot Baru Yang Instagramable 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya