Prospek Menjanjikan, Warga Jodog Belajar Bikin Anyaman Bambu

Pelatihan ini diinisiasi anggota Komisi D DPRD Bantul‎

Bantul, IDN Times - ‎Kerajinan anyaman bambu di Kalurahan Muntuk, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, terbukti tak goyah oleh pandemik COVID-19. Bisnis kerajinan ini terus berkembang dan diminati konsumen dari berbagai daerah melalui penjualan online.

Hal ini mendorong anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bantul, Eko Sutrisno Aji, menginisiasi pelatihan anyaman bambu untuk meningkatkan pendapatan warga di sekitar tempat tinggalnya di Padukuhan Jodog, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Bantul.

Baca Juga: Dilarang Jualan di Zona II Borobudur, Pedagang Asongan Mengadu ke LBH

1. Warga Jodog tak asing lagi dengan kerajinan bambu‎

Prospek Menjanjikan, Warga Jodog Belajar Bikin Anyaman BambuAnggota Komisi D, DPRD Bantul, Eko Sutrisno Aji menunjukkan hasil kerajinan anyaman bambu dari warga Jodog. (IDN Times/Daruwaskita)

Eko mengatakan warga di Padukuhan Jodog tidak asing lagi dengan kerajinan bambu. Sebab, sebagian warganya memiliki pekerjaan membuat gazebo dari bambu. Oleh karenanya, mereka sangat cocok untuk diberi pelatihan membuat produk kerajinan dari anyaman bambu.

"Pelatihan membuat produk kerajinan dari anyaman bambu ini sebagai pelengkap sebab ada juga pembeli gazebo dari bambu yang menanyakan produk kerajinan dari anyaman bambu. Kemudian gayung bersambut, saya komunikasi dengan Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Bantul untuk memberikan pelatihan membuat kerajinan dari anyaman bambu," katanya, Kamis (16/6/2022).

2. Diharapkan dapat meningkatkan pendapatan warga‎

Prospek Menjanjikan, Warga Jodog Belajar Bikin Anyaman BambuPelatihan pembuatan produk kerajinan anyaman bambu. (IDN Times/Daruwaskita)

Selanjutnya, kata Eko, pihak dinas menyiapkan dua instruktur untuk memberikan pelatihan kerajinan anyaman bambu. Kedua instruktur tersebut merupakan perajin anyaman bambu dari Kalurahan Muntuk yang produk kerajinan anyaman bambunya sudah sangat terkenal.

"Dua orang instruktur atau pelatih ini yang memberikan cara-cara membuat produk-produk kerajinan dengan anyaman bambu selama lima hari," ungkapnya.

"Ada sekitar 20 warga dari Padukuhan Jodog dan beberapa lainnya warga dari padukuhan lain yang masih wilayah Kalurahan Gilangharjo yang ikut pelatihan membuat produk kerajinan dari anyaman bambu," tuturnya.

Dengan pelatihan ini, Eko berharap hasil kerajinan anyaman bambu ini bisa menjadi tambahan pendapatan warga. Sebab permintaan produk kerajinan anyaman bambu ini semakin besar.

"Pemberian pelatihan membuat produk kerajinan dari anyaman bambu ini juga baru pertama kali dilakukan oleh Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Bantul," terang Eko yang juga Ketua DPC PPP Bantul ini.

3. Produk kerajinan anyaman bambu tumbuh pesat saat pendemik‎

Prospek Menjanjikan, Warga Jodog Belajar Bikin Anyaman BambuPelatihan pembuatan produk kerajinan anyaman bambu.(IDN Times/Daruwaskita)

Sementara, salah satu instruktur yang memberikan pelatihan membuat produk kerajinan dari anyaman bambu, Nuryadi, mengatakan dirinya memberikan materi teori pada hari pertama disusul praktik pada hari kedua hingga kelima. Produk kerajinan yang dibuat antara lain piring untuk tempat lalapan, anyaman lingkar untuk dibuat menjadi rantang hingga tempat pensil.

"Jadi untuk prospek produk kerajinan bambu ini sangat menjanjikan. Seperti di tempat tinggal saya di Kalurahan Muntuk, permintaan produk kerajinan bambu ini saat pendemi justru meningkat. Apalagi pemasarannya sudah menggunakan marketplace sehingga produk kerajinan anyaman bambu sudah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia," ungkapnya.

"Memang saat tahun pertama pandemik agak menurun namun tahun kedua pandemik penjualannya terus meningkat hingga saat ini," ungkapnya.

Menurut Nuryadi, pembuatan produk kerajinan dari anyaman bambu bukanlah hal yang sulit. Setelah menjalani pelatihan sebentar, warga sudah bisa membuat produk kerajinan bambu meski masih yang sederhana. Apalagi warga Jodog ini tidak asing dengan kerajinan bambu sehingga lebih mudah untuk diberikan pelatihan.

"Kalau di tempat saya (Kalurahan Muntuk) anak kecil pun sudah pandai membuat produk kerajinan anyaman bambu karena setiap hari melihat orang tuanya," ungkapnya.

Sementara, untuk bahan baku terutama bambu apus saat ini masih sangat mudah didapatkan dan untuk mengawetkan produk anyaman dari bambu ini sudah ada obat kimianya sehingga tidak mudah jamuran atau cepat muncul teternya.

"Sudah ada cara agar produk-produk kerajinan dari anyaman bambu ini bisa bertahan lama, tidak mudah jamuran atau muncul teternya," katanya.‎

Baca Juga: Mahasiswa UNY Olah Limbah Kulit Singkong Jadi Mi Bebas Gluten  

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya