Petani Lahan Pasir Bantul Mulai Kembangkan Agrowisata Jeruk

Tanaman jeruk dapat dipanen setiap 6 bulan sekali 

Bantul, IDN Times - Petani lahan pasir di Pantai Selatan Yogyakarta, saat ini mulai mengembangkan tanaman jeruk. Petani yang berada di Padukuhan Soge, Srigading, Kapanewon Sanden, Bantul mengembangkan tanaman buah di atas lahan seluas 4.200 meter persegi. 

Selain jeruk, aksi yang dimotori oleh Forum Komunikasi Petani Ngrembaka Lir Sambikala juga menanam bawang merah dan sayuran.

 

1. Proses perawatan tanaman di atas lahan pasir sama dengan yang tanah biasa

Petani Lahan Pasir Bantul Mulai Kembangkan Agrowisata JerukTanaman jeruk di lahan pasir pantai selatan Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Salah seorang anggota Forum Komunikasi Petani Ngrembaka Lir Sambika, Yuni mengatakan proses penanaman buah jeruk di lahan pasir tidak berbeda dengan sayuran dan bawang merah. Tanaman ini sama-sama membutuhkan perawatan ekstra karena lahannya berupa pasir. 

"Butuh media lain seperti pupuk kandang hingga irigasi yang mengandalkan dari sumur pantek yang disedot dengan pompa air," terang Yuni, Kamis (10/6/2021).

Musuh utama dari tanaman jeruk yang harus diperhatikan petani adalah munculnya hama rengit. "Ya hama utamanya hanya rengit tadi, hama yang lainnya jarang menyerang tanaman jeruk," ujarnya.

Baca Juga: Pasien COVID-19 di Bantul Nekat Kabur dari Shelter Gara-gara Kambing

2. Saat ini terdapat 4.200 meter persegi lahan pasir ditanami jeruk

Petani Lahan Pasir Bantul Mulai Kembangkan Agrowisata JerukTanaman jeruk di lahan pasir pantai selatan Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Dengan luas lahan mencapai 4.200 meter persegi, saat ini sudah ditanam ratusan pohon jeruk. Di sela pohon, dimanfaatkan petani untuk menanam sayuran.  

"Ya istilahnya seperti tumpang sari. Namun memang akhirnya butuh biaya banyak karena harus merawat tanaman jeruk dan tanaman tumpang sarinya," ungkapnya.‎

Yuni menjelaskan dari masa berbunga hingga siap panen membutuhkan waktu hingga enam bulan.

"Jika perawatan bagus, setiap pohon jeruk bisa menghasilkan 15 hingga 20 kilogram. Kalau pas bagus dihargai Rp10 ribu per kilogram," tambahnya.

3. Petani lahan pasir ingin membentuk agrowisata buah jeruk

Petani Lahan Pasir Bantul Mulai Kembangkan Agrowisata JerukKetua Perkumpulan Forum Komunikasi Petani Ngremboko Lir Sambikala, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Suratno. (IDN Times/Daruwaskita)

Ketua Perkumpulan Forum Komunikasi Petani Ngremboko Lir Sambikala, Suratno mengatakan lahan pasir di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Jawa khususnya di Kabupaten Bantul memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi agrobisnis dan agrowisata.

"Tanaman buah jeruk ini ke depannya akan kita kembangkan menjadi agrowisata. Apalagi jembatan Kretek II dan Srandakan II sudah selesai dibangun, maka wisatawan dipastikan akan bertambah banyak," ungkapnya.

diharapkan tanaman jeruk bisa menjadi daya tarik, sehingga wisatawan dapat memetik langsung petik buah jeruk di pohon.

"Kalau di Bantul saat ini banyak kampung anggur. Kami ingin ada kampung jeruk yang hanya ada satu-satunya di Yogyakarta," ungkapnya.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya