Inovasi Pemdes di Bantul Bangkitkan Ekonomi Warga Saat Pandemi Corona

Siapkan aplikasi pasar desa hingga bantuan tunai ke UMKM

Bantul, IDN Times - ‎Berbagai cara ditempuh oleh pemerintah desa di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, untuk menggerakkan ekonomi UMKM di desa yang tengah terpuruk akibat pandemik COVID-19.

Baca Juga: TPR Pantai Parangtritis Dibuka, Pemdes Khawatirkan Penyebaran Corona

1. Desa Panggungharjo siapkan platform pasardesa.id‎

Inovasi Pemdes di Bantul Bangkitkan Ekonomi Warga Saat Pandemi CoronaKepala Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi (kanan). IDN Times/Daruwaskita

Lurah Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi mengatakan untuk menggerakkan ekonomi UMKM di Desa Panggungharjo pihaknya menyiapkan sebuah platform belanja daring. Platform bernama pasardesa.id ini bisa diakses oleh seluruh warga Desa Panggungharjo.

"Dalam kondisi pandemik COVID-19 saat warga memilih melakukan belanja online atau daring sehingga bisa memanfaatkan platform pasardesa.id yang sudah disiapkan oleh Pemdes Panggungharjo," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (2/6).

2. Platform pasardesa.id mampu menghidupkan puluhan UMKM di Desa Panggungharjo‎

Inovasi Pemdes di Bantul Bangkitkan Ekonomi Warga Saat Pandemi CoronaPelaku UMKM di Jawa Tengah. IDN Times/Dhana Kencana

Platform pasardesa.id saat ini diisi oleh puluhan mitra usaha yang menyediakan berbagai kebutuhan warga yang bisa dibeli secara online. Barang akan sampai di depan rumah tanpa perlu datang ke mitra usaha (warung atau toko kelontong yang ada di Desa Panggungharjo).

"Kita berharap warga yang mendapatkan Bantuan Sosial Tunai (BST) Kemensos, BLT Dana Desa, Bantos Tambahan dari Pemda DIY ketika menyalurkan uang untuk membeli kebutuhan pokok melalui aplikasi pasardesa.id maka uang hanya akan beredar di desa dan ekonomi masyarakat desa terutama UMKM juga terangkat," ucapnya.

Menurut Wahyu, keberadaan platform ini membuat perputaran uang di Desa Panggungharjo mencapai ratusan juta. Dengan begitu, ekonomi warga desa tetap bergerak sembari meminamilisir tatap muka yang berpotensi menularkan COVID-19.

"Bisa dibayangkan ketika 75 desa menggunakan aplikasi pasar online atau daring seperti di Desa Panggungharjo yang menggunakan platform pasardesa.id maka puluhan milyar uang dari bantuan pemerintah hanya berputar di desa atau hanya di Bantul saja karena tidak perlu membeli kebutuhan dari luar kabupaten," ungkapnya.

3. Bakal kucurkan bantuan tunai kepada 17 UMKM yang ada di 17 dusun di Desa Bangunharjo‎

Inovasi Pemdes di Bantul Bangkitkan Ekonomi Warga Saat Pandemi CoronaLurah Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yuni Ardi Wibowo. IDN Times/Daruwaskita

Sementara Lurah Desa Bangunharjo, Yuni Ardi Wibowo memiliki kebijakan tersendiri untuk menghidupkan UMKM di Desa Bangunharjo yaitu dengan memberikan dukungan anggaran kepada satu UMKM di setiap dusun yang ada di Desa Bangunharjo.

"Kita akan memberikan dukungan anggaran kepada 1 UMKM di setiap dusun di Desa Bangunharjo yang disepakati oleh warga di dusun dengan menggunakan anggaran desa,"ucapnya.

Pemilihan UMKM di setiap dusun di Desa Bangunharjo juga mengacu pada beberapa pertimbangan. Antara lain benar-benar terdampak COVID-19, mampu menciptakan lapangan pekerjaan jika dibantu anggaran dari desa, dan produk yang dihasilkan juga dibeli oleh warga Desa Bangunharjo sehingga perputaran uang hanya ada di Desa Bangunharjo saja.

"Namun untuk membantu 1 UMKM di setiap dusun di Desa Bangunharjo yang terdapat 17 dusun harus dilakukan dengan perubahan APBDes terlebih dahulu dan dukungan anggaran bagi setiap UMKM paling besar hanya Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta," ucapnya.

Yuni mengaku sudah melakukan uji coba untuk menghidupkan pelaku UMKM di Desa Bangunharjo. Ia menggratiskan warga untuk bersantap di salah satu warung mie lethek di Dusun Widoro yang anggarannya diambilkan dari kantong pribadinya (gaji dan THR Lebaran Lurah). Hal ini disambut antusias oleh pemilik warung mie lethek.

"Saya yang bayarin sendiri seluruh makanan yang disantap gratis oleh warga karena saya melihat penjual mie lethek terpuruk akibat pandemik COVID-19. Ketika usaha kembali sudah berjalan warga nantinya tak jauh-jauh membeli mie lethek di luar desa agar uang dari warga desa hanya berputar di Desa Bangunharjo," tambah Yuni.‎

Baca Juga: Dua Tempat Wisata Candi Dibuka, Angin Segar bagi Pelaku Wisata

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya